MerahPutih.com - Joe Biden telah dilantik sebagai Presiden AS ke-46 pada hari Rabu (20/1) di Gedung Capitol. Biden adalah tokoh politik dari Partai Demokrat yang telah bekerja di Washington selama hampir setengah abad.
Biden, 78 tahun, menjadi pemimpin Amerika tertua sepanjang sejarah, setelah 36 tahun menjadi Senator dan delapan tahun menjadi wakil presiden. Ia diambil sumpahnya, dan berjanji akan menegakkan Konstitusi AS dan membela Amerika dari semua musuh, dalam negeri atau luar negeri, di hari Rabu di musim dingin yang berangin.
Biden didampingi Kamala Harris, mantan senator AS dari California, negara bagian terpadat di AS. Kemala menjadi perempuan pertama yang memegang jabatan pemerintahan tertinggi sepanjang sejarah Amerika. Harris merupakan keturunan Afrika dan India.
Baca Juga:
Sah! Joe Biden Jadi Presiden ke-46 Amerika Serikat
Dalam Pidatonya mengambil sumpah, Biden menjanjikan hari baru bagi Amerika dan menyerukan persatuan. Pidato persatuan ini, tidak terlepas dari aksi dua minggu lalu, setelah pendukung Trump mengamuk di Capitol Hill atau Gedung Kongres Amerika untuk membatalkan hasil pemilu.
Ia mengulangi ajakan untuk bersatu dan mengatasi penyebaran virus COVID-19, mempercepat pengadaan vaksin dan memperbaiki ekonomi yang buruk.
Biden mengungkap pandemi yang berlangsung telah menewaskan 400.000 warga Amerika dan menyebabkan kesulitan ekonomi bagi banyak warga.
“Untuk bisa pulih, kita harus ingat. Kadang sulit untuk ingat, tapi itu cara kita untuk pulih,” kata Biden di depan monumen Lincoln Memorial untuk mengenang mereka yang gugur, Selasa (19/1).
Dalam pidatonya tersebut, sekitar 400 lampu dinyalakan di sekitar Reflecting Pool.
“Sebagai bangsa, penting bagi kita untuk ingat, dan itu alasan kita di sini hari ini. Dari matahari terbenam hingga matahari terbit, mari kita terangi kegelapan di sepanjang kolam reflektif yang sakral ini dan mari kita mengenang mereka yang sudah pergi,” kata Biden.
Ia juga berjanji untuk “langsung bekerja” setelah diambil sumpahnya.
“Tidak sedetikpun waktu yang bisa kita sia-siakan untuk mengatasi krisis yang dihadapi bangsa kita.”
Begitu selesai dilantik, Biden menandatangani tiga dokumen. Biden menandatangani Proklamasi Hari Pelantikan dan dokumen untuk nominasi posisi kabinet dan posisi lain dalam pemerintah.
Penandatanganan itu merupakan bagian dari janji kampanyenya untuk membalikkan banyak keputusan mantan Presiden Donald Trump selama empat tahun ini, pada hari pertamanya menjabat.
Dalam pernyataannya, tim transisi Biden mengatakan, beberapa dari masalah tersebut termasuk mengatasi krisis virus corona, imigrasi, dan perubahan iklim.
Para pembantunya mengatakan Biden akan mengakhiri larangan datang ke Amerika bagi orang-orang dari beberapa negara yang mayoritas penduduknya Muslim, menghentikan pembangunan tembok di sepanjang perbatasan Amerika-Meksiko, dan bergabung kembali dalam perjanjian iklim Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia.

Dalam pidato inaugurasinya, Biden tidak menyebut nama Donald Trump, yang kalah dalam Pilpres AS dan masih ogah mengakui kemenangan Biden.Trump bahkan mengabaikan tradisi yang telah berlangsung selama 152 tahun, di mana presiden yang masa jabatannya habis, menghadiri pelantikan presiden penerusnya.
Wakil Presiden Mike Pence menghadiri acara pelantikan bersama istri, sementara Trump terbang meninggalkan Washington menuju negara bagian Florida pada Rabu pagi. Biden hanya menyebut Pance dalam pidato pembukanya.
Seminggu yang lalu, DPR memakzulkan Trump karena mendorong pemberontakan dengan mengerahkan ribuan pendukungnya menuju ke Gedung Capitol untuk menghadapi para legislator yang tengah bersidang mengesahkan kemenangan Biden. Meski masa jabatannya telah berakhir, Trump akan menghadapi sidang pemakzulan di Senat dalam beberapa waktu mendatang.
Acara pelantikan disaksikan oleh tiga mantan presiden, Barack Obama, George W. Bush dan Bill Clinton. Lautan manusia yang biasanya menjadi pemandangan setiap acara inagurasi presiden AS kali ini tidak tampak. Kawasan National Mall di depan Gedung Capitol yang biasanya dipenuhi warga AS kali ini dipenuhi oleh ribuan bendera Amerika dan aparat kemananan dari Garda Nasioanal. (*)
Baca Juga:
Tolak Hadiri Inaugurasi Biden, Trump dan Melania Tinggalkan Pesan Singkat di Gedung Putih