Kunjungi Keraton Yogyakarta, Delegasi G20 Disuguhi Bir Jawa dan Makan Malam ala Bangsawan

Andika PratamaAndika Pratama - Sabtu, 26 Maret 2022
Kunjungi Keraton Yogyakarta, Delegasi G20 Disuguhi Bir Jawa dan Makan Malam ala Bangsawan
Para Delegasi G20 melihat koleksi Keraton Yogyakarta. Foto: Humas Keraton Yogyakarta

MerahPutih.com - Sejumlah Delegasi negara-negara yang tergabung dalam G20 Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) mengunjungi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di Yogyakarta. Dalam kesempatan ini, para delegasi diajak jamuan makan malam ala bangsawan Jawa.

Tiba di halaman Keraton Yogyakarta, para delegasi disambut ramah oleh Putri Raja Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara di depan pintu gerbang istana pada Kamis (24/03). Masuk ke dalam area Keraton, rombongan diajak berkeliling museum keraton untuk melihat benda-benda koleksi seperti batik, foto hingga produk UMKM.

Baca Juga

KPK Usung 4 Isu Prioritas di Anti-Corruption Working Group G20

“Awal datang, kami ajak para delegasi melihat pameran Jayapatra yang berlangsung di Pagelaran Keraton Yogyakarta. Pameran itu menyuguhkan berbagai bukti sejarah yang menunjukkan dedikasi Keraton Yogyakarta kepada Bangsa Indonesia.,” ujar GKR Bendara melalui keterangan pers yang diterima Merahputih.com di Yogyakarta, Jumat (25/3).

Empat lukisan karya Raden Saleh yang telah direstorasi di Keraton Yogyakarta tidak luput dipamerkan kepada para delegasi. Para delegasi juga sempat diajak melihat sejumlah koleksi kereta milik Keraton kemudian melanjutkan perjalanan menyusuri Bangsal Sitihinggil yang merupakan lokasi yang cukup bersejarah bagi bangsa Indonesia.

"Kami juga menampilkan beberapa produk UMKM di DIY untuk melengkapi alur cerita dari Yogyakarta," ujar putri bungsu Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X ini.

Tak ketinggalan sejumlah benda pustaka milik keraton turut diperlihatkan pada para perwakilan negara-negara G20. Di sela-sela menyusuri isi Keraton, para delegasi G20 mendapat kesempatan beristirahat di Bangsal Srimanganti dengan menikmati bir jawa.

"Bir jawa adalah minuman non alkohol dan ini minuman tradisional dari Yogyakarta, dari Keraton sendiri," kata GKR Bendara.

Dalam kesempatan ini, GKR Bendara turut berharap para delegasi G20 dapat memahami sejarah Yogyakarta kemudian menceritakan pengalamannya kepada dunia. Ia juga berharap momentum itu dapat menunjukkan bahwa Yogyakarta telah siap kembali menerima tamu atau wisatawan mancanegara.

"Harapannya nanti YIA (Yogyakarta International Airport) segera dibuka dan siap mendatangkan wisatawan mancanegara ke Yogyakarta," tutur GKR Bendara.

Baca Juga

Sambut KTT G20, Jokowi Resmikan SPKLU Ultra Fast Charging di Nusa Dua

Pada hari pertama tiba di Yogyakarta, rombongan delegasi G20 menikmati jamuan makan malam ala bangsawan Keraton Yogyakarta yang biasa disebut Ladosan Dhahar Kembul Bujana.

Kepala Bagian Humas Biro Umum, Humas dan Protokol Sekretariat DI Yogyakarta, Ditya Nanaryo Aji mengatakan Dhahar Kembul Bujana dilakukan pada Jumat (18/3).

Kembul Bujana merupakan sebuah tradisi makan menyerupai tatanan fine dining yang mengadaptasi tradisi makan raja-raja Jawa di masa lampau. Proses makan Ladosan Dhahar Kembul Bujana,terdiri dari makanan pembuka (appetizer), makan utama dan terakhir makanan penutup (dessert).

“Sebanyak sebelas menu terhidang untuk para delegasi G20. Ada Bir Jawa, Roti Jok Semur Ayam, Ledre Pisang, Salad Mentimun, Nasi Pandan Wangi, Dendeng Age, Sapitan Lidah, Zwaart Zuur (Bebek Asam Hitam), Lombok Kethok Sandung Lamur, Setup Pakis Taji, dan Rondo Topo dengan Saus Karamel,” jelas Ditya.

Sebelum Ladosan Dhahar Kembul Bujana dimulai, untuk para delegasi EdWG G20 2022 disuguhkan parade Abdi dalem. Tujuh petugas perempuan dan laki-laki yang berjalan kaki dari dapur utama menuju Gadri atau Bale Kambang.

Pembawa jodhang dipimpin oleh seorang bekel atau cucuk lampah, yang kemudian disusul oleh pembawa tembang di sebelah kiri, bersama empat petugas yang membawa jodhang. Terakhir, pramusaji perempuan bertugas menyajikan hidangan di meja tamu.

Kemudian disusul Tarian Srimpi Pandhelori yang diiringi musik gamelan Gendhing Pandhelori.

“Tarian tradisional ini hanya tampil pada acara khusus di Keraton Yogyakarta,” tutup Ditya. (Patricia Vicka/Yogyakarta)

Baca Juga

G20 di Solo, Peserta Diarak Keliling Kota Naik Kereta Uap Jaladara

#G20 #KTT G20 #Keraton Yogyakarta
Bagikan
Bagikan