Kesehatan

Malaria; Gejala, Penyebab, dan Penanganan, Jangan Anggap Enteng!

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 25 April 2018
Malaria; Gejala, Penyebab, dan Penanganan, Jangan Anggap Enteng!
Malaria banyak ditemui di wilayah tropis. (Foto: ManilaMed)

HARI ini (25/4) adalah hari Malaria Sedunia. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk ini dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani secara tepat.

Malaria merupakan salah satu penyakit tropikal yang tidak boleh dianggap enteng. Biasanya kondisi orang yang terkena malaria adalah badan demam, menggigil dan cenderung mengeluarkan keringat banyak. Juga disertai dengan gejala-gejala lainnya.

Data WHO yang dilansir oleh situs kesehatan Go-Dok, menyebutkan di tahun 2015 penyebaran malaria meliputi 91 negara. Wilayah epidemi itu memiliki tingkat penularan tinggi. Di Indonesia menurut catatan tahun 2001 terdapat 15 juta kasus, 38 ribu berakibat pada kematian. Wilayah epidemisnya meliputi Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai Utara, Maluku, Irian Jaya, Lombok, hingga Nusa Tenggara Timur.

Kenalilah penyebab, gejala dan cara penangann malaria. Berikut merahputih.com menyarikannya dari laman Go-Dok.

malaria
Nyamuk anopheles membawa parasit penyebab malaria. (Foto: Pixabay/ArtsyBee)

Penyebab

Penyebab utama malaria adalah Plasmodium. Parasit ini menular melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Setelah ditularkan melalui gigitan nyamuk, Plasmodium akan masuk ke dalam aliran darah dan terbawa hingga ke sel hati untuk berkembang biak di dalamnya.

Setelah berkembang cukup banyak, Plasmodium akan pecah. Kemudian masuk ke dalam pembuluh darah lalu menyerang sel darah merah sebagai tempat berkembangbiaknya.

Proses tersebut akan terulang pada sel darah merah yang ditempati. Akibatnya, lama-kelamaan Plasmodium akan menyebar ke seluruh tubuh. Hanya dalam waktu 36-72 jam, Plasmodium akan berkembang biak dengan pesat dan memicu pecahnya sel darah merah.

Kondisi inilah yang memicu demam pada pasien. Semakin banyak sel darah merah yang terinfeksi, semakin tinggi pula demam yang diderita.

Plasmodium penyebab penyakit ini utamanya dibagi menjadi 5 spesies, yaitu:

P. falciparum

Parasit yang umumnya ditemukan di Afrika. Spesies ini merupakan jenis yang paling berbahaya, karena bertanggungjawab atas sebagian besar kematian terkait malaria di seluruh dunia.

P. vivax dan ovale

Parasit malaria yang mendominasi negara luar sub-Sahara Afrika. Keduanya merupakan spesies yang menyebabkan malaria kronis. Alasannya tidak lain karena ‘telur’ Plasmodium dapat tidur di dalam sel-sel hati selama bertahun-tahun dan dapat menetas kapan saja.

malaria
Afrika masih menjadi daerah epidemi malaria paling berbahaya. (Foto: The Conversation)

P. malariae

Spesies ini memicu malaria ringan. Gejala yang timbul umumnya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa perlu diobati.

P. knowlesi

Spesies endemis yang hanya terdapat di Asia Tenggara, terutama di Kalimantan. Parasit ini dapat menular dari kera yang terinfeksi ke manusia melalui gigitan nyamuk.


Diagnosis & Pemeriksaan

Untuk mendiagnosis penyakit malaria biasanya dokter membutuhkan wawancara dengan pasien. Ini adalah untuk mengetahui gejala yang dirasakan oleh pasien. Kemudian riwayat berpergian atau pernah bermukim di daerah endemis. Termasuk pula tentang riwayat sakit dan konsumsi obat malaria.

Secara fisik dokter akan melihat kondisi tubuh, pernapasan dan warna air seni.

Tak kurang pula dokter perlu melakukan pemeriksaan penunjang, yaitu:

  1. Pemeriksaan darah tebal dan tipis dengan mikroskop untuk menentukan keberadaan, jenis spesies, tingkat stadium, dan kepadatan Plasmodium.
  2. Diagnosis cepat (RDT-Rapid Diagnostic Test) untuk mendeteksi HRP-Z (Histidine Rich Protein-Z) dan p-LDH (Parasite Lactate Dehydrogenase).
  3. Untuk malaria berat maka pasien harus melakukan serangkaian pemeriksaan lainnya. Seperti cek darah lengkap, kimia darah, EKG, foto toraks, analisis cairan serebrospinais, biakan darah dan uji serologi serta urinalisis.


Gejala


Gejala-gejala yang tampak dari penyakit ini disebut dengan Trias Malaria, seperti menggigil yang diikuti dengan demam dan keringat yang banyak. Selain itu, penderita juga akan menunjukkan beberapa gejala lain, seperti:

1. Demam

Orang yang terkena malaria mengalami demam periodik, yakni demam yang terjadi secara berkala. Pada malaria yang disebabkan oleh parasit P. falciparum, biasanya demam akan terjadi setiap hari. Ini terjadi karena Plasmodium dalam sel darah merah matang dalam waktu 36-48 jam. Sementara itu, jika penyebabnya adalah P. vivax dan P. ovale, demam akan terjadi setiap 3 hari sekali (tertiana). Ini sesuai proses pematangan Plasmodium berkurun waktu 48 jam. Sedangkan, jika disebabkan oleh P. malariae, demam akan timbul setiap 4 hari sekali (kuartana).

2. Splenomegali

Gejala splenomegali hanya terjadi pada penderita malaria kronis. Pada kondisi ini, limpa tersumbat, menghitam, dan mengeras. Itu akibat timbunan sisa hancurnya sel darah merah, parasit, pigmen, sel radang dan jaringan ikat.

malaria
Selalu memakai repellen di daerah epidemi malaria. (Foto: dred)

3. Anemia

Anemia terjadi akibat pecahnya eritrosit. Apalagi bila disebabkan oleh P. falciparum, anemia bisa bertambah parah karena parasit terbukti menyebabkan penurunan masa hidup eritrosit. Ini juga mengganggu pembentukan sel baru akibat depresi eritropoesis dalam sumsum tulang.

4. Ikterus

Gejala lainnya adalah ikterus, atau penyakit kuning. Ini disebabkan karena hancurnya sel darah merah serta terganggunya sel hati.

5. Malaria berat

Akan terjadi berbagai gangguan di dalam tubuh bila seseorang terkena malaria berat. Malaria berat ini disebabkan oleh parasit P.falciparum yang menyerang sel darah merah matang. Gangguan yang terjadi salah satunya penyumbatan pembuluh darah. Gangguan lainnya pada malaria berat seperti:

Sistem saraf pusat
Penurunan kesadaran, disorientasi, koma atau kejang

Saluran cerna
Muntah, diare hebat, perdarahan dan malabsorbsi

Ginjal
Gagal ginjal akut

Hati
Penyakit ikterus (kuning), billous remittent fever dengan muntah hijau empedu

Paru
Edema paru (tertimbunnya cairan pada paru)

Lain-lain
Anemia, malaria hiperpireksia, hipoglikemia dan black water fever.


Penanganan

Harus disadari bahwa malaria dapat menyebabkan kematian. Namun tenang, malaria dapat diatasi dengan obat-obatan antimalaria. Biasanya dokter akan memberikan kombinasi obat Dihydroartemisinin (DHA) dan Piperakuin (DHP) untuk 3 hari. Juga obat primakuin untuk membunuh Plasmodium yang tertinggal di sel hati selama 14 hari.

malaria
Malaria dapat diobati setelah melalui diagnosis dokter. (Foto: Pixabay/stevepb)

Komplikasi

Jangan dianggap enteng penyakit malaria ini. Mungkin sekedar digigit nyamuk tidak bermasalah. Namun jika kamu tergigit nyamuk di wilayah epidemi, sudah seharusnya melakukan pemeriksaan. Sebab jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menimbulkan beberapa komplikasi, seperti:

  1. Malaria serebral
  2. Anemia berat
  3. Gagal ginjal akut
  4. Edema paru atau ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)
  5. Hipoglikemia
  6. Gagal sirkulasi atau syok
  7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan/atau disertai gangguan koagulasi intravaskular
  8. Kejang berulang lebih dari 2 kali dalam waktu 24 jam yang mengarah pada hipertermia
  9. Asidemia (pH darah <7.25) atau asidosis (biknat plasma < 15 mmol/L)
  10. Makroskopik hemoglobinuria karena infeksi malaria akut.


Penularan

Bagaimana seseorang dapat terserang penyakit malaria? Berikut risiko-risiko yang menyebabkan seseorang terserang malaria:

  1. Riwayat menderita malaria
  2. Tinggal di daerah endemis
  3. Pernah mengunjungi daerah endemis selama 1-4 minggu
  4. Riwayat mendapat transfusi darah.


Tindakan Pencegahan

Tentunya pengobatan merupakan langkah ampuh untuk mengusir malaria. Namun yang terpenting adalah tindakan pencegahan. Terutama untuk individu yang akan pergi ke wilayah endemis. Sebaiknya seseorang melakukan tindakan pencegahan yang baik, sebagai berikut

  1. Mengonsumsi antibiotik Doksisiklin 2 hari sebelum pergi dan 4 minggu setelah pulang dari daerah endemis.
  2. Menggunakan kelambu atau repellen (obat anti nyamuk)
  3. Menggunakan celana dan baju berlengan panjang saat berkunjung ke daerah endemis
  4. Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari. (psr)

#Nyamuk Malaria
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love
Bagikan