Ultah Jakarta

Makna di Balik Prosesi Pernikahan Betawi

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 22 Juni 2021
Makna di Balik Prosesi Pernikahan Betawi
Tradisi pernikahan Betawi penuh dengan bentuk tradisi. (Foto: Kemenag DKI Jakarta)

PENGANTIN yang memilih pernikahan adat harus menghadapi rangkaian ritual. Semua ritual yang harus ditempuhnya begitu sakral dan memiliki makna mendalam.

Demikian pula pengantin Betawi. Berikut prosesi pernikahan adat Betawi dan makna dibaliknya

Baca Juga:

Jakarta Pernah Punya Trem seperti Kota di Eropa

1. Ngedelengi

betawi
Mak comblang akan mendekati perempuan pilihan seorang pria. (Foto: Bridestory)


Ini merupakan prosesi awal yang harus dilakukan oleh calon mempelai pria. Inti dari ritual ini yakni si pria harus mencari calon pasangannya. Setelah menemukan calon pasangan yang cocok, mempelai pria harus memberitahu ke pihak perempuan melalui mak comblang, Jika pihak perempuan merasa cocok, pihak laki-laki akan memberikan uang sembe atau angpao sebagai tanda keseriusan. Selanjutnya, mak comblang akan mempersiapkan bawaan ngelamar.

2. Ngelamar

betawi
Membawa sejumlah barang bawaan dalam prosesi lamaran. (Foto: Bridestory)


Proses ngelamar adalah meminta anak perempuan kepada orangtuanya untuk dipersunting sebagai istri. Di tahap ini, pihak pria harus membawa sejumlah barang bawaan. Barang-barang yang dibawa saat ngelamar antara lain roti buaya, pisang raja, sirih dan hadiah lainnya yang diperkenankan calon mempelai perempuan.

3. Tande Putus

betawi
Tande putus bisa dikatakan sama dengan pertunangan. (Foto: The Bride Dept)


Tande putus adalah sebutan orang Betawi untuk acara tunangan. Tande putus dilakukan seminggu setelah acara ngelamar dilaksanakan. Pada prosesi ini, pihak laki-laki mengirim utusan untuk menemui calon pengantin perempuan. Mereka yang ditunjuk adalah orang kepercayaan pihak pria. Pengantin Betawi biasanya memberi simbolik tande putus seperti cincin iris rotan, duit persalin (seserahan) dan aneka kue. Proses ini sangat penting karena di momen ini keluarga pria dan perempuan akan mendiskusikan tanggal pernikahan, cingkrem (mas kawin), uang belanja, berapa lama pesta akan diselenggarakan, berapa pakaian yang akan digunakan oleh pengantin saat pernikahan, berapa banyak undangan yang akan disebar dan lain-lain.

4. Masa Dipiare

betawi
Ada masa dimana perempuan Betawi yang menikah memasuki masa perawatan tubuh. (Foto: Budaya Indonesia)


Masa dipiare bertujuan untuk mengontrol kegiatan dan kesehatan calon mempelai perempuan. Selain itu, calon pengantin perempuan juga memelihara kecantikannya jelang hari pernikahan. Ketika masa dipiare, pengantin perempuan tidak boleh bercermin, tidak boleh mandi, tidak boleh menukar pakaian, makan gorengan dan lain-lain. Ini dimaksudkan agar calon pengantin menjadi singset atau langsing jelang pernikahan. Dan supaya wajah dan kulitnya tampak lebih bercahaya saat dirias.

Mereka juga akan mengonsumsi jamu godok dan jamu air akar secang. Di masa lalu, masa dipiare memakan waktu bulanan. Namun kini, masa dipiare hanya berlangsung sehari atau dua hari.

Baca Juga:

Mengenal Asal Muasal dan Perjalanan Odong-Odong di Jakarta

5. Siraman

betawi
Prosesi siraman merupakan prosesi yang umum dilakukan di Indonesia. (Foto: Bridestory)


Ini merupakan tradisi yang umum digunakan oleh perempuan Indonesia lainnya jelang pernikahan. Tidak hanya pengantin Betawi. Siraman dilakukan sehari sebelum akad nikah. Sebelum acara siraman dimulai, calon mempelai perempuan harus menjalani masa pingitan dan didampingi oleh dukun manten.

6. Potong Centung

betawi
Beragam keberkahan dipanjatkan dalam prosesi Potong Centung. (Foto: Perpustakaan Digital Budaya Indonesia)


Potong centung adalah membuat centung pada rambut di sisi pipi menggunakan uang logam. Tujuannya agar kedua pengantin mendapat keberkahan. Ritual ini dilakukan di dalam kamar calon pengantin perempuan. Perlengkapan yang perlu disediakan adalah kain putih ukuran 2 meter, kembang setaman, air putih dalam cawan dengan sekuntum bunga mawar, alat cukur, dua keping uang logam untuk batas centung. Sementara ngerik adalah membersihkan bulu-bulu pada calon pengantin perempuan yang tumbuh di sekitar kening, pelipis, tengkuk hingga leher.

7. Malam Pacar

betawi
Malam Pacar biasanya sangat meriah. (Foto: Bridestory)


Malam pacar adalah salah satu ritual yang meriah karena dihadiri kerabat serta teman-teman dekat calon pengantin perempuan. Perlengkapan ritual malam pacar adalah daun pacar secukupnya, bakul berisi beras, bumbu dapur, pisang raja, garam, kapur sirih, kue basah khas Betawi dan bantal sebagai alas daun pisang. Ritual pemberian pacar dilakukan oleh ibu calon mempelai perempuan dilanjutkan dengan sesepuh dan kerabat. Malam pacar dipandu oleh tukang piare.

8. Palang Pintu

betawi
Palang Pintu, atraksi yang mencampurkan guyonan khas Betawi dengan pencak silat. (Foto: Voice of Indonesia)


Tradisi Palang Pintu merupakan identitas masyarakat Betawi. Tradisi ini merupakan prosesi wajib dalam upacara pernikahan adat Betawi sejak dulu yang memadukan antara silat dan seni pantun. Tradisi palang pintu bertujuan untuk menguji keseriusan pihak laki-laki pada perempuan yang akan dinikahi. Dua syarat yang harus dipenuhi calon pengantin laki-laki saat palang pintu adalah menang adu silat dan lancar membaca Al-Quran. (avia)

Baca Juga:

Perayaan Ultah Jakarta Digelar Virtual

#Fashion #Pernikahan #Budaya #Pernikahan Adat #Pakaian Adat Betawi #Suku Betawi #Silat Betawi #Budaya Betawi #Ultah Jakarta 2021 #Jakarta #DKI Jakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul
Bagikan