KOREA Selatan (Korsel) adalah salah satu negara paling maju didunia digital. Namun negara pengekspor Kpop itu memblokir gim seluler yang berkonsep play-to-earn atau P2E.
Pemerintah Korsel memblokir gim seluler P2E dan meminta Apple dan Google untuk menghapusnya dari toko aplikasi seluler, serta memblokir gim P2E yang hendak rilis.
Baca Juga:

Gim P2E menjadi populer karena terhubung pada mata uang kripto. Mereka yang memainkan gim ini biasanya harus membeli NFT untuk memainkan di level berikutnya atau menerima item dalam gim.
Komite Manajemen Game (GMC) Korsel pada Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, menyatakan awal pekan ini bahwa mereka memblokir peluncuran game P2E baru. Laman Coin Telegraph (3/1), menyebutkan pemerintah Korsel meminta gim yang sudah ada dihapus dari Google Play dan App Store Apple.
Toko aplikasi seluler besar yang beroperasi di Korea Selatan harus memblokir gim itu. Kemudian tindakan apa pun yang memerlukan pembelian dalam aplikasi, sebelum mengizinkan orang untuk bermain. Korsel memiliki peraturan ketat tentang perjudian, permainan, dan peringkat usia.
Dalam sebuah pernyataan, seorang pejabat pemerintah mengatakan, bahwa masuk akal gim p2e diblokir agar lebih aman menurut undang-undang karena pemberian uang tunai dalam gim dapat dianggap sebagai hadiah.
Baca Juga:

Menurut aturan hadiah yang diperoleh dari gim di negara tersebut tidak boleh melebihi 10 ribu won Korea atau sekitar Rp119 ribu. Meskipun langkah ini bukan larangan langsung, namun peraturan itu membuat gim P2E akan terseok-seok. Pastinya akan kesulitan untuk menemukan pemain karena gim P2E akan dihapus dari dua toko aplikasi seluler paling umum, tidak terkecuali yang baru rilis.
Sikap Korsel seperti ini memiliki konsekuensi negatif untuk semua aplikasi P2E, seperti, Axie Infinity dan Splinterlands, yang dipastikan akan kehilangan pemain di Korsel.
Negeri gingseng memang sering kali melakukan kebijakan maupun terobosan-etrobosan mutakhir. Sebelumnya Korsel menguji coba robot kecil yang berperan sebagai alat bantu belajar anak taman kanak-kanak. Ini menjadi percobaan untuk mempersiapkan generasi selanjutnya dengan lingkungan belajar hi-tech. (Rey)
Baca Juga: