Kuliner

Kuliner Negeri Aing, Bubur Ase Bercita Rasa 3 Budaya

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 03 Februari 2021
Kuliner Negeri Aing, Bubur Ase Bercita Rasa 3 Budaya
Bubur Ase khas Betawi. (foto: kemendikbud.go.id)

BUBUR ayam sudah menjadi makanan khas di Cirebon, Cianjur, dan Sukabumi. Namun, meskipun ketiga bubur itu sudah lazim menjadi menu sarapan warga Jakarta, ternyata ada kuliner khas Betawi yang juga berupa bubur ayam, namanya bubur ase. Hidangan ini memiliki keunikan dibandingkan bubur nasi kebanyakan. Bubur nasi ini dilengkapi bahan-bahan asinan dan kuah semur, menghasilkan paduan cita rasa yang tak biasa.

Ditilik dari bahan-bahan yang digunakan, setidaknya dalam semangkuk Bubur Ase terdapat pencampuran tiga kebudayaan, yaitu Tionghoa, Timur Tengah, dan Eropa. Karena proses akulturasi makanan bersifat timbal balik, banyak unsur makanan asing ini yang diserap penduduk lokal Betawi.

BACA JUGA:

Peranti Saji Kuliner Khas Negeri Aing

Bahan makanan yang dibawa atau dikembangkan pendatang Tionghoaa yang terdapat dalam Bubur Ase adalah taoge, tahu, dan kecap. Sedangkan pengaruh Eropa terekam dalam semur yang berasal dari bahasa Belanda, Smoor.

Penggunaan kecap dalam semur merupakan bagian dari pengaruh Tionghoa, sedangkan penggunaan rempah-rempah dalam racikan bumbu semur merupakan pengaruh dari Timur Tengah. Perpaduan tiga budaya ini oleh masyarakat lokal diracik menjadi hidangan Semur Betawi yang sangat terkenal hingga saat ini.

bubur ase
Disantap bersama asinan. (foto: kemendikbud.go.id)

Seperti menu bubur lain, bubur ase juga biasa dinikmati sebagai sarapan. Namun, tidak seperti bubur ayam yang memiliki sumber protein dari daging ayam, bubur ase disantap bersama kuah ase dan asinan, ditambah dengan taburan kacang tanah goreng, kucai, kacang kedelai goreng, teri goreng, dan kerupuk.

Sajian ini dikenal juga dengan sebutan ‘bubur dingin’ karena saat menyantapnya, bubur nasi tidak perlu dalam kondisi panas, seperti sajian bubur lain. Bubur nasi ini boleh tersaji dalam suhu ruang, tapi kuah ase yang akan dituangkan harus panas. Percampuran keduanya menjadi hangat.

Ase atau kuah ase merupakan istilah dalam bahasa Betawi untuk menyebutkan semur encer. Sebab, Semur Betawi yang sebenarnya adalah tidak berkuah banyak dan bumbunya pekat, berbeda dengan semur yang digunakan sebagai kuah Bubur Ase ini. Kuah Ase berisi potongan daging, kentang, dan ada juga yang menambahkan tahu atau telur. Sumber lain ada yang mengatakan bahwa kata ase merupakan akronim dari asinan–semur.

bubur ase
Hanya ditemui di hari-hari tertentu. (foto: jakarta-tourism)

Cita rasa asinan yang asam-pedas-segar menciptakan harmonisasi rasa yang pas dengan kuah ase yang manis-gurih. Kesimbangan rasa asam, gurih, pedas, dan manis yang pas menjadi rahasia kelezatan bubur ase. Taburan ikan teri, kacang tanah dan kerupuk semakin menyempurnakan cita rasanya.

Dahulu, paling tidak sampai tahun 1980-an, Bubur Ase dijajakan oleh pedagang keliling. Namun, kini hanya ada di beberapa kampung di wilayah Jakarta Pusat, seperti Tanah Abang, Kebon Sereh, dan Kemayoran. Tempat lain yang masih dijumpai ada penjual Bubur Ase di Cipulir, Jakarta Selatan.

Memang tidak banyak yang mampu meracik dengan sempurna jenis kuliner ini, itu sebabnya jarang ditemui penjualnya. Ia baru keluar saat diselenggarakan kegiatan bazar pada hari-hari besar, terutama pada HUT Kota Jakarta.(aru)

#Februari Kulineran Di Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan