Legislator Anggap Peleburan Eijkman ke BRIN Bikin Vaksin Merah Putih Terdampak

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Senin, 03 Januari 2022
Legislator Anggap Peleburan Eijkman ke BRIN Bikin Vaksin Merah Putih Terdampak
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di Jalan Pangeran Diponegoro No 69, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat. (ANTARA/HO-Eijkman)

MerahPutih.com - Peleburan lembaga Eijkman ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dikhawatirkan oleh legislator Senayan. Pemerintah diminta menjamin proses riset Vaksin Merah Putih terus berlanjut meskipun status kelembagaan Pusat Riset Bio Molekuker (PRBM) Eijkman telah berubah.

Anggota Komisi VII DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mulyanto mengingatkan pemerintah bahwa riset Vaksin Merah Putih merupakan amanah rakyat Indonesia dalam hal penanggulangan COVID-19.

Baca Juga:

Eijkman Kembangkan Vaksin COVID-19 Tercepat di Tanah Air

"Pemerintah jangan gegabah, perlu memikirkan soal ini secara seksama. Jangan sampai program strategis yang menjadi amanat PRBM Eijkman, misalnya untuk mengembangkan riset Vaksin Merah Putih menjadi mandeg atau terbengkalai," kata Mulyanto kepada wartawan, Senin, (3/1).

Mulyanto menyoroti diberhentikannya para saintis yang mencapai 100 orang lebih dan dipindahkannya laboratorium PRBM Eijkman jauh dari RSCM/FKUI. Ia khawatir hal tersebut akan menimbulkan masalah bagi kelanjutan riset Vaksin Merah Putih yang dimotori PRBM Eijkman bersama BUMN Bio Farma.

Menurutnya, tidak mudah mencari pengganti para saintis ini dalam waktu singkat. Begitu pula posisi laboratorium yang strategis dekat dengan rumah sakit dan fakultas kedokteran, sehingga akses kepada sampel, bahan, alat, dan SDM medis sangat mudah.

"Ini akan membuat jadwal produksi Vaksin Merah Putih Eijkman semakin molor," imbuhnya.

Baca Juga:

Jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN, Berapa Kekayaan Megawati?



Sebelumnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR dengan Konsorsium Riset COVID-19 terungkap, bahwa riset Vaksin Merah Putih, yang dimotori PRBM Eijkman, mundur dari jadwal semula.

Kemunduran itu disebabkan karena Bio Farma tidak siap untuk memproduksi vaksin berbasis protein rekombinan mamalia dan hanya siap kalau vaksin yang dikembangkan berbasis protein rekombinan ragi (yeast).

Ditambah lagi dari hasil kunjungan kerja Komisi VII ke Bio Farma juga diketahui, bahwa seed vaksin yang disiapkan PRBM Eijkman belum optimal untuk dikultivasi dan dimurnikan, sehingga perlu diteliti ulang oleh PRBM Eijkman.

Menurut Mulyanto, dengan perubahan kelembagaan Eijkman seperti sekarang ini, maka pengembangan Vaksin Merah Putih ini menjadi semakin tidak menentu nasibnya. Karenanya pemerintah harus segera menjelaskan duduk-perkara soal ini kepada publik.

"Agar harapan publik terhadap produksi Vaksin Merah Putih dari PRBM Eijkman ini tidak sekedar menjadi pepesan kosong," tegas Muyanto.

Baca Juga:

Kritik Penunjukan Megawati, DPR Minta BRIN Tak Dibawa ke Ranah Politik



Untuk diketahui, Pemerintah melalui Konsorsium Riset COVID-19 mengembangkan 11 platform riset Vaksin Merah Putih yang dijalankan oleh 6 lembaga riset pemerintah dan perguruan tinggi, yakni PRBM Eijkman, LIPI, UI, ITB, Unair, dan UGM.

Yang tercepat, LBM Eijkman bekerjasama dengan BUMN Bio Farma sebelumnya menjadwakan perolehan izin BPOM dan produksi massal semester pertama tahun 2022. (Pon)

#COVID-19 #Kasus Covid #Kalung Covid #Test Covid 19 #Kasus COVID-19 #Anggaran COVID #Vaksin Covid-19 #Satgas COVID-19 #Gelombang 3 COVID-19 #Harga Vaksin COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Bagikan