BUAT kamu Bagi yang aktif atau setidaknya mengikuti tren di dunia teknologi digital tren pegiat seni, mungkin sudah tidak asing dengan istilah NFT.
“Sebagian orang berpikir kalau NFT adalah menjual gambar dan mendapatkan uang dengan cepat,” kata Ditra Komala ahli di dunia marketing dan transformasi digital web 3, cryptocurrency, NFT, dan blockchain dalam weibinar Peluang NFT Melampaui Seni yang digelar oelh NFT Bentara Budaya pekan lalu (11/2).
Baca Juga:

Beberapa orang pasti masih ingat dengan kehebohan di awal tahun 2021, pada objek atau aset digital yang bagi kalangan tertentu dinilai unik. Malahan dapat dijual tentunya menghasilkan uang yang bernilai fantastis. Tak hanya itu, NFT kini menjadi salah satu fungsi khusus yang biasa orang gunakan walau tidak semuanya dan kegunaanyanya pun tidak hanya menjual gambar online saja. Karena berdasarkan data yang di dapatkan bahwa transaksi pembelian NFT pada tahun 2018 hingga 2020 sangat sepi dan orang tidak mengetahui NFT. Ketika tahun 2021 berawal dari negara Amerika, NFT mulai kembali meningkat akibat terjadinya pandemi covid-19 yang lalu hingga Februari sampai awal tahun pun semakin naik dan kembali menurun. Hal ini bisa terjadi karena NFT yang dianggap sebagai jualan gambar online, telah dijadikan tempat mencari uang dengan cepat dan dimanipulasi oleh bandar seperti influencer dan venture capital. “Jadi misalkan nih, influencer A ngeluarin NFT A gitu ya. NFT A-nya rilis sudah sold out dan laku habis. Akhirnya ditinggal begitu saja influencer-nya dan harganya hancur yang rugi pembelinya atau fanbase-nya. Beli gambar aja masa enggak ada apa-apa. Enggak ada fungsinya juga untuk NFT,” jelas Ditra. Tercatat di tahun 2022, ada 90 projek NFT mengalami penurunan dan celakanya NFT dianggap hanya menjual menjual gambar online. Kerugian yang dialami oleh pembeli dari Indonesia dan luar negeri pun masih sering terjadi.
Bahayanya NFT di tahun lalu, masih terdapat regulasi yang belum jelas termasuk pemerintah yang tidak andil dalam permasalahan ini. Makanya orang jahat bisa mengambil kapan saja dengan kredit annoymus alias tak dikenal.
Baca Juga:

Mungkin kamu masih ingat pada Ghozali yang viral beberapa waktu lalu. Ghozali sempat menjual foto selfie-nya melalui NFT. Ketika netizen Indonesia melihat ada foto dirinya yang muncul di OpenSea dan beberapa pengguna dari NFT.
Orang-orang pun ikut mengapresiasi akan kreatifitas maupun keberanian yang dimiliki oleh Ghozali. Walau beberapa waktu ia menjual foto dirinya ke orang yang tidak dikenal pun tidak pernah takut.
Perlu diingat bahwa tidak semuanya NFT bersifat buruk. NFT adalah aset digital yang mewakili wujud berbagai bentuk aset dunia nyata, seperti objek seni layaknya lukisan yang dibuat dan tercatat dalam ekosistem blockchain.
Seperti dilansir melalui Bentara Budaya, perkembangan terbaru di dunia NFT adalah mengetahui bagaimana caranya seniman mengubah karya seni digital menjadi memonetisasi. Selain itu, NFT dapat digunakan dalam industri diluar seni, seperti barang koleksi dan gim. Setiap aset digital yang terdaftar sebagai NFT memiliki token kepemilikan lewat kode identitas yang unik. Dengan demikian tidak dapat diunduh secara bebas layaknya aset digital yang selama ini banyak beredar di internet.
Kemudian NFT menawarkan beberapa peluang khusus. Contohnya seperti memberikan kesempatan kepada pelaku seniman di Indonesia yang saat ini masih meng-upload foto di blockchain hanya untuk koleksi saja. (dkr)
Baca Juga: