Mafindo Imbau Masyarakat Hindari Radikalisasi di Medsos

Mula AkmalMula Akmal - Jumat, 04 Agustus 2023
Mafindo Imbau Masyarakat Hindari Radikalisasi di Medsos

Logo Mafindo (mafindo.id)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho mengingatkan warga untuk menghindari radikalisasi di media sosial dengan menerapkan metode berpikir kritis.

Septiaji menyebut kemampuan berpikir kiritis dan logis menjadi mutlak dalam mencerna dan menyimpulkan konten yang tersebar luas di tengah derasnya arus informasi dalam peradaban modern.

Baca Juga:

Hoaks Corona Capai 460 Konten, Mafindo Turun Langsung Edukasi Masyarakat

“Logikanya, seharusnya kalau orang mengakses media sosial, akses informasi menjadi tidak terbatas, dan pada akhirnya bisa memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat dari berbagai perspektif, tetapi faktanya tidak demikian, justru yang terjadi malah sebaliknya,” kata dia.

Alumnus Technische Universitaet Muenchen itu mengatakan ketika seseorang telah merasa sesuatu hal benar tanpa mencari tahu betul latar belakang informasi tersebut, maka ia cenderung menutup diri dari informasi lain di luar yang dia anggap benar itu.

Menurut dia, pada kondisi itulah radikalisasi terjadi. Seseorang yang telah fanatik terhadap suatu informasi, kemungkinan besar akan percaya dengan apapun yang disajikan oleh pemasok informasi itu.

"Orang yang terpapar akan cenderung menolak berita dari kelompok lain. Itulah yang disebut dengan echo chamber effect," kata dia.

Sebagai solusinya, Septiaji mendorong tiga hal. Pertama adalah berperilaku pintar dalam menelaah informasi, yakni selalu seleksi informasi yang diterima: fakta atau fiktif, serius atau tidak, serta bersumber otoritatif dan kredibel atau justru sumbernya tidak jelas.

“Kedua adalah guyub. Kalau dia sebagai masyarakat bisa guyub dengan orang lain, maka dia akan sering berinteraksi dengan berbagai kalangan. Meskipun dia punya keyakinan yang sangat kuat, dia juga terlatih untuk menghargai perbedaan terhadap orang lain," tambahnya.

Sementara itu, solusi ketiga menurut Septiaji adalah guyon. Menurutnya, seseorang yang senang berkelakar cenderung memiliki imunitas yang kuat dan kebal dari upaya radikalisasi.

Baca Juga:

Mafindo Soroti Banyaknya Informasi Tak Benar dan Hoaks Selama Pandemi Corona

"Kalau misalnya dia terbiasa dengan srawung atau berkumpul dengan orang lain dan juga bercanda, maka upaya radikalisasi itu akan sering bertemu dengan jalan buntu," ujarnya.

Kepada kaum muda, Septiaji berharap agar mereka bisa bersikap rasional dalam menanggapi sebuah informasi. Rasionalitas, ucapnya, ditandai dengan bagaimana seseorang sadar diri untuk melakukan pengecekan pada sumber informasi pembanding.

Selain itu, ia juga mendorong generasi muda Indonesia untuk memperbanyak produksi konten media sosial yang moderat. Hal itu bertujuan menekan masifnya konten radikal di internet.

“Jadi, harus ditenggelamkan pandangan-pandangan radikal itu dengan cara memperbanyak, memperbaiki, dan membuat konten-konten yang mengajak masyarakat menjadi lebih moderat," ujarnya.

Dia menambahkan kemampuan berlogika dan berpikir kritis kaum muda Indonesia perlu ditingkatkan agar tidak terjebak dalam ruang gema (echo chamber) media sosial yang membahayakan.

“Saya rasa kemampuan berlogika dan berpikir kritis masih sangat kurang di generasi muda kita. Perlu rasanya kita bisa memahami kesalahan-kesalahan dalam berlogika, sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk berpikir kritis,” imbuhnya. (*)

Baca Juga:

Mafindo Bongkar Akun-Akun yang Sebar Hoaks 'Server KPU Disetting Menangkan Jokowi'

#Mafindo #Masyarakat #Radikalisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Mula Akmal

Jurnalis dan profesional komunikasi dengan pengalaman memimpin redaksi, menggarap strategi konten, dan menjembatani informasi publik lintas sektor. Saat ini menjabat sebagai Managing Editor di Merah Putih Media, dengan rekam jejak kontribusi di The Straits Times, Indozone, dan Koran Sindo, serta pengalaman strategis di Yayasan Konservasi Alam Nusantara dan DPRD DKI Jakarta. Bagi saya, setiap berita adalah peluang untuk menghadirkan akurasi, relevansi, dan dampak nyata bagi pembaca.

Berita Terkait

Indonesia
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
BNPT meminta para orang tua, khususnya para ibu, untuk lebih aktif mengawasi aktivitas digital anak-anak.
Wisnu Cipto - Kamis, 09 Oktober 2025
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Sulitnya Investasi, Shell Resmi Tutup dan Hengkang dari Indonesia Tahun 2026
Beredar kabar di media sosial soal SPBU swasta Shell yang bakal hengkang dari Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Sulitnya Investasi, Shell Resmi Tutup dan Hengkang dari Indonesia Tahun 2026
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Negara dalam Keadaan Darurat, Anies Siap Gantikan Prabowo Jadi Presiden RI
Sebuah konten beredar di media sosial menyebutkan narasi Anies siap mengisi posisi Prabowo jika dalam keadaan darurat.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 25 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Negara dalam Keadaan Darurat, Anies Siap Gantikan Prabowo Jadi Presiden RI
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Pemerintah Indonesia dan Jepang Sepakat Lakukan Pertukaran 500 Ribu Penduduk dalam 5 Tahun
Konten tentang Pemerintah Indonesia merencanakan pertukaran pendidikan dengan Jepang sempat beredar di media sosial.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 23 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Pemerintah Indonesia dan Jepang Sepakat Lakukan Pertukaran 500 Ribu Penduduk dalam 5 Tahun
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Berikan Bansos Tahap 3 Sebesar Rp 7 Juta untuk Setiap Rakyat Indonesia
Bansos ini disebut-sebut akan dibagikan sesuai dengan nomor induk kependudukan (NIK).
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 10 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Berikan Bansos Tahap 3 Sebesar Rp 7 Juta untuk Setiap Rakyat Indonesia
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Pindahkan 150 Ribu TKI dari Malaysia untuk Bekerja di Jepang
Unggahan video tentang Presiden pindahkan TKI Malaysia ke Jepang, tak menyebutkan alasan dan kapan kebijakan tersebut diberlakukan.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 09 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Pindahkan 150 Ribu TKI dari Malaysia untuk Bekerja di Jepang
Indonesia
Mafindo Ingatkan Warga Soal Masif Hoaks Kerusuhan, Penjarahan, dan Represi Aparat, Percayai Berita Media Arus Utama
Warga agar memanfaatkan informasi dari media massa arus utama maupun platform media sosial secara bertanggung jawab.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Mafindo Ingatkan Warga Soal Masif Hoaks Kerusuhan, Penjarahan, dan Represi Aparat, Percayai Berita Media Arus Utama
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: BIN Umumkan Terjadi Darurat Militer karena Ada Upaya Oposisi Mengudeta Prabowo
Sebuah unggahan video menyebut aparat TNI dan Polri tengah bersiaga penuh terkait ancaman kudeta.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
[HOAKS atau FAKTA]: BIN Umumkan Terjadi Darurat Militer karena Ada Upaya Oposisi Mengudeta Prabowo
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Berlaku Tahun Depan, Tanah Tanpa Sertifikat akan Diambil Jadi Milik Negara
Ramai informasi tentang tanah tanpa sertifikat akan diambil alih oleh negara.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 08 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Berlaku Tahun Depan, Tanah Tanpa Sertifikat akan Diambil Jadi Milik Negara
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Agen Mossad Tertangkap Diikat di Rudal Iran Lalu Ditembakkan ke Israel
Perang yang terjadi antara Iran dan Israel masih menjadi kontroversi di media sosial.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 30 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Agen Mossad Tertangkap Diikat di Rudal Iran Lalu Ditembakkan ke Israel
Bagikan