WARNA cerah nan solid mengisi ruang dalam Kaum Restoran di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (16/11). Saat kaki melangkah, sekilas rasanya seperti memasuki area bermain Lego yang penuh dengan warna merah, kuning, hijau, dan biru. Kehadiran prototipe sebuah karakter cokelat nan besar di sudut kiri pintu masuk juga menambah suasana menyenangkan dan kreatif di sini. Di atas meja juga tersusun berbagai tanaman kecil yang terbuat dari susunan Lego.
Suasana semakin menyenangkan tatkala jurnalis yang hadir dipersilakan untuk bermain Lego dalam sesi makan siang dan lomba kecil-kecilan. Uniknya, bukan mereka yang bisa menyelesaikan Lego sesuai petunjuk yang menang. Justru mereka yang bisa membuat bentuk Lego baru dan uniklah yang memenangkan perlombaan Rabu siang ini.
Baca Juga:
Studi Lego Buktikan Bermain Bersama Anak Justru Sejahterakan Keluarga
Vibes yang penuh kreativitas ini tersampaikan dengan sempurna. Sesuai dengan nilai yang dibawakan oleh Lego sendiri. Perusahaan mainan susun yang berpusat di Denmark ini sedang berfokus menyuarakan kampanyenya yang berbunyi #PermainanTerusBerubah atau LEGO Ever Changing Play for Every Kid's Way.

Sesuai namanya, LEGO berusaha menghadirkan bricks atau potongan-potongan LEGO yang selalu bisa dikreasikan dengan bebas oleh anak-anak. Jadi, tak melulu mengikuti petunjuk yang ada. Ketika bosan, anak bisa membongkar kembali susunan Lego-nya dan membentuk karakter yang baru.
"Seperti yang bisa kamu lihat, ada set Lego yang berbentuk harimau. Lalu ketika dikreasikan ulang, bentuknya bisa berubah menjadi bentuk yang ada merpatinya," ungkap Marketing Director of The LEGO Group for Southeast Asia Rohan Mathur.
Kesempatan berkreasi ini ternyata juga dinikmati oleh anak-anak dan para orang tua. Cesar Ridruejo selaku General Manager of The LEGO Group for Southeast Asia memaparkan bahwa 97 persen orang tua yang membelikan anaknya Lego, merasa bahwa permainan susun ini sangat membantu mengembangkan kreativitas anak mereka. Selain itu, 99 persen anak juga menganggap bermain Lego merupakan kegiatan yang menyenangkan. Sebanyak 89 persen anak belajar dari Lego dan memanfaatkannya untuk terus berkolaborasi bersama teman mereka.
Baca Juga:
LEGO McLaren Formula 1 Bikin Koleksimu Makin Epik
Hal ini juga didukung oleh proses produksi dan tim kreatif Lego sendiri. Niken Ayumurti Hartomo merupakan seorang Senior Graphic Designer dari Lego yang kini berdomisili di Denmark. Ia merupakan desainer Indonesia pertama yang bergabung ke dalam perusahaan permainan raksasa ini. Sebagai desainer senior ia tentu bertanggung jawab dalam merancang minifigure, elemen, tekstil, dan stiker Lego.
"Keunikan kita yang membedakan Lego dari permainan lain itu kita ada yang namanya System-in-play," tutur Niken tentang kelebihan Lego.

Sistem ini memungkinkan anak atau orang usia berapapun untuk menggabungkan brick yang satu dengan brick lainnya meski berada dalam set Lego yang berbeda. Hal ini pula yang membuat Lego mampu menggaungkan kampanye #PermainanTerusBerubah karena setiap brick dan set Lego bisa selalu dipadukan dengan berbagai ide serta imajinasi.
Niken memberikan satu contoh yang memuat enam brick balok Lego. Sekilas terlihat sederhana, tanpa set atau panduan apapun. Kamu mungkin berpikir enam brick ini hanya bisa dikreasikan menjadi beberapa bentuk saja. Nyatanya, set ini bisa dikreasikan menjadi lebih dari 915 juta bentuk.
Setiap desain dari set Lego juga dipertimbangkan secara hati-hati. Tujuannya agar permainan ini tidak terasa terlalu sulit atau mudah bagi rentang usia tertentu, sesuai target pasar Lego. Bentuknya yang selalu sama dan fit satu sama lain memungkinkan seseorang untuk mewarisi Lego pada orang lain atau anak cucu. Oleh sebab itu, harapannya tak ada produk Lego yang terbuang sia-sia. Hal ini mengingat tiap brick terbuat dari plastik dan Lego berusaha mengedepankan nilai sustainability dalam tiap prosesnya. (mcl)
Baca Juga:
Berburu Lego Murah di Brickz Pro Indonesia Diecast Expo 2022