MerahPutih.com - Pemerintah meningkatkan alokasi KUR dari tahun 2022 yang sekitar Rp 360 triliun menjadi Rp 450 triliun pada tahun 2023 ,yang disertai dengan penambahan target debitur baru paling sedikit 1,76 juta debitur dan target debitur graduasi penyaluran KUR paling sedikit 2,36 juta debitur.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan kontribusi kredit usaha rakyat (KUR) terhadap ekspansi kredit pada tahun 2022 diperkirakan sekitar Rp 600 triliun atau sebesar 50 persen.
Baca Juga:
Pimpin Sindikasi Kredit 60 Bank, BPR Kredit Mandiri Dianugerahi Rekor MURI
"Dari jumlah tersebut sebesar 40 persen diberikan kepada usaha mikro," ucap Airlangga.
Kondisi tersebut, kata Airlangga menggambarkan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki daya tahan yang tinggi di tengah krisis.
Airlangga menegaskan, pemerintah akan terus mendorong UMKM lantaran sektor tersebut berkontribusi sebesar 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dan menyerap 97 persen tenaga kerja.
Selain itu, pemerintah juga mendorong agar penyaluran kredit kepada UMKM pada tahun 2024 bisa mencapai Rp 1.800 triliun atau 30 persen dari total kredit. UMKM yang disasar yakni kelompok penerima kredit dengan nilai penyaluran di bawah Rp 10 miliar.
Selama 10 tahun terakhir, penyaluran kredit kepada UMKM masih berada di level 22 persen dari total kredit. Kondisi itu harus menjadi perhatian bank untuk memikirkan apakah harus ada pemindahan porsi dari kredit komersial ke KUR.
"Ini merupakan salah satu satu tugas bank dalam memfasilitasi dan biasanya ini bisa lebih cepat kalau yang dibiayai merupakan sepanjang rantai nilai, mulai dari vendor sampai dengan offtaker dalam klaster sektor tertentu," katanya.
Baca Juga:
Bank DKI Salurkan Kredit Rp 48,37 Triliun pada 2022