Ma'ruf Amin Sebut Lulusan Program Ekonomi Syariah Tak Siap Pakai

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Rabu, 30 Desember 2020
Ma'ruf Amin Sebut Lulusan Program Ekonomi Syariah Tak Siap Pakai
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (Foto: Antara/Asdep KIP Setwapres)

Merahputih.com - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai mayoritas lulusan program studi ekonomi syariah di berbagai perguruan tinggi Indonesia tidak siap pakai dalam industri perbankan dan keuangan syariah. Sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi syariah.

"Karena tidak memiliki kompetensi sesuai. Atau dalam bahasa yang lebih populer itu tidak terjadi link and match yang kuat antara perguruan tinggi dan industri," ujar Wapres Ma’ruf dalam diskusi daring Sharia Business and Academic Synergy (SBAS), Selasa (29/12).

Baca Juga:

Ogah Seperti Vaksin MR, Sertifikasi Halal Vaksin COVID-19 Diminta Cepat

Sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci penting dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah. Jumlah program studi terkait ekonomi dan keuangan syariah pun sebenarnya cukup banyak, namun hanya sebagian kecil di antaranya yang sudah terakreditasi.

Ma'ruf mengatakan, dari sekitar 800 program studi ekonomi dan keuangan syariah, baru sebagian kecil program studi yang terakreditasi. "Dan banyak yang sama sekali belum terakreditasi," tambahnya.

Menurut data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) tahun 2018, hanya 10 prodi ekonomi syariah yang telah mendapat Akreditasi A, sementara 99 prodi serupa di perguruan tinggi lain terakreditasi B dan 98 lagi terakreditasi C.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (ANTARA FOTO/HO-Asdep Komunikasi dan Informasi Publik Setwapres)

Selain itu, Ma'ruf juga menyayangkan jumlah lembaga sertifikasi dan tenaga ahli ekonomi syariah yang masih sangat sedikit di Indonesia.

"Jumlah lulusan tenaga ahli yang tersertifikasi baru sebanyak 231 orang berdasarkan data dari Lembaga Sertifikasi Profesi Keuangan Syariah tahun 2018," beber dia.

Sementara, sebagaimana dikutip Antara, dari segi proporsi lulusan program ekonomi dan keuangan syariah, baru sekitar 10 persen lulusan prodi ekonomi syariah yang bekerja sesuai dengan pendidikannya. Sisanya adalah SDM dengan pendidikan ekonomi konvensional yang menerima pelatihan terkait perbankan syariah.

Baca Juga:

Siti Nur Azizah Fokus Isu Lingkungan Hidup dan Pembenahan Birokrasi Tangsel

Dia berharap Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia dapat mencari solusi untuk mengakomodasi para lulusan prodi ekonomi dan keuangan syairah tersebut agar dapat berkualitas dan mendorong keberlangsungan industri syariah.

"Saya harapkan agar IAEI melalui forum ini dapat membantu mendiskusikan dan memberikan rekomendasi sesuai dengan kebutuhan dalam mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air," ujarnya. (*)

#Ma'ruf Amin #Bank Syariah #Perbankan Syariah #Keuangan Syariah
Bagikan
Bagikan