Lirik Startup Indonesia, Y Combinator Tawarkan Kesempatan Pengembangan

Dwi AstariniDwi Astarini - Minggu, 21 Oktober 2018
Lirik Startup Indonesia, Y Combinator Tawarkan Kesempatan Pengembangan
Startup accelerator Y Combination mengundang startup Indonesia untuk berkembang bersama. (foto: istimewa)

PARA pelaku startup di Indonesia kini punya kesempatan untuk berkembang menjadi lebih besar seperti sejumlah perusahaan rintisan ternama global seperti Dropbox, Airbnb, Optimizely, Quora Reddit, Zenefits, Twitch.tv, dan Weebly. Kesempatan tersebut diberikan sebuah perusahaan startup accelerator paling prestisius di dunia, Y Combinator.

Perusahaan yang bermarkas di Mountain View, California, Amerika Serikat, tersebut hadir di Indonesia untuk mencari bibit startup terbaik Tanah Air untuk berkembang bersama. Demikian diungkapkan Gustaf Alstromer, perwakilan dari Y Combinator, dalam rilis yang diterima Merahputih.com.

Dalam sebuah forum diskusi yang diinisiasi Xendit di Block71 Jakarta, awal pekan ini, Y Combinator mengundang perusahaan rintisan Indonesia untuk mengajukan diri untuk ikut ambil bagian dalam program pengembangan bisnis yang mereka tawarkan.

y combinator
Y Combinator telah membantu 1.900 perusahaan rintisan di seluruh dunia. (foto: istimewa)

Y Combinator yang didirikan pada 2005 tersebut telah membantu 1. 900 startup dari berbagai negara di dunia. Program pengembangan mereka meliputi akselerasi selama 3 bulan di Silicon Valley. Di sana, para pendiri startup dibantu untuk mematangkan konsep usaha mereka hingga proses inisiasi dan pendirian usaha. Secara total, valuasi gabungan seluruh perusahaan Y Combinator diperkirakan mencapai US$ 100 miliar.

Salah satu perusahaan rintisan Indonesia yang telah bekerja bersama Y Combinator ialah Xendit. Xendit merupakan perusahaan payment gateway di Indonesia yang memudahkan segala jenis transaksi pembayaran secara digital pada berbagai bisnis dan usaha. Diluncurkan di Indonesia, Xendit merupakan salah satu perusahaan jebolan Y Combinator yang pertama kali beroperasi di negara ini.

CEO Xendit Moses Lo mengatakan Xendit merupakan startup lokal yang berhasil masuk dan diakselerasi di Y Combinator, hingga akhirnya sukses mendapatkan funding dan beroperasi di Indonesia. “Bergabung ke dalam Y Combinator memberikan banyak pelajaran dan manfaat bagi kami, baik dalam mempertajam produk maupun penawaran kami, mendapatkan funding serta strategi untuk berkembang secara pesat dan matang sebagai sebuah perusahaan,” jelasnya.

Dia dan Co-Founder Xendit Tessa Wijaya memilih Indonesia sebagai basis dengan alasan percaya akan potensi pasar dan sumber daya manusia di Indonesia. "Bisnis berkembang pesat di sini dan membutuhkan dukungan layanan solusi pembayaran digital yang aman, mudah, dan efisien. Xendit menjawab kebutuhan tersebut, dengan membangun infrastruktur pembayaran sehingga dapat mendukung bisnis untuk berkembang lebih cepat lagi. Pada akhirnya kami berharap hal tersebut juga membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Moses.

Y combinator
Startup Indonesia kini punya kesempatan berkembang secara global. (foto: istimewa)


Banyaknya tech talent lulusan universitas terkemuka yang sangat bersemangat untuk membangun produk terbaik bersama di Indonesia juga menarik perhatiannya. "Gabungan antara dukungan dari Ycom (Y Combinator), advanced technology, dan talenta terbaik di negeri ini menjadikan Xendit menjadi salah satu perusahaan yang berkembang cepat secara organik di Indonesia,” ujar pria yang beribu asal Bangka tersebut.

Selain Moses, juga hadir Susli Lie dari Dana Cita dan Steven Wongsoredjo dari Nusantara Technology. Ketiganya berbagi pengalaman diakselerasi Y Combinator. Dana Cita yang hadir pada 2017 merupakan startup fintech lending yang mengupayakan pembiayaan untuk pendidikan.

Susli yang merupakan Co-Founder Dana Cita menegaskan pihaknya merupakan satu-satunya startup fintech lending asal Indonesia yang lolos seleksi masuk Y Combinator. "Berkat pencapaian yang membanggakan ini, Dana Cita telah berhasil dan akan terus mewujudkan mimpi banyak pelajar dan mahasiswa di Indonesia untuk menempuh pendidikan di jenjang yang lebih tinggi," kata Susli Lie.

Sementara itu, Alstromer mengatakan sangat senang bisa hadir dan memperkenalkan Y Combinator di Indonesia. Pihaknya percaya akan potensi startup Indonesia dan berharap akan banyak yang mendaftarkan dan berkembang bersama Y Combinator. Dia mengingatkan agar pemohon yang ingin mendapatkan pendanaan dari Y Combinator, 40%-nya merupakan pemohon yang mengajukan proposal berulang-ulang. "Kami bahkan menerima jika perusahaan yang kamu bangun masih dalam sebatas ide. Kami ingin melihat keunikan dari yang kamu buat yang tidak dilakukan oleh orang lain," tutup dia.(*)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan