Kronologi Penemuan Radioaktif di Perum Batan Indah
MerahPutih.com - Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, terpapar radioaktif. Di lokasi tersebut, unsur nuklir lebih tinggi dibandingkan kawasan lainnya.
Penemuan unsur radioaktif ini pertama kali saat Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) melakukan kegiatan rutin pengujian tingkat radioaktif di wilayah Tangsel (Pamulang, Perum Puspiptek, ITI, Muncul, Perum Batan Indah, Pasar Serpong) menggunakan alat RDMS-MONA.
Baca Juga
Diduga Bocor, Warga Serpong Diminta Tidak Masuk ke Area Radiasi Nuklir
Dari hasil pengujian pada beberapa lokasi tersebut ditemukan perubahan nilai/peningkatan radioaktivitas yang cukup tinggi pada area taman RW 04 Perum Batan Indah. Sedangkan, untuk lokasi lain masih pada ambang normal.
Atas temuan tersebut, Bapeten berkoordinasi dengan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Kemudian, mereka menutup area yang tepapar radioaktif. Pada tanggal 7-8 Februari 2020, Bapeten dan BATAN menemukan beberapa serpihan sumber radioaktif setelah melakukan penggalian tanah.
Pada Rabu (11/2), pihak Bapeten mengeluarkan surat tentang informasi adanya temuan kenaikan radioaktif kepada warga melalui ketua RW 04 Perum Batan Indah Kota Tangsel untuk membatasi area dari aktivitas warga untuk menjaga keamanan.
Masih adanya unsur radioaktif di area temuan, Bapeten akan mengambil keputusan untuk dilakukan dekontaminasi dengan melakukan pengerukan tanah sampai penebangan pohon di area temuan dengan radius -+ 10 m sampai tingkat paparan dinyatakan normal.
Objek sumber radioaktif yang di temukan berupa butiran seperti pasir dan objek-objek lain yang belum diketahui karena bercampur dengan tanah dan tidak berani untuk langsung dibersihkan. Adapun setelah dilakukan uji lab, jenis radioaktif yang ditemukan di antaranya Cs-137 (Cesium 137).
Baca Juga
Dampak yang dapat terjadi dari paparan radiasi sinar radioaktif atau nuklir adalah dapat merusak sel tubuh sehingga menimbulkan efek bagi kesehatan (kanker, katarak, mandul dll).
Sampai saat ini, Bapeten belum tahu siapa yang membawa radioaktif ke wilayah tersebut. Sejauh ini, mereka masih melakukan upaya dekontaminasi. (*)