LAYANAN data seluler dan Internet Protocol Television (IPTV) dimatikan selama 24 jam penuh pada 3 Maret 2022 pukul 06.00 WITA hingga 4 maret 2022 pukul 06.00 WITA.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali Gede Pramana.
“Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, provider yang melayani data seluler dan IPTV di wilayah Provinsi Bali dan sekitarnya akan mematikan data seluler dan IPTV,” ujar Gede Pramana dikutip Antara.
Baca Juga:
Nyepi di Bali, Bandara I Gusti Ngurah Rai Tutup 24 Jam
Pemerintah Bali mengimbau penyedia layanan untuk menghentikan layanan internet agar umat Hindu bisa melaksanakan Nyepi dengan khidmat.
Hari raya Nyepi merupakan hari raya tahun baru Saka telah dilakukan sejak 78 Masehi. Meski merupakan acara pergantian tahun, Nyepi berbeda dengan perayaan pergantian tahun baru Masehi biasanya penuh hingar-bingar keramaian.

Perayaan Nyepi merupakan tonggak kebangkitan kerohanian umat Hindu ditandai dengan toleransi dan kerukunan.
Perayaan nyepi awalnya dari pergerakan humanism pada 138-12 SM, sehingga timbulah perdamaian pada masa Raja Kaniska I berkuasa. Ia mengadopsi perjuangan bangsa Saka untuk menciptakan perdamaian. Raja Kaniska I kemudian menetapkan perhitungan tahun baru pada 78 Masehi. Perhitungan tahun itu kemudian diberi nama tahun baru Saka.
Baca Juga:
Merayakan Nyepi di Luar Bali Saat Pandemi
Penetapan tahun baru Saka itu kemudian diperingati seluruh negeri sebagai tonggak perdamaian dan toleransi.
Sampai saat ini, umat Hindu tetap merayakan tahun baru Saka dengan ritual menyepi diwujudkan dalam catur brata Nyepi, meliputi amati geni bermakna tiada berapi-api atau tidak menggunakan dan menghidupkan api, amati karya bermakna tidak bekerja, amati lelungan bermakna tidak bepergian, dan amati lelanguan berarti tidak menikmati hiburan.

Dengan menjalankan brata (pengendalian diri) di Hari Raya Nyepi, umat Hindu diharapkan kembali kepada kesadaran untuk bertoleransi.
Bagi masyarakat non-Hindu juga disarankan untuk melakukan aktivitas di rumah dengan tidak ada layanan internet selama berada di lingkungan tempat hidup masyarakat Hindu terbesar di Indonesia. Lantas apakah bisa hidup tanpa internet dan gadget?
Menjauh dari gadget di era digital sangatlah susah karena kehidupan sehari-hari dipenuhi dengan segala kegiatan berbasis sambungan ienternet.
Internet membuat manusia terfokus pada kegiatan dunia maya bahkan tak jarang lantas menyisihkan kehidupan sosial di dunia nyata.
Bagi umat Hindu, selain tidak beraktifitas di perangkat gadget merupakan bagian dari brata ternyata juga bagus bagi detoks digital. Hal serupa juga berguna bagi umat beragama lain ketika sedang berada di Bali saat Nyepi.

Detoks digital merupakan periode waktu sementara untuk sepenuhnya tak terhubung dengan alat-alat digital. Tujuannya, untuk fokus pada interaksi sosial, mengurangi stres, dan hadir sepenuhnya di dunia nyata.
Istilah detoks digital pertama kali diperkenalkan lewat Oxford English Dictionary di 2013, enam tahun setelah peluncuran pertama iPhone. Kehadiran ponsel pintar tersebut memang benar-benar telah mengubah pola hidup manusia.
Dilansir dari Huffington Post, ada manfaat jika seseorang melakukan detoks digital. Mereka akan merasa lebih tenang dan damai. Ponsel atau tablet tak berbunyi bisa menenangkan pikiran hingga membuat seseorang lebih santai.
Selain itu, manfaat lain adalah bisa berinteraksi sosial dengan orang secaa lamgsung. Berinteraksi secara langsung akan melepaskan hormon oksitosin menimbulkan perasaan bahagia. (Jul)
Baca Juga:
Nyepi Saat COVID-19, Umat Hindu Mengelilingi Rumah Seperti di Pura