Lawan Pelecehan Seksual di Transportasi Umum Lewat Metode Intervensi 5D

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Kamis, 16 Maret 2023
Lawan Pelecehan Seksual di Transportasi Umum Lewat Metode Intervensi 5D
Cinta Laura mengampanyekan Stand Up Melawan Pelecehan Seksual di Transportasi Umum kepada perempuan pengguna Commuter. (Foto: Loreal)

SUARA Cinta Laura Kiehl bergetar. Matanya mendadak memerah berkaca-kaca. Sorot tatapnya tajam. Sejurus berselang air mata tumpah ke pipinya.

"Dan belum pernah aku mengeluarkan air mata di sebuah press conference cause i`m sad," kata Cinta Laura kecewa terhadap ketakpedulian para hadirin saat membahas isu pelecehan seksual pada acara peluncuran kampanye Stand Up Melawan Pelecehan Seksual di Transportasi Umum, Kamis (16/3), di Aula Stasiun BNI City, Jakarta Pusat.

Baca juga:

Aman dan Menghindari Dampak Fatal di Konser Musik

Loreal Paris Brand Ambassador dan Stand Up Advocate tersebut mengaku kecewa karena masih ada pandangan bahwa kasus pelecehan seksual terjadi lantaran baju korban tak seronok.

"Kekerasan atau pelecehan seksual faktornya terjadi bukan karena pakaian seseorang, dan tidak selalu terjadi di malam hari," tegas Cinta Laura. "Kita tidak bisa mengontrol perilaku orang lain. Satu-satunya hal bisa kita kontrol adalah bagaimana kita berperilaku, keputusan apa harus diambil saat bereaksi".

Cinta Laura
Cinta Laura berapi-api menegaskan tak boleh ada normalisasi terhadap segala tindak pelecehan seksual. (Foto: MP/Ronggo)

Kegeraman pelantun tembang Oh Baby tersebut sangat beralasan sebab berdasar survei L’Oréal Paris dan Ipsos pada Januari 2021 mengungkapkan sebanyak 82 persen perempuan Indonesia mengaku pernah mengalami pelecehan seksual. Bahkan delapan dari sepuluh perempuan pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik.

Dari hasil survei terhadap 1.500 responden laki-laki dan perempuan tersebut, 59 persen korban pelecehan mengalami pandangan, gestur, tatapan, atau lirikan seksual tidak senonoh dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Malahan, tercatat 39 persen mengalami sentuhan fisik tidak diinginkan.

Baca Juga:

Ayo Speak Out! Lawan Kekerasan Seksual

Namun, mirisnya hanya 35 persen perempuan beroleh pertolongan saat mengalami pelecehan seksual di tempat umum. Penyebabnya, antara lain saksi sulit membedakan peristiwa itu tindak pelecehan atau bukan atau takut menimbulkan masalah baru dengan orang tak dikenal.

Demi memberi edukasi seluas-luasnya agar tidak ada lagi normalisasi terhadap segala bentuk tindak pelecehan seksual di transportasi publik, Loreal Paris menggandeng PT JakLingko Indonesia, PT KAI (Persero), PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), PT LRT Jakarta, PT MRT Jakarta, dan PT Transjakarta untuk mengampanyekan Stand Up melalui Metodologi Intervensi 5D.

Cinta Laura
Segenap pimpinan lembaga transportasi publik dan pihak Loreal Paris meneguhkan Stand Up Melawan Pelecehan Seksual di Transportasi Umum. (Foto: MP/Ronggo)

Metode Intervensi 5D, atau Dialihkan, Dilaporkan, Dokumentasikan, Ditegur, dan Ditenangkan, menurut Chief of Corporate Affairs, Engagement & Sustainability L'Oréal Indonesia Melanie Masriel, telah diakui sejumlah ahli sebagai pilihan aman, mudah diaplikasikan, praktis, dan efektif untuk digunakan baik bagi saksi maupun korban pelecehan seksual sebagai solusi.

"Metode Intervensi 5D merupakan upaya nyata untuk memobilisasi semua pemangku kepentingan sekaligus membekali masyarakat sekiranya mengalami fenomena bystander effect dalam menyaksikan peristiwa pelecehan seksual di ruang publik untuk dapat bertindak secara efektif," jelas Melanie Masriel.

Bystander effect atau “efek pengamat atau saksi” merupakan teori psikologi sosial menunjukkan reaksi psikologis ketika seseorang membutuhkan pertolongan tapi orang-orang di sekitarnya tidak membantu karena sama-sama beranggapan akan ada orang lain akan menolong korban padahal nihil pertolongan sama sekali.

Cinta Laura
Awak Commuter Line ikut mengampanyekan Stand Up Melawan Pelecehan Seksual di Transportasi Umum. (Foto: MP/Ronggo)

Berdasal hasil survei DJKA pada tahun 2022 terhadap 2.000 responden menunjukkan angka sebanyak 53 persen perjalanan Commuter di Jabodetabek didominasi penumpang perempuan. Dengan begitu, menurut Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Suryawan Putra Hia penting untuk menghadrikan tranpsotasi umum aman dan nyaman bagi perempuan.

"KCI saat ini mempunyai sistem CCTV Analytic sebagai sistem pencegahan terjadinya tindak pelecehan. Foto pelaku tindak pelecehan akan dimasukan ke dalam sistem sehingga bila pelaku kembali naik Commuter Line dan tertangkap di sistem CCTV Analytic akan memberikan peringatan kepada petugas untuk dilakukan pencegahan dan larangan untuk masuk dan Commuter Line,” kata Putra Hia. (*)

Baca Juga:

Korban Pelecehan dan Kekerasan Seksual Enggan Speak Out, Ini Penyebabnya

#Cinta Laura #Kekerasan Seksual #Kesehatan #Gaya Hidup
Bagikan
Bagikan