MerahPutih.com - Meskipun kondisi kasus positif COVID-19 di Indonesia terus konsisten mengalami penurunan, namun pemerintah berharap masyarakat mengurangi mobilitas saat periode libur Natal dan Tahun Baru.
Bahkan, perayaan malam pergantian tahun 2021-2021, pemerintah melarang menyalakan kembang api dan petasan. Karena hal ini dapat menimbulkan keramaian masyarakat, yang dapat berpotensi menyebarkan virus COVID-19.
Baca Juga:
Pemerintah Larang Berkumpul Lebih dari 50 Orang Selama Nataru
Gubernur Anies Baswedan telah menerbitkan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 1473 tentang PPKM Level Satu. Dalam Kepgubnya, Anies melarang pesta perayaan dengan kerumunan di tempat terbuka dan tertutup yang berlaku mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.
Pemprov juga melarang pesta perayaan di area publik, taman umum, dan tempat wisata umum, pada periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 untuk mencegah dan menanggulangi COVID-19.
"Jadi memasuki masa natal dan tahun baru kami minta tidak ada petasan malam tahun baru yang dapat menimbulkan kerumunan, termasuk pesta kembang api," papar Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria di Jakarta
Riza mengatakan, Kepolisian Polda Metro Jaya juga berencana akan menutup jalan-jalan utama ibu kota agar tidak ada keramaian orang di saat malam tahun baru.
Mantan Legislator Senayan ini meminta warga untuk mengurungkan kebiasaanya keliling konvoi Jakarta saat memeriahkan pergantian tahun di tengah serangan Omicron.

"Agar tidak ada kerumunan orang di malam tahun baru seperti malam tahun baru yang lalu," ucapnya.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Penanganan COVID-19 Pemerintah Prof Wiku Adisasmito menekankan, cakupan vaksinasi yang tinggi tidak menghalangi varian Omicron untuk menjadi ancaman yang dekat dan nyata bagi Indonesia.
"Keberadaan varian Omicron sudah merupakan ancaman yang dekat dan nyata yang harus kita antisipasi sejak saat ini. Saat ini, terdapat beberapa data yang menunjukkan negara dengan cakupan vaksinasi dosis lengkap, nyatanya masih dapat mengalami kenaikan kasus," kata Wiku.
Wiku menuturkan, kenaikan kasus tersebut telah terjadi di Amerika Serikat yang memiliki cakupan vaksinasi dosis lengkap sebesar 61 persen, Norwegia dengan 71 persen serta Korea Selatan yang telah mencapai dosis lengkap sebesar 92 persen.
"Negara harus lebih waspada karena banyak negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, dan Australia sudah mengonfirmasi ditemukan adanya varian baru tersebut. Menyebabkan Omicron berada sangat dekat dengan Indonesia," katanya. (Asp)
Baca Juga:
Penyebaran Ratusan Ribu Personel Polri di Titik Keramaian Saat Nataru