Legislator PKS Duga Ada Kesengajaan Penggunaan Bahan Berbahaya pada Obat Sirop Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher.(Foto: DPR RI)

MerahPutih.com - Pemerintah diminta segera membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengusut tuntas kasus gangguan ginjal akut yang sebabkan ratusan anak meninggal.

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mengatakan, pembentukan TGIPF menjadi penting karena sudah ratusan yang meninggal, tapi informasi soal kasus tersebut masih amat terbatas.

Baca Juga:

Ribka Tjiptaning Duga Ada Persaingan Bisnis di Tengah Kasus Gangguan Ginjal Akut

"Ibarat membeli kucing dalam karung, 'kucingnya' ini harus dikeluarkan agar segera ketahuan. Apa sebenarnya yang terjadi? Ratusan nyawa anak Indonesia, calon generasi penerus bangsa melayang, tapi informasi penyebabnya masih gelap dan sangat terbatas," kata Netty dalam keterangannya, Senin,(24/10).

"Selain fokus pada upaya pengobatan korban, pemerintah juga harus fokus pada investigasinya agar kasus ini terang benderang," sambungnya.

Salah satu yang disoroti politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini adalah penarikan beberapa jenis obat sirop di pasaran yang membuat masyarakat cemas.

"Pemerintah menyebut dugaan penyebab kasus gagal ginjal akut adalah cemaran berupa EG dan DEG dalam obat sirop. Oleh sebab itu, beberapa jenis obat sirop dilarang beredar dan ditarik dari pasaran tanpa penjelasan lebih jauh," ujarnya.

Pertanyaannya kemudian, lanjut Netty mengapa baru terjadi sekarang, padahal obat-obat tersebut sudah lama digunakan masyarakat.

"Apakah ada kesengajaan dalam penggunaan bahan kandungan obat yang tidak sesuai, misal, bahan kedaluwarsa atau telah terjadi penurunan kualitas? Atau ada kelalaian prosedur pengolahan bahan obat? Ini yang perlu diinvestigasi nantinya," tegas dia.

Baca Juga:

BPOM Pidanakan 2 Perusahaan Farmasi Terkait Kasus Ginjal Akut

Menurut Netty, penarikan obat, bahkan inspeksi ke apotik tanpa kejelasan informasi, malah menimbulkan kegaduhan baru. BPOM, kata dia, harus mampu menjelaskan pada masyarakat bagaimana proses pengawasan terhadap obat-obat yang beredar secara berkala.

"Jangan baru gegabah bertindak saat terjadi kejadian dengan penggeledahan atau inspeksi yang tidak sesuai prosedur," imbuhnya.

Netty meminta TGIPF bekerja transparan dan independen dalam melakukan investigasi agar hasilnya dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan. Termasuk apakah ada faktor lain penyebab terjadinya kasus tersebut, di luar dugaan cemaran EG dan DEG.

"Hukum dan beri sanksi keras jika ada unsur kelalaian atau kesengajaan. Pastikan pula tidak ada kepentingan bisnis dan politik dalam kasus ini. Sangat tidak berperikemanusiaan jika ada oknum atau kelompok yang mengambil kesempatan di tengah kesulitan," papar Netty.

Lebih lanjut Netty berharap kejadian ini menjadi momentum bagi perbaikan tata kelola industri farmasi di Indonesia yang sehat, fair, kompetitif dan pro kepentingan rakyat.

"Pengawasan obat dan makanan harus dilakukan super ketat, karena sebuah kesalahan dapat berakibat fatal. Apalagi dari informasi yang beredar, disoroti pula soal produsen obat yang bahkan sebagiannya tidak memiliki situs resmi yang bisa diakses publik," tutup Netty. (Pon)

Baca Juga:

Fraksi Gerindra DPR Panggil Menkes Terkait Kasus Gangguan Ginjal Akut

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Mabes Polri Sebut Motif Penembakan Brigadir J Tergolong Sensitif
Indonesia
Mabes Polri Sebut Motif Penembakan Brigadir J Tergolong Sensitif

Polri akhirnya mengungkap alasan belum disampaikannya ke publik motif penembakan terhadap Brigadir J.

DPR RI Minta Polri Usut Tuntas Kasus Penyekapan Wali Kota Blitar
Indonesia
DPR RI Minta Polri Usut Tuntas Kasus Penyekapan Wali Kota Blitar

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta polisi mengusut secara cepat dan tuntas kasus pencurian serta penyekapan di rumah dinas Wali Kota Blitar, pada Senin (12/12) pagi.

Kepala Daerah Diminta Tekan Inflasi di Bawah 5 Persen
Indonesia
Kepala Daerah Diminta Tekan Inflasi di Bawah 5 Persen

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta kepada Kepala Daerah untuk menekan angka inflasi di bawah lima persen.

KIB Segera Tentukan Capres dan Cawapres Dalam Waktu Dekat
Indonesia
KIB Segera Tentukan Capres dan Cawapres Dalam Waktu Dekat

Plt Ketua Umum PPP Mohammad Mardiono mengatakan pimpinan dari tiga partai di KIB akan bertemu pekan ini.

Vaksin Buatan Dalam Negeri IndoVac Sudah Mendapat Izin Edar
Indonesia
Vaksin Buatan Dalam Negeri IndoVac Sudah Mendapat Izin Edar

IndoVac kini telah mendapatkan izin edar untuk digunakan sebagai vaksin primer pada tahap satu dan dua.

KPK Disinyalir akan Tetapkan Tersangka Korupsi Pembangunan DPRD Marowali Utara
Indonesia
KPK Disinyalir akan Tetapkan Tersangka Korupsi Pembangunan DPRD Marowali Utara

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang melakukan penyidikan terkait kasus dugaan korupsi pengadaan pembangunan kantor DPRD di Pemerintah Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Perkara ini merupakan pelimpahan dari Polda Sulawesi Tengah.

Novel Baswedan Ungkap Sisi Negatif Perdagangan Barang Bekas Impor
Indonesia
Novel Baswedan Ungkap Sisi Negatif Perdagangan Barang Bekas Impor

Dia mengungkapkan ada sisi negatif dari perdagangan pakaian, sepatu, dan tas bekas impor, sehingga perlu dilakukan penegakan hukum.

Kapolri Pastikan Irjen Teddy Ditangkap karena Kasus Narkoba
Indonesia
Kapolri Pastikan Irjen Teddy Ditangkap karena Kasus Narkoba

Listyo menjelaskan keterlibatan Teddy Minahasa diketahui dari penyidikan jaringan narkoba yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya.

PT KAI Pastikan AKBP Buddy Jalan Sendiri ke Tengah Rel
Indonesia
PT KAI Pastikan AKBP Buddy Jalan Sendiri ke Tengah Rel

Polres Metro Jakarta Timur memeriksa tujuh orang saksi terkait Kasat Narkoba Polrestro Jaktim, AKBP Buddy Alfrits Towoliu yang tewas tertabrak kereta.

KPU Jabar Mulai Verifikasi Administrasi Bakal Calon Anggota DPD
Indonesia
KPU Jabar Mulai Verifikasi Administrasi Bakal Calon Anggota DPD

Apabila setelah verifikasi administrasi dukungan bakal calon anggota DPD RI tersebut menyusut, maka akan diberikan kesempatan perbaikan selama 10 hari.