MerahPutih.com – Perdana Menteri Narendra Modi meminta maaf kepada masyarakat miskin India yang terkena dampak terparah dari kebijakan penutupan wilayah atau lockdown selama berlangsungnya pandemi virus korona (covid-19).
“Pertama saya ingin meminta maaf kepada seluruh rakyat. Warga miskin pasti berpikir perdana menteri seperti apa ini, yang membuat kami dalam masalah besar,” kata Modi dalam pidatonya di New Delhi, India, sebagaimana dikutip dari Antara di Jakarta, Senin (30/3).
PM Modi telah menerapkan lockdown di India pada 25 Maret untuk 21 hari ke depan. Tujuannya adalah menekan angka penyebaran covid-19 di seantero India. Namun, dia menyadari kebijakannya telah membuat banyak warga India menderita.
Baca Juga:
Dikarantina Selama 21 Hari, 1,3 Miliar Warga India Dilarang Keluar Rumah
Meski demikian, Modi menegaskan langkah lockdown diperlukan untuk mencegah penyebaran virus corona yang saat ini sudah menjangkiti 1.024 orang dan menewaskan 27 orang di India. “Langkah yang diambil sejauh ini, akan memberikan India kemenangan melawan corona,” tegas dia.

Namun keputusan tersebut menghantam jutaan warga miskin di India. Banyak dari mereka kelaparan, dan sejumlah pekerja migran melarikan diri dari berbagai kota besar karena pekerjaan mereka dihentikan.
Menurut lembaga think-tank Brookings, dari 1,3 miliar populasi India, 73 juta di antaranya adalah rakyat miskin. Kebanyakan mereka mengecam keputusan Modi yang membuat mereka kian sengsara.
Akibat keputusan lockdown tersebut, ribuan dari mereka memutuskan pulang kampung, berdesakan di terminal dan stasiun, malah semakin berisiko menularkan corona. Kekacauan timbul karena alat transportasi tidak beroperasi sehingga warga mulai berjalan kaki ratusan kilometer ke kampung halaman mereka.

Tanda pagar #ModiMadeDisaster trending di Twitter India pada Minggu. Kematian akibat mudik juga terjadi. Pada Sabtu, empat warga tewas tertabrak truk ketika mereka jalan kaki di negara bagian Maharashtra. Seorang pria pada Sabtu meninggal dunia karena kelelahan berjalan kaki 200 kilometer untuk mudik.
Jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi di India naik menjadi 979 pada Minggu, termasuk 25 kematian. "Kami akan mati karena berjalan dan kelaparan sebelum terbunuh oleh corona," kata pekerja migran Madhav Raj, 28, saat dia berjalan di jalanan Uttar Pradesh.
Meskipun sebagian besar ahli sepakat bahwa karantina ketat di India diperlukan untuk menjaga penyebaran virus tetap terkendali, dampak ekonomi dari langkah ini menyebabkan kemarahan di kalangan orang miskin.
"Kami tidak punya makanan atau minuman. Saya duduk memikirkan bagaimana memberi makan keluarga saya," kata ibu rumah tangga Amirbee Shaikh Yusuf, 50, di perkampungan kumuh Dharavi di Mumbai. "Tidak ada yang baik dari kuncian ini. Orang-orang marah, tidak ada yang peduli pada kita." (*)
Baca Juga: