MerahPutih.com - Kebijakan pelonggaran memakai masker diumumkan Presiden Joko Widodo. Warga sudah bisa tidak menggunakan masker di ruang publik terbuka.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengingatkan, meski ada pelonggaran, namun kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat yang baik. Hal ini karena virus masih ada.
Baca Juga:
Saat Jokowi Putuskan Warga Bebas Masker, COVID-19 Harian Tambah 247 Kasus
"Jadi sekuat apa pun negara mencoba mengatur masyarakatnya untuk berperilaku hidup sehat tetap yang paling baik adalah kesadaran untuk berperilaku hidup sehat itu ada di masing-masing individu," kata Budi saat memberikan keterangan pers tentang “Pelanggaran Prokes dan Pengaturan” secara daring, Selasa (17/5).
Budi menyebutkan, dalam tahap transisi pandemi ke endemi, masyarakat sudah menyadari bagaimana cara untuk melakukan protokol kesehatan (prokes) hidup yang sehat di dirinya dan keluarganya masing-masing. Namun, mewujudkan hal tersebut, masih tetap memerlukan edukasi dan penerapannya secara bertahap.
"Apa yang sudah dilakukan oleh Bapak Presiden merupakan salah satu langkah untuk kita mulai secara bertahap bertransisi dari pandemi menjadi endemi," ujar Budi.

Budi mengungkapkan, ternyata kemampuan imun orang Indonesia terhadap varian Omicron baru cukup baik. Hal ini berdasarkan survei serium dan kasus menurun dari varian yang sama sub-varian B2 Omicron. Data ini menjadi salah satu pertimbangan pemerintah mulai melonggarkan kebijakan wajib maskar karena kasus COVID-19 relatif sudah terkendali.
Ia mengatakan, selama ini kenaikan kasus COVID-19 disebabkan karena adanya varian baru, daripada acara besar seperti Lebaran dan tahun baru. Dan saat ini terjadi lonjakan kasus di AS, Jepang, Taiwan, Tiongkok dipicu dari sub-varian BA2 Omicron
"Nah yang menarik di Indonesia dan India BA2 sudah dominan, namun tidak mengamati kenaikan kasus yang tinggi. Jadi relatif Indonesia dan India imunnya terhadap varian baru cukup baik," kata Budi. (Knu)
Baca Juga:
Jokowi Izinkan Masyarakat Lepas Masker di Ruang Terbuka