MerahPutih.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus memetakan risiko potensi infeksi virus corona (Covid-19) via transportasi publik, utamanya kereta rel listrik (KRL).
Salah satu presentasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada jajarannya dalam rapat terbatas, Rabu (11/3), menyebut risiko kontaminasi terbesar terjadi di KRL Bogor-Depok-Jakarta Kota.
Baca Juga:
Tiga Stasiun Kebanjiran, PT KCI Lakukan Rekayasa Perjalanan KRL
Corporate Communications PT Kereta Commutee Indonesia Anne Purba mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya edukasi untuk mencegah penyebaran virus corona.
"Hingga saat ini KCI telah memberikan edukasi cuci tangan yang benar dan membagikan masker kepada pengguna di 36 stasiun," kata Anne dalam keterangannya, Rabu (11/3).
Pihaknya juga menyediakan lebih dari 700 botol hand sanitizer untuk 88 rangkaian kereta dan 80 stasiun.
"Kami rutin membersihkan seluruh rangkaian kereta seusai beroperasi dengan menggunakan cairan pembersih yang mengandung disinfektan," terang Anne.

Anne menambahkan, pihaknya juga menyiapkan pos kesehatan di 30 stasiun KRL yang dapat memberikan pertolongan pertama jika pengguna mengalami masalah kesehatan.
Di pos ini, pengguna juga dapat mengukur suhu tubuh, mendapatkan masker, hingga obat-obatan.
"Bila tidak dapat ditangani, petugas kesehatan akan merujuk pengguna ke rumah sakit terdekat," sebut dia.
Baca Juga:
KCI Ingatkan Penumpang Jangan 'Klepto' Ratusan Botol Hand Sanitizer di KRL
KCI juga terus melakukan upaya sosialisasi dan antisipasi. Pekan lalu, bekerja sama dengan PT KAI Daop 1 Jakarta telah mengadakan kegiatan rail clinic di Stasiun Depok dan Bogor.
Dalam kegiatan ini, KAI mengerahkan Kereta Rail Clinic yang melayani pengobatan gratis dan cek kesehatan bagi penumpang, serta memberikan edukasi mengenai kebersihan dan gaya hidup sehat untuk menangkal virus corona.
"Petugas juga akan melakukan random check suhu tubuh pengguna di stasiun-stasiun," sebut Anne. (Knu)
Baca Juga:
Rel Kereta Terendam Banjir, KRL Terapkan Rekayasa Pola Operasi