Leonardo DiCaprio Investasi di Uber Sampah

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 24 November 2016
Leonardo DiCaprio Investasi di Uber Sampah
Presiden Barack Obama dan Leonardo DiCaprio. (Foto: Instagram.com/@leonardodicaprio)

Leonardo DiCaprio bintang peraih piala Oscar dalam film The Revenant, mengerti pentingnya dunia yang tumbuh tanpa sampah. Sebagai seorang aktivis lingkungan yang juga dermawan ia pun melakukan investasi di bidang distribusi sampah.

Rubicon Global perusahaan di mana DiCaprio diangkat menjadi salah satu Direkturnya menerapkan bisnis distribusi sampah menggunakan model Uber.

Sebagai start-up dalam usaha sampah, CEO Rubicon Global yang juga pendirinya Nate Morris, mengubah pola lama di mana satu perusahaan mengangkat sampah yang ada kemudian membuangnya di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu dan menagih konsumennya bulanan.      

Dalam model bisnis Uber Sampah, Morris memadukan tukang sampah lokal dengan klien multi nasional. Dari sana diambil kesepakatan jadwal pengangkutan sampah sesuai permintaan menggunakan teknologi aplikasi.

Bisnis teknologi Uber Sampah ini merupakan salah satu investasi yang menjanjikan. Rubicon Global berhasil meraih dana bantuan US $95 juta dari investor seperti like Salesforce C.E.O. Marc Benioff penemu Uber C.T.O. Oscar Salazar, Bill Ackman, and Goldman Sachs. Belum lama juga mengumumkan jajaran direksinya termasuk David Plouffe, mantan manajer kampanye Barack Obama yang kini menjabat wakil presiden senior Uber bidang strategi dan kebijakan; wanita pengusaha asal Kanada Marie-Josée Kravis; dan juga Leonardo DiCaprio. Di lingkungan perusahaan teknologi, Rubicon lebih dikenal sebagai Uber Sampah.

Mantan pegawai Kabinet Kentucky untuk masalah pengembangan ekonomi itu memperoleh ide tentang bisnis Rubicon ketika menghadiri seminar di Beijing saat pelaksanaan Olimpiade 2008.

Nate Morris CEO Rubicon Global (Foto : Instagram.com/@loopindustries)

Ketika itu Morris terkejut mengetahui bahwa pemerintah kota Beijing ternyata tidak mampu mengurusi masalah manajemen sampah dan daur ulangnya.  Setahun kemudian, ia mendirikan Rubicon berdua bersama teman SMAnya, Marc Spiegel, yang keluarganya selama bertahun-tahun bekerja di bidang sampah.

Idenya sederhana daripada mengangkut sampah perusahaan dan membawanya ke tempat tertentu, Rubicon  beroperasi dengan skala ekonomi. Dengan teknologi sepadan bekerja dengan menghubungkan para pengakut independen dengan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan sampahnya diangkut.

"Sebagai salah satu kunci tanggung jawab terhadap masyarakat, Rubicon justru menghindari tempat pembuangan sampah yang dialokasikan disekitar komunitas yang biasanya serba tidak mampu. Padahal ada aspek-aspek tertentu sehingga membuat sampah bisa menjadi pemicu penyakit kanker," kata Morris.

Konsultan platform piranti lunak Rubicon, Caesar, juga mengadakan proses lelang secara online untuk membantu perusahaan manajemen sampah bersaing memperoleh kontrak, dengan gol utama mengurangi jumlah waktu pengangkut datang menjemput sampahnya.

Di industri di mana pengangkut sampah biasanya di bayar perangkutan yang artinya pemborosan waktu juga uang, Morris menemukan celah efisiensi. Kini, klien bisa menjadwalkan pengangkutannya menggunakan platform Rubicon sesering mungkin atau sejarang mungkin.

Rubicon bukan layanan on-demand meski menggunakan basis penjadwalan, tetapi mencerminkan ke-efisienan Uber sebagai logistic, yang dikenal selama ini. (dsyamil)

BACA JUGA

  1. Demi Taman Nasional Gunung Leuser, Leonardo DiCaprio Ajukan Petisi ke Presiden Jokowi
  2. Sering Dibully, Akhirnya Leonardo DiCaprio Bawa Pulang Piala Oscar
  3. Diam-Diam Kunjungi Taman Nasional Gunung Leuser, Leonardo DiCaprio Dipuji

 

 

#Uber Trash #Rubicon Global #Leonardo DiCaprio
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan