Liga 1 Dimulai, Verifikasi Pemain Asing Masih Bermasalah

Andika PratamaAndika Pratama - Jumat, 23 Maret 2018
Liga 1 Dimulai, Verifikasi Pemain Asing Masih Bermasalah
Laga Liga 1. Foto: PT LIB

MerahPutih.com - Kick off Liga 1 baru saja dimulai. Namun, seiring dengan berjalanannya kompetisi musim ini, ada yang perlu dicermati terutama soal regulasi kompetisi Utamanya terkait pemain asing. Maklum, musim lalu, banyak sekali pelanggaran regulasi menyangkut syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Mulai dari pelanggaran International Transfer Certificate (ITC) melalui TMS (Transfer Machine System) sampai soal Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) yang tak dipenuhi dan pada gilirannya membuat kompetisi menjadi cacat regulasi. Bahkan, sejatinya berimplikasi kepada tak diakui hasil pertandingan bila menilik regulasi Liga 1 2017.

Liga 1 musim 2018 ada sejumlah perubahan terkait pemain asing. Di antaranya tak lagi ada istilah Marquee Player yang sejatinya cukup bagus untuk mengangkat pamor industri kompetisi sepakbola nasional bila dijalankan dengan konsisten. Meski Marquee Player sudah dihapuskan jumlah pemain asing yang dibolehkan direkrut tetap sama: empat pemain. Dengan kriteria tiga non Asia dan satu Asia.

Berdasarkan hasil riset Lembaga Penelitian dan Pengembangan Save Our Soccer, tercatat sudah 70 pemain asing yang direkrut klub dari potensi maksimal 72 pemain. Hanya Persipura Jayapura dan Persebaya Surabaya yang masih menyisakan satu slot. Dari total pemain yang sudah masuk berasal dari 25 negara.

Brasil penyumbang paling banyak: 19 pemain, diikuti Korea Selatan enam pemain, Argentina lima pemain, Belanda empat pemain. Yang menarik musim ini banyaknya pemain dari Balkan. Serbia dan Montenegro masing-masing menyumbangkan empat pemain.

Dari Zona Wilayah dan Konfederasi tercatat pemain asal Amerika Latin (CONMEBOL) paling banyak direkrut dengan 25 pemain. Eropa (UEFA) 19 pemain, Asia (AFC) 17 pemain, dan Afrika (CAF) Sembilan pemain. Pemain lama total 33, pemain baru 29 dan pemain yang pernah main di Indonesia lalu sempat pindah ke negara lain dan kini kembali lagi berjumlah delapan pemain.

Terkait pemain asing PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku regulator dan operator menggunakan FIFA Regulation on the Status and Transfer of Player (RSTP) edisi 2018. LIB sendiri dalam regulasinya memberikan tekanan khusus terhadap pemain asing mulai pasal 22-32. Dari halaman 34 sampai 47. Khusus soal Strata Pemain Asing dibahas pada pasal 29 ditambahkan dengan lampiran. Untuk proses pendaftaran pemain asing yang boleh dimainkan LIB sendiri membuat tim khusus verifikasi. Sayangnya, masih saja ada masalah.

SOS mencatat ada tiga pemain bermasalah terkait pasal 29. Pertama, bek Persib asal Serbia, Bojan Malisic. Kedua, striker Mitra Kukar asal Spanyol, Fernando Rodriguez. Keduanya, tidak memenuhi syarat verifikasi karena terakhir berkompetisi di Liga Filipina. Malisic bermain untuk Davou Aguillas dan Rodrigues untuk Ceres Negros. Dalam lampiran regulasi Liga Filipina tak tercantum sebagai kompetisi yang pemainnya boleh tampil di Gojek Liga 1. Lampiran 2 Regulasi, Halaman 86 terkait Strata Kompetisi – Verifikasi.

Pemain Asing disebutkan untuk Zona AFC yang dibolehkan berasal dari kompetisi Uni Emirates Arab, Korsel, Cina, Arab Saudi, Jepang, Qatar, dan Iran minimal dari kompetisi strata kedua. Sementara Australia, Uzbekistan, Thailand, Irak, Tajikistan, Malaysia, Hongkong, India, Suriah, Vietnam, Yordania, Kuwait, dan Bahrain harus berasal dari kompetisi strata 1. Di luar dari itu tak diperbolehkan. Pemain ketiga yang bermasalah adalah gelandang PS Tira, Kim Sang Min, yang terakhir bermain untuk klub Changwon City, kontestan strata tiga kompetisi Liga Korsel.

"Regulasi dibuat untuk dijalankan. Penegakkan regulasi kunci dari sukses tidaknya kompetisi. Artinya, pemain yang tak memenuhi kriteria strata kompetisi – verifikasi pemain asing tidak boleh disahkan. Bila tetap disahkan berarti tim verifikasi yang bertugas abai dan teledor. Ini akan menjadi preseden buruk," Kepala Departemen Litbang SOS, Dika Surjanto dalam rilisnya hari ini.

“Harusnya PT LIB meminta klub bersangkutan untuk mengganti pemainnya sesuai aturan mumpung masih di awal musim," tambahnya.

Selain soal verifikasi Strata Kompetisi ada juga verifikasi pemain asing yang bermasalah, Litbang Save Our Soccer juga menekankan agar aturan terkait ITC via TMS dan KITAS ditegakkan.

"Pemain yang belum mendapatkan ITC via TMS dan belum memiliki KITAS tidak boleh diizinkan bermain sampai administrasinya benar-benar selesai. Bila kembali diulangi seperti musim lalu berarti kompetisi Liga 1 2018 tak ada kemajuan. Mengulang kesalahan masa lalu adalah pengingkaran terhadap visi dan misi PSSI Profesional dan Bermartabat," ujarnya.

Dalam pasal 25 poin i, tercantum persyaratan keimigrasian yang harus dipenuhi pemain/pelatih asing seperti paspor, Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS), dan salinan kontrak kerja pemain asing dan intermediaries, serta dokumen-dokumen yang menyatakan bahwa pemain bersangkutan telah memenuhi ketentuan-ketentuan mengenai strata dan verifikasi pemain asing berdasarkan pasal 29. Dalam Pasal 26 ayat 6 tentang status pemain, tercantum pula

"LIB berhak melakukan verifikasi terhadap dokumen yang dipersyaratkan dalam proses pendaftaran pemain sebagai mana diatur dalam pasal 25. Ketidaklengkapan dokumen dari Pemain akan mengakibatkan Pemain yang bersangkutan tidak akan disahkan oleh LIB dan tidak diizinkan untuk ikut serta dalam pertandingan."

Sementara KITAS menjadi syarat mempekerjakan tenaga asing sesuai Permenakertrans Nomor 12 Tahun 2013. Tanpa KITAS artinya mereka masuk daftar pekerja asing illegal.

"BOPI sebagai kaki tangan Pemerintah via Kemenpora yang menangani olahraga profesional harus benar-benar bekerja menegakkan hukum negara. BOPI tak boleh tinggal diam terhadap pekerja illegal di sepak bola Indonesia. Kalau didiamkan sama saja artinya dengan ‘mengkhianati’ negara," pungkasnya. (*)

#Save Our Soccer #Liga 1
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan