Ledakan Kasus COVID-19 Mengintai Setelah Lebaran, PPKM Mikro Diperpanjang

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Senin, 10 Mei 2021
Ledakan Kasus COVID-19 Mengintai Setelah Lebaran, PPKM Mikro Diperpanjang
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Antara).

Merahputih.com - Untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif COVID-19 selama libur Idulfitri dan pascamudik Lebaran, pemerintah memperpanjang penerapan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro.

Sementara PPKM skala mikro tahap ke-7 sudah diberlakukan sejak 3 Mei dan akan berakhir pada 17 Mei 2021.

“Pelaksanaan PPKM mikro tahap ke-8 yaitu tanggal 18-31 Mei, akan diperpanjang dengan cakupan tetap 30 provinsi,” kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto kepada wartawan, Senin (10/5).

Baca Juga

Komitmen Pasokan Vaksin COVID-19 ke Indonesia Bisa Melebihi Target

Provinsi-provinsi tersebut adalah Kepulauan Riau, Bengkulu, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Papua Barat. Kemudian, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Kemudian, Kalimantan Utara, Aceh, Sumatera Selatan, Riau, Papua, Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung dan Kalimantan Barat.

“Tentu pada 18-31 Mei ini adalah periode dua minggu dari pascamudik Hari Raya Lebaran. Dan tentu pengetatan dari 3T (testing, tracing, treatment),” ujar Airlangga Hartarto.

Kenaikan tren konfirmasi kasus harian tersebut mengakibatkan 7 provinsi mempunyai tingkat keterisian tempat tidur atau BOR (Bed Occupancy Ratio) Intensive Care Unit (ICU) dan ruang isolasi di atas 50 persen.

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto

Ketujuh provinsi tersebut adalah Sumatra Utara (63,4 persen), Riau (59,1 persen), Kepulauan Riau (59,9 persen), Sumatra Selatan (56,6 persen), Jambi (56,2 persen), Lampung (50,8 persen), dan Kalimantan Barat (50,6 persen).

“Ini terutama kenaikan memang terjadi di Sumatra, oleh karena itu Sumatra menjadi perhatian dari pemerintah. Sedangkan di Jawa terlihat bahwa BOR rata-rata di bawah 40 persen dan ini merupakan yang terendah sepanjang periode PPKM Mikro,” jelas Airlangg.

BOR di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet juga relatif rendah yaitu 21,47 persen atau terisi 1.287 tempat tidur dari kapasitas 5.994 tempat tidur.

Airlangga juga memaparkan bahwa terjadi kenaikan tren mobilitas penduduk nasional di 7 hari terakhir, terutama di Maluku Utara, Bengkulu, dan Sulawesi Tenggara.

“Kita melihat dalam bulan Ramadan ini sektor retail, mal, dan toko bahan makanan mobilitasnya tinggi,” ujar Ketua Umum Golkar ini.

Baca Juga

Vaksinasi Dimulai, Hoaks Bermunculan

Sementara tiga provinsi yang mobilitasnya rendah adalah Bali, Yogyakarta, dan Kepulauan Riau (Kepri). “Kepri mobilitas rendah, namun karena adanya kedatangan PMI (Pekerja Migran Indonesia), maka ada kenaikan kasus,” tutur Airlangga.

Ia juga memaparkan tentangan perkembangan kasus COVID-19 secara nasional hingga 9 Mei 2021. Tingkat kasus aktif per 9 Mei itu 5,7 persen atau 98.395 kasus dan dibandingkan global yang 12,3 persen.

Kemudian tingkat kesembuhan itu 91,5 persen atau 1.568.277 kasus versus global 85,78 persen. "Tingkat kematian 2,7 persen versus global 2,08 persen,” terangnya. (Knu)

#Breaking #Airlangga Hartarto #COVID-19
Bagikan
Bagikan