MerahPutih.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi dari level II waspada menjadi level III siaga pada Kamis (5/11).
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, mengatakan saat ini aktivitas Gunung Merapi memang terus meningkat. Selain itu, BPPTKG telah memetakan sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak paling parah jika terjadi erupsi .
"Aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk. Sehubungan dengan hal tersebut maka status aktivitas G. Merapi ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) berlaku mulai tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB," kata Hanik dalam keterangannya, Kamis (5/11).
Baca Juga
Sejumlah wilayah di DIY dan Jawa Tengah masuk dalam daerah bahaya dan rawan bencana. Di antaranya berada di Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten.
Desa di Kabupaten Sleman yang masuk daerah bahaya diantaranya Desa Glagaharjo, Kepuharjo dan Umbulharjo di Kecamatan Cangkringan, Sleman, D.I. Yogyakarta. Sementara, di Kabupaten Magelang adalah Desa Ngargomulyo, Krinjing, Paten di Kecamatan Dukun.
"Kalau di Kabupaten Boyolali ada Desa Tlogolele, Klakah, Jrakah di Kecamatan Selo, Boyolali dan Desa Tegal Mulyo, Sidorejo dan Balerante Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah," jelas Hanik.

Pihaknya mengimbau pada pemerintah setempat untuk gerak cepat mensosialisasikan informasi ini pada penduduk di kawasan rawan bencana (KRB) III yang berada dilereng merapi.
Serta mengimbau pelaku wisata dan warga menjauh dan menghentikan kegiatan di KRB III termasuk menghentikan kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi. Selain itu, kegiatan penambangan di beberapa wilayah diminta untuk dihentikan
Selanjutnya, pemerintah daerah empat kabupaten yang disebutkan sebelumnya diminta mempersiapkan segala sesuatu terkait antisipasi erupsi.
Gunung Merapi berstatus waspada sejak 21 Mei 2018. Merapi sempat mengalami erupsi magmatis kembali pada 11 Agustus 2018 yang berlangsung sampai bulan September 2019.
Seiring dengan berhentinya ekstrusi magma, Merapi kembali memasuki fase intrusi magma baru yang ditandai dengan peningkatan gempa vulkanik dalam (VA) dan rangkaian letusan eksplosif sampai dengan 21 Juni 2020.
Data hasil pemantauan aktivitas vulkanik, yaitu pertama setelah letusan eksplosif 21 Juni 2020, kegempaan internal yaitu VA, vulkanik dangkal (VB) dan fase banyak (MP) mulai meningkat.
Baca Juga
Sebagai perbandingan, pada bulan Mei 2020 gempa VA dan VB tidak terjadi, dan gempa MP terjadi 174 kali. Pada bulan Juli 2020 terjadi gempa VA 6 kali, VB 33 kali, dan MP 339 kali. (Teresa Ika/Yogyakarta)