Legenda dan Mitos di Balik Pesona Telaga Remis

Ana AmaliaAna Amalia - Kamis, 18 Agustus 2016
Legenda dan Mitos di Balik Pesona Telaga Remis
Telaga Remis Kuningan ternyata memiliki kisah misteri yang legendaris (Foto: MP/Fredy Wansyah)

MerahPutih Budaya - Di balik pesona alam dan danaunya, Telaga Remis memiliki seribu cerita. Cerita legenda dan mitos masih berkembang hingga saat ini, meski pengunjungnya banyak berasal dari berbagai daerah di luar Kabupaten Kuningan.

Menurut cerita yang dihimpun merahputih.com dari warga sekitar, Telaga Remis merupakan air mata dari Pangeran Selingsingan akibat menangis tak henti-hentinya. Ia merupakan seorang pangeran di Keraton Kacirebonan.

Alkisah, Sultan Matangaji, pemimpin Keraton Kacirebonan, mengutus Pangeran Selingsih untuk memimpin penolakan upeti yang diminta Kerajaan Mataram. Namun, Pangeran Selingsih bersama pasukannya tiba-tiba diserang pasukan dari Mataram yang menagih upeti, dengan dipimpin Pangeran Purabaya. Keduanya pun berperang di kaki Gunung Slamet.

Pangeran Selingsingan ternyata tidak bisa menandingi ketangguhan Pangeran Purabaya dan pasukannya. Hal ini yang membuatnya mundur dan mengirim pesan kepada Sultan Matangaji. Lantas Sultan Matangaji mengutus menantunya, Elang Sutajaya, yang sakti mandraguna menuju medan perang. Elang Sutajaya dan Pangeran Selingsih akhirnya memenangi peperangan tersebut.

Merasa kalah, Pangeran Purabaya meminta belas kasih kepada Elang Sutajaya untuk diampuni. Dirinya merasa hanya orang biasa yang beragama islam, namun Elang Sutajaya tak menghiraukannya. Ia mengatakan bahwa Purabaya bukanlah muslim yang baik, karena tidak ada muslim yang melakukan kekerasan termasuk memulai peperangan sampai membunuh.

Mendengar nasihat Elang Sutajaya kepada Purabaya itulah, Pangeran Selingsih menangis. Saat Elang Sutajaya memandanginya, Selingsih justru tak bisa berhenti menangis hingga terjadilah sebuah danau. Sementara Purabaya berubah menjadi kura-kura.

Cerita legenda ini dipercaya turun temurun hingga saat ini. Sementara mitos yang berkembang, tidak boleh berpacaran di sekitar Telaga Remis. Barangsiapa melanggar dan tetap berpacaran, ia diyakini bakal putus tak lama setelah dari Telaga Remis. Menurut warga, telaga ini merupakan simbol kerendahhatian seorang pangeran muslim sehingga dianggap pantang menodainya dengan cara berpacaran. Sedangkan simbol air mata diyakini sebagai dampak bagi yang melanggar. (Fre)

BACA JUGA:

  1. Waduk Darma Wisata Pantainya Warga Kuningan
  2. Hucap, Tahu Kecap Enak Khas Kuningan
  3. Jadi Artis, Ega Kuningan Tetap Ramah dengan Teman Sekolah
  4. Keseruan Ega Kuningan Pulang Sekolah dengan Delman
  5. Telaga Remis Marak Pemalakan Calo Tiket
#Kisah Misteri #Pesona Indonesia #Wisata Kuningan #Telaga Remis
Bagikan
Ditulis Oleh

Ana Amalia

Happy life happy me
Bagikan