MerahPutih.com - Kepala Staf Presiden Moeldoko mendadak jadi bahan perbincangan karena dituduh akan mengkudeta posisi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari kursi Ketua Umum Demokrat.
Direktur eksekutif Political and Public Policy Studies Jerry Massie menilai, bahwa persoalan isu kudeta kepemimpinan Partai Demokrat bisa jadi hanya sebuah strategi politik. Terutama untuk menjaga popularitasnya atau partai secara kelembagaan di mata masyarakat.
Baca Juga:
Tidak Bisa Kelola Internal, Demokrat Bisa Diambil Alih Moeldoko
"Ini gaya politik word of mouth atau jadi pembicaraan publik dari mulut ke mulut,” kata Jerry dalam keterangan persnya, Sabtu (6/2).
Ia menilai, cukup janggal ketika kudeta itu dilakukan oleh mantan Panglima TNI yang juga besar di tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang tidak lain adalah mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat sekaligus ayah AHY.
“Mungkinkah beliau mengkhianati SBY ?,” ujarnya.
Menariknya lagi, walaupun beberapa kali elit Partai berlambang mersi itu membantah sasaran tembaknya ke Istana. Namun tudingan adanya dugaan keterlibatan elite Pemerintah pun cukup mengusik pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Menariknya, AHY menyebut ada keterlibatan orang-orang Jokowi ini pasti menggangu pemerintahan,” imbuhnya.
Begitu juga kepada Moeldoko, Jerry pun menilai bahwa seharusnya mantan Panglima TNI itu melakukan pembuktian bahwa tuduhan AHY dan elit Partai Demokrat lainnya tidak benar. Salah satunya adalah dengan menempuh jalur hukum.
“Jangan terkesan permainan politik petak umpet. Kalau Moeldoko merasa tak melakukan, kudeta berani nggak menempuh jalur hukum?,” tegasnya.
Namun, Ia berharap agar polemik tersebut tidak perlu diperpanjang. Apalagi saat ini Indonesia tengah fokus bagaimana menanggulangi pandemi COVID-19.
"Jangan bikin publik galau dan gaduh," tutupnya.

Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng mengapresiasi sikap Menkopolhukam Mahfud MD serta Menkumham Yasonna Laoly yang membantah telah mendukung Moeldoko untuk merebut Partai Demokrat.
"Bagus kalau kemudian yang disebut-sebut namanya itu bagus kalau melakukan klarifikasi," kata Andi kepada wartawan.
Sebelumnya, Andi menyebut Moeldoko mengklaim telah mendapatkan dukungan dari Partai Nasdem dan PKB untuk maju dalam Pilpres 2024. Hal tersebut disampaikan Andi berdasarkan keterangan saksi yang diajak bertemu Moeldoko dalam rencana pengambilan paksa atau kudeta terhadap kepemimpinan AHY di Partai Demokrat, sebagai kendaraan untuk Pilpres 2024.
"Katanya dia (Moeldoko) direstui oleh Pak Lurah dan didukung oleh menteri-menteri. Untuk 2024 katanya didukung PKB dan didukung Nasdem, tinggal Demokrat, begitu katanya," ujar Andi. (Knu)
Baca Juga:
Ini Tanda-Tanda Lunturnya Pengaruh SBY di Partai Demokrat