MerahPutih.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memulai pelelangan dini untuk percepatan realisasi pelaksanaan kegiatan infrastruktur Tahun Anggaran 2021. Tender sudah dimulai sejak Oktober 2020 sebanyak 3.175 paket senilai Rp38,6 triliun.
Tercatat, hingga 15 Januari 2021 sebanyak 1.191 paket senilai Rp 14,6 triliun telah selesai dilakukan tender dini. Dan selanjutnya, hingga akhir Februari 2021 sebanyak 1.984 paket senilai Rp24 triliun ditargetkan akan diselesaikan dan ditandatangani kontraknya. Kementerian PUPR mendapatkan porsi anggaran yang sangat besar senilai Rp149,8 triliun.
Baca Juga:
DPR Kritik Serapan Dana Pemulihan Ekonomi Tidak Maksimal
"Dan sisanya akan kami selesaikan selambat-lambatnya April 2021. Dengan percepatan lelang paket-paket pekerjaan, kami perkirakan penyerapan anggaran hingga akhir Januari 2021 akan mencapai Rp14,8 triliun atau sebesar 9,9 persen," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keteranganya, Senin (18/1).
Presiden Jokowi mengatakan, lelang dini yang dilakukan Kementerian PUPR sangat penting dalam rangka menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia Pada APBN 2021.
"Saya ingin mengingatkan seluruh jajaran di Kementerian PUPR agar anggaran yang besar ini harus memiliki dampak yang signifikan, memberikan daya ungkit bagi ekonomi kita, membuat sektor konstruksi nasional bergeliat kembali,” kata Presiden.
Jokowi mengatakan, bergeraknya kembali sektor konstruksi, bukan saja memberikan kesempatan kerja bagi para pekerja konstruksi, tetapi juga akan menggerakkan rantai pasok sektor konstruksi.
“Tentunya akan memberikan multiplier effect yang luas bagi industri yang terkait konstruksi, seperti industri baja, besi, semen, alat berat, dan juga sektor informal seperti pedagang makanan minuman, kost-kostan dan lainnya,” tutur Presiden.

Presiden perintahkan jajaran Kementerian PUPR di tahun 2021 untuk bekerja lebih cepat lagi, mengingat masih dalam kondisi krisis akibat Pandemi COVID-19.
Pada tahun 2020 dikatakan Presiden, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni sempat turun -5,3% pada kuartal kedua 2020 dan membaik menjadi -3,49% di kuartal ketiga 2020.
"Dan di kuartal keempat 2020 dan kuartal pertama 2021 pertumbuhan ekonomi, mengalami reborn (pemulihan kembali) . Untuk itu semangatnya harus berbeda harus ekstra ordinary. Dengan bekerja lebih cepat, maka dapat memberikan daya ungkit pertumbuhan ekonomi," katanya.
Baca Juga:
Pemerintah Siapkan Skenario Pemulihan Ekonomi Sampai 2021