Korupsi Proyek Fiktif, KPK Periksa Direktur Keuangan dan SDM Wàskita Wado Energi

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Kamis, 16 Januari 2020
Korupsi Proyek Fiktif, KPK Periksa Direktur Keuangan dan SDM Wàskita Wado Energi
KPK (Foto: kpk.go.id)

MerahPutih.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap Direktur Keuangan dan SDM PT Waskita Wado Energi Tri Yuharlina dalam kasus dugaan korupsi pelaksanaan pekerjaan sub kontraktor fiktif pada proyek-proyek yang dikerjakan PT Waskita Karya (Persero).

Tri Yuharlina bakal diperiksa dalam kapasitasnya sebagai saksi untuk melengkapi berkas tersangka mantan Kepala Divisi ll PT Waskita Karya Fathor Rachman.

"Hari ini, dijadwalkan pemeriksaan terhadap Direktur Keuangan dan SDM PT Waskita Wado Energi Tri Yuharlina sebagai saksi untuk tersangka FR terkait tindak pidana korupsi pelaksanaan pekerjaan subkontraktor fiktif pada proyek-proyek yang dikerjakan PT Waskita Karya," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri saat dikonfirmasi, (16/1).

Baca Juga:

KPK Sita Dokumen Proyek Kampus IPDN dari Staf Waskita Karya

Selain Tri Yuharlina, penyidik juga memanggil tujuh karyawan PT Waskita Karya sebagai saksi untuk tersangka Fathor Rachman. Mereka yakni Ridwan Dharma, Fathor Rachman, Yusuf Adi, Lilis, Mira Hilmia Kusumawati, Mita alias Rahmita, dan Joko Ignatius.

Dalam kasus ini, Fathor dan mantan Kabag Keuangan dan Risiko Divisi II PT Waskita Karya Yuly Ariandi Siregar diduga menunjuk sejumlah perusahaan subkontraktor untuk melakukan pekerjaan fiktif pada 14 proyek yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya. Proyek-proyek tersebut tersebar di Sumatera Utara, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Timur, hingga Papua.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Foto: kpk.go.id)
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Foto: kpk.go.id)

Proyek-proyek tersebut sebenarnya telah dikerjakan oleh perusahaan lainnya, namun tetap dibuat seolah-olah akan dikerjakan oleh empat perusahaan yang teridentifikasi sampai saat ini. Diduga empat perusahaan tersebut tidak melakukan pekerjaan sebagaimana yang tertuang dalam kontrak.

Atas subkontrak pekerjaan fiktif ini, PT Waskita Karya selanjutnya melakukan pembayaran kepada perusahaan subkontraktor tersebut. Setelah menerima pembayaran, perusahaan-perusahaan subkontraktor itu menyerahkan kembali uang pembayaran dari PT Waskita Karya tersebut kepada sejumlah pihak, termasuk yang diduga digunakan untuk kepentingan pribadi Fathor dan Ariandi.

Baca Juga:

KPK Sita Dokumen Proyek Kampus IPDN dari Staf Waskita Karya

Atas tindak pidana ini, keuangan negara ditaksir menderita kerugian hingga Rp 186 miliar. Perhitungan tersebut merupakan jumlah pembayaran dari PT Waskita Karya kepada perusahaan-perusahaan subkontraktor pekerjaan fiktif tersebut. (Pon)

#KPK #PT Waskita Karya Terbuka (Tbk)
Bagikan
Bagikan