KASUS kekerasan seksual semakin marak terjadi. Kasus ini bisa terjadi di mana saja, termasuk di berbagai instansi pendidikan. Berdasarkan survei Direktorat Jenderal Pendidikan, Riset dan Teknologi pada 2020, kekerasan seksual terjadi di semua jenjang pendidikan dan 27 persen aduan berasal dari universitas.
Melihat femomena mengkhawatirkan tersebut, L’oreal Paris bekerja sama dengan Kemdikbudristek, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, Demand, dan Narasi mengadakan pelatihan intervensi kekerasan seksual metodologi 5D serta diskusi publik.
“L’Oreal Paris melalui StandUp akan mendukung upaya pemerintah dalam melawan kekerasan seksual. Kami juga mengadvokasi metode pelatihan intervensi ini bisa menjadi modul pembelajaran wajib yang diberikan pada orientasi mahasiswa baru,” ucap Chief of Corporate Affairs Enggagement & Sustainability L’Oreal Paris, Melanie Masriel, dalam keterangan resmi yang diterima Merahputih.com Sabtu (22/10).
Baca juga:

Senada dengan Melanie, Najwa Shihab, jurnalis sekaligus pendiri media Narasi, pun menyoroti banyaknya kasus kekerasan seksual terjadi di lingkungan kampus. Namun, dari banyaknya faktor yang ditemukan dalam penelitian, terdapat dua faktor yang menjadi fokus utama Najwa Shihab.
“Sebagian besar dari kita masih dalam tahap yang sangat awal terhadap informasi dan kesadaran isu-isu kekerasan seksual. Jadi potensi kalian sebagai mahasiswa untuk melakukan critical reflection atau melakukan advokasi potensinya masih minimal. Karena informasi yang didapat juga masih minim. Itu salah satu faktornya,” tutur Najwa.
Najwa melanjutkan, faktor berikutnya yang tak kalah penting adalah kurangnya perhatian atau dukungan dari pihak instansi pendidikan, dalam hal ini universitas.
“Mari secara jujur melihat banyak kampus yang tidak siap untuk menghadapi isu-isu kekerasan seksual di kampusnya. Sebelum ada Permendikbudristek, rasanya tidak ada yang punya aturan jelas kalau terjadi kekerasan seksual. Belum ada proses pendampingan korban, dan bagaimana ruang aman, bagaimana menjadi kelangsungan pendidikan korban,” jelas Najwa.
Baca juga:
Film Negeri Aing Menceritakan Fenomena Kekerasan Terhadap Perempuan

Sementara itu, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim, menyatakan bahwa isu kekerasan seksual adalah isu masyarakat karena banyaknya jumlah korban.
“Ini adalah isu masyarakat, karena banyaknya jumlah korban. Bahkan, risiko kekerasan seksual yang terjadi di SD, SMP, dan SMA mencapai 18 hingga 20 persen,” kata Nadiem.
Oleh Karena itu, L’Oreal Paris bersama Demand meluncurkan program StandUp untuk memberikan pelatihan masyarakat. Salah satunya menggunakan metodologi intervensi 5D: Dialihkan, Dilaporkan, Dokumentasikan, DItegur, dan Ditenangkan untuk membantu korban seketika, sehingga merasa aman di ruang publik.
“Harapannya melalui diskusi publik ini, semakin banyak yang mengambil peran aktif. Jika korban membutuhkan bantuan bisa menghubungi carilayanan.com,” terang Co-Director Demand, Anindya Restuviani. (far)
Baca juga:
Chelsea Islan dan Defia Rosmaniar Berkampanye anti Kekerasan Terhadap Perempuan