MerahPutih.com - Konferensi tingkat tinggi (KTT) yang ditengahi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakhiri perang di Ukraina akan diselenggarakan di New York, AS, pada 24 Februari 2022. KTT akan digelar tanpa kehadiran Rusia.
"Bagaimana Anda bisa mengundang negara yang tidak menginginkan perdamaian untuk (menghadiri) konferensi perdamaian?" kata Duta Besar Ukraina untuk Turki Vasyl Bodnar ketika ditanya mengenai laporan absennya Rusia dalam KTT yang akan dimediasi oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Menurut Bodnar, kehadiran Rusia justru merupakan tamparan keras terhadap keseluruhan gagasan KTT karena Rusia adalah negara yang merusak perdamaian dan ingin melanjutkan perang dengan pendudukan wilayah Ukraina.
Baca Juga:
Kompi Tank Polandia Bakal Dikirim ke Ukraina
Dia menyampaikan ada harapan untuk perdamaian di kawasan itu yang hanya bisa dicapai dengan mendorong Rusia keluar dari wilayah Ukraina, dan dunia harus menekan Rusia untuk menghentikan kegiatan militernya.
"Ini adalah perang untuk pembebasan dan kemerdekaan," kata Bodnar, yang menekankan pentingnya memulihkan integritas teritorial Ukraina, seperti dikutip Antara.
“Kami perlu membebaskan wilayah kami, memperbarui integritas wilayah kami, dan membangun hak berdaulat di wilayah kedaulatan kami. Itulah elemen kunci dari seluruh perang," tutur dia.
Baca Juga:
Rusia Sebut Kiriman Senjata NATO Perpanjang Penderitaan Rakyat Ukraina
Bodnar juga mengatakan bahwa Ukraina sedang memikirkan tentang penyelesaian masa depan dari seluruh situasi di wilayahnya.
"Kami membutuhkan perdamaian, dan kami mengusulkan formulanya," kata dia.
Formula perdamaian yang telah dipaparkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam KTT G20 yang diikutinya secara virtual pada November tahun lalu, mencakup keamanan nuklir, keamanan pangan, keamanan energi, dan penarikan pasukan Rusia. (*)
Baca Juga:
Rusia Klaim Serangan Balasan Tewaskan 600 Tentara Ukraina