“SUWE ora jamu, jamu godhong tela, suwe ora jamu temu pisan dadi ati” lagu gubahan RC Hardjosoebroto ini seakan mampu menggambarkan hari-hari terakhir para pemimpin negara yang hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia, pada 15-16 November 2022.
Untuk meninggalkan kesan mendalam tentang Indonesia kepada rombongan pemimpin itu, Pemerintah Indonesia memberikan kesempatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia. Mereka mewakili Indonesia dalam memberikan suvenir kepada rombongan pemimpin dunia.
Tak ayal, pelaku UMKM seolah dapat durian runtuh sekaligus banjir berkah. Omzet mereka bertambah karena banyak pemesanan untuk tamu, khususnya para pemimpin negara yang menghadiri KTT G20 Indonesia.
Baca juga:
Berkah Piala Dunia 2022 Qatar, Jadi Ajang Reuni sampai Update Soal Kehidupan
Pemberian suvenir tersebut otomatis akan membawa merek dagang mereka ke mata dunia. Pemimpin negara yang hadir antara lain Presiden AS Joe Biden, PM Jepang Fumio Kishida, Presiden China Xi Jinping, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeoln, PM India Narendra Modi, PM Inggris Rishi Sunak, dan masih banyak lainnya.
Berikut daftar lengkap merek UMKM yang kebanjiran berkah untuk dijadikan suvenir resmi oleh Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia (Kemensetneg):
1. Kipas Cendana

Kipas khusus ini terbuat dari Cendana yang terkenal dengan aromanya yang tak lekang oleh waktu. Kipas ini dibuat secara khusus oleh pengrajin Bali yang terampil, dengan sentuhan kayu ebony pada dudukan kayu. dan logo G20 yang dicetak, serta berlapiskan emas dan sterling. Kipas ini wujud kemewahan Indonesia
2. Dompet Duanyam

Dompet praktis dengan nilai kearifan lokal, inilah Compact Wallet Tenun. Dompet ini hadir dalam model flip yang ringkas tanpa ritsleting dan klip. Compact Wallet terdiri dari tiga slot kartu dalam dan kartu di luar dengan kombinasi tenun, anyaman lontar Flores, dan kulit sintetis yang customizable.
Baca juga:
3. Topi dan Tas Kulit Rotan

Topi Rotan ini memiliki material yang terbuat dari daun pohon palem atau yang kerap disebut daun lontar yang dikeringkan. Pembuatannya melibatkan pengrajin lokal yang bermukim di Karangasem, Bali.
Selain itu, ada pula tas rotan kulit yang terbuat dari bahan baku rotan yang diproduksi di Cirebon dan kulit yang diproduksi di Magetan. Kedua material dikirim ke Bali lalu dijadikan tas oleh pengrajin lokal.
Tas ini merupakan desain dari Ini – Itu Canggu yang dimiliki warga negara Indonesia dan memperkerjakan warga Bali. Sejauh ini, tas tersebut sudah dikirim ke banyak negara
4. Sojamu

SOJAMU (Suwe Ora Jamu) adalah merek lokal untuk minuman jamu yang dibuat oleh tangan dengan teknik kearifan lokal tradisional. Dibuat beralas rasa cinta terhadap keanekaragaman bahan-bahan jamu alami Indonesia. Tak kurang delapan bagian tanaman yang berbeda menjadi bahan utama jamu ini.
Jamu dibuat dari akar, rimpang, kulit kayu, daun, bunga, buah-buahan, dan biji-bijian beserta kulitnya. Semua produksi dilakukan di Jamu Kitchen di Jakarta. Bahan-bahan itu ditanam di seluruh pulau eksotis Indonesia, dipilih dan dikurasi sendiri, serta diproduksi dengan hati-hati oleh talenta lokal untuk memastikan kualitas yang konsisten.
5. Flores Cashew

JAVARA dengan bangga mempersembahkan Flores Mete. Kopi yang sohor dengan aroma krim, bunga, dan manisnya.
Pulau Flores menawarkan salah satu kacang mete kualitas terbaik di dunia. Tumbuh di atas tanah yang kaya tanah yang kaya mineral dan angin laut. Kacang mete ini dikumpulkan dengan tangan dan diproses menggunakan metode dingin yaitu hard-crack. Cara ini penting untuk mempertahankan rasa asli, tekstur, dan aromanya.
6. Kopi Konservasi

Berbeda dari biji kopi komersial, biji kopi konservasi termasuk kategori unik. Kopi Konservarsi memiliki prinsip dasar menerapkan sistem pengelolaan sosial dan lingkungan melalui beberapa praktik, yaitu konservasi ekosistem, perlindungan satwa liar termasuk hewan kecil dan mikroorganisme, pertanian berkelanjutan, tenaga kerja yang adil, dan penjangkauan sosial. (far)
Baca juga:
Du Anyam Bantu Pecahkan Masalah Ekonomi Sosial Perempuan Lewat Menganyam