Headline

Lagi, ANRI Perjuangkan Arsip Bung Karno Masuk Memory of the World UNESCO

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 25 September 2018
Lagi, ANRI Perjuangkan Arsip Bung Karno Masuk Memory of the World UNESCO
Inilah situasi di ruangan Arsip Nasional Republik Indonesia (Foto: MerahPutih/Achmad)

MerahPutih.Com - Arsip-arsip Bung Karno termasuk naskah pidatonya termasuk salah satu catatan sejarah yang bernilai tinggi. Tak heran, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) terus berjuang agar arsip Presiden Sukarno masuk dalam Ingatan Kolektif Dunia atau Memory of the World UNESCO.

Upaya memasukan arsip Bung Karno ke UNESCO sudah beberapa lagi dilakukan, namun belum mendapatkan tanggapan dari lembaga PBB tersebut. Terbaru, ANRI kembali lagi mengusulkan arsip tentang Presiden pertama Indonesia itu jadi "Memory of the World atau Ingatan Kolektif Dunia ke UNESCO pada tahun 2019.

"Terutama terkait pidato Presiden Soekarno di PBB," kata Kepala ANRI Mustari Irawan usai penyerahan 100 arsip statis kepahlawanan dari Kementerian Sosial di Jakarta, Selasa (25/9).

Bung Karno sedang berpidato
Bung Karno sedang berpidato (Screenshot youtube.com)

Lebih lanjut Mustari mengatakan, selain arsip terkait Presiden Soekarno, ANRI juga akan mengusulkan arsip Gerakan Non-Blok (GNB) sebagai "Memory of the World".

Sebelumnya, kata Mustari, badan PBB yang menangani pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan tersebut telah mengakui arsip tentang Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 sebagai Ingatan Kolektif Dunia pada 2015 serta arsip tentang bencana tsunami 2004 pada 2017.

"KAA sangat penting bagi kita tapi juga sangat penting secara internasional maka kami usulkan, dan diakui pada 2015," katanya.

Hal itu karena KAA yang merupakan acara bertaraf internasional diselenggarakan oleh Indonesia yang baru 10 tahun merdeka.

Sebagaimana dilansir Antara, KAA menjadi "event" internasional yang bisa memotivasi dan memberikan dorongan kepada negara-negara di Asia Afrika untuk memerdekakan diri.

Begitu juga dengan arsip tentang tsunami 2004 yang terjadi dengan Samudera Hindia dan memporakporandakan sebagian besar wilayah pesisir barat Provinsi Aceh.

"Tsunami itu sebuah peristiwa bencana yang sangat besar sekali pengaruhnya dan memakan korban yang sangat banyak, kami simpan sebagai catatan sejarah. Ini menjadi suatu catatan sendiri, alhamdulillah itu tahun lalu diakui," tambah Mustari Irawan.

Sebelumnya juga sudah ada arsip tentang VOC namun diusulkan oleh Belanda.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Ubah Cara Berpikir Soal Wirausaha

#Presiden Sukarno #Bung Karno #Pidato Bung Karno #Arsip Nasional RI #UNESCO
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian
Bagikan