Kota Hantu 'Terlarang' Ini Akan Dibuka Kembali

Leonard Leonard - Sabtu, 29 Agustus 2020
Kota Hantu 'Terlarang' Ini Akan Dibuka Kembali
Banyak ditemukan bukti peradaban khas 70-an. (Foto: common.wikimedia)

DI pantai timur negara pulau Mediterania di Siprus, ada kota hantu yang terperangkap dalam waktu. Ada dealer mobil yang dipenuhi mobil dari tahun 1974 dan toko-toko dengan gaya tahun 70-an di jendelanya. Setidaknya itulah yang dikatakan oleh segelintir orang yang berkelana ke zona terlarang di Varosha, Siprus.

Setelah pada 1974 Siprus dibagi menjadi Turki-Siprus di utara dan Yunani-Siprus di selatan, penduduk bekas distrik resor Varosha di kota Famagusta terpaksa mengungsi. Dan daerah itu menjadi bagian dari Zona Penyangga PBB yang dikenal sebagai Garis hijau.

Baca juga:

Kapal Perang Jerman yang Tenggelam Ini Statusnya Dilindungi

Resolusi keamanan tahun 1984 dari PBB melarang pemukiman kembali. Jadi satu-satunya pihak yang secara resmi diizinkan berada di dalam area yang sekarang dipagari ini adalah militer Turki.

1
Daerah itu menjadi bagian dari Zona Penyangga PBB. (Foto: cyprusmail)

Sekarang, 46 tahun kemudian, Perdana Menteri Republik Turki Siprus Utara, atau TRNC, Ersin Tatar berharap untuk membuka kembali area tersebut untuk umum.

Pada masa keemasannya, Varosha adalah rumah bagi 25.000 penduduk dan berhasil menarik pengunjung dari seluruh dunia pada awal 1970-an. Kota ini berhasil membuat tertarik nama-nama besar seperti Elizabeth Taylor, Richard Burton, dan Brigitte Bardot ke kota dengan 12.000 kamar hotelnya.

"Pada titik ini kami hampir mencapai titik memulai proses pembukaan kembali," kata Tatar kepada penyiar negara Turki TRT, mengutip CNN.

Baca juga:

Ada di Taiwan, Taman Tenang Perkotaan Pertama Dunia

2
Sempat menjadi tempat berlibur orang-orang terkenal. (Foto: hurriyetdailynews)

Walaupun belum ada jadwal yang dirilis, dilansir dari laman T+L, Tatar mengatakan pemilu yang akan datang dapat menunda rencana pembukaan tersebut. Namun dia berkomitmen untuk mengembalikan objek wisata tersebut jadi populer kembali. "Tidak ada yang bisa mengambilnya dari kami. Kami melanjutkan perjalanan kami yang sukses," tuturnya.

Varosha bukan satu-satunya kota yang ditinggalkan setelah ketegangan Turki dan Yunani pada 15 Juli 1974. Di Turki, komunitas Kayakoy juga berada di reruntuhan setelah pertukaran populasi tahun 1923 antara Muslim Yunani dan Kristen Turki. (lgi)

Baca juga:

Desa Italia Ini Terendam di Bawah Air Selama Lebih Dari 25 Tahun

#Eropa
Bagikan
Ditulis Oleh

Leonard

Bagikan