SEHELAI hanbok membalut tubuh perempuan pewara di acara jumpa pers Korea Content Show di Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (1/9) sore. Ada yang berbeda pada pakaian tradisional Korea itu. Rupanya, bagian atasan hanbok tersebut dibuat dari kain batik berwarna hijau. “Hanbok ialah tentang mix and match. Jadi kami bisa membuat kain apa pun menjadi sebuah hanbok. Seperti kain batik nan cantik ini,” kata CEO Choyunju Hanbok Cho Yun-ju pada kesempatan itu.
Hanbok karya Yun-ju menjadi salah satu produk yang dipamerkan di ajang Korea Content Show nan digelar 1-3 September di Lobby 1 Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Korea Content Show digelar atas kerja sama Lodi dan Dreamers.id. Acara ini merupakan pameran yang menampilkan berbagai jenama Korea Selatan. Mereka hadir ke ajang ini untuk mendapatkan pemahaman tentang pasar Indonesia. Oleh karena itu, produk-produk yang dihadirkan belum dipasarkan di Indonesia.
BACA JUGA:
CEO Dreamers.id Richard Robot mengatakan jenama yang ikut memamerkan produk mereka kali ini mayoritas merupakan kategori food dan wellness. “Beberapa jenama dari Korea Selatan ini mencoba melakukan komunikasi dua arah dengan pasar Indonesia. Mereka mencoba memahami pasar Indonesia sekaligus membangun hubungan dengan mitra potensial di sini,” imbuhnya.

CEO Lodi Gregory Song mengatakan Indonesia merupakan tempat pertama yang mereka datangi mengingat budaya Korea sudah amat dikenal di sini. Hal itu diamini anggota parlemen Korea Selatan Kim In-bae yang turut hadir di acara tersebut. “Ini sebuah perayaan untuk hubungan diplomatik Korea-Indonesia yang telah terjalin selama 50 tahun. Kami akan memberikan konten terbaik dan berkualitas lewat acara ini,” katanya.
Produk-produk yang dikenalkan di acara perdana di Indonesia ini, menurut Song, merupakan produk spesial nan berbeda dari produk umum di Korea Selatan. Salah satu contohya ialah hanbok yang hanya dijual khusus di toko tertentu. “Kami juga memperkenalkan produk-produk makanan dengan sertifikasi halal,” katanya.
Song mengakui memperkenalkan produk makanan amat terkait dengan selera dan rasa orang Indonesia nan berbeda dengan Korea. Menurutnya, citarasa Indonesia lebih kuat ketimbang Korea. “Namun, sekarang kita lihat banyak orang mencari alternatif maknan sehat dengan citarasa yang tak terlalu kuat. Inilah yang coba kami tawarkan. Mungkin nantinya pasar Indonesia tertarik dengan makanan sehat dengan citarasa light,” jelasnya.
BACA JUGA:
Meski ada perbedaan dalam citarasa, Song mengaku orang Korea Selatan menyukai masakan Indonesia. “Nasi goreng dan mi goreng amat dikenal di Korea Selatan. Mahasiswa Indonesia yang berkuliah di sana banyak mengenalkan makanan Indonesia. Di masa depan, kami berusaha mengenalkan produk-produk Indonesia di Korea Selatan,” imbuhnya.
Pandemi yang menerpa dunia selama dua tahun ke belakang membuat produsen dan distributor di Korea banyak kehilangan pasar dunia. Dengan begitu, mereka perlu membangun kembali pasar internasional saat ini. Pasar tradisional Korea Selatan, menurut Song, yakni Tiongkok, Jepang, dan Amerika. Meski demikian, perusahaan Korea harus mencari pasar baru. Menurut Song, Indonesia punya daratan yang luas, jumlah penduduk yang banyak, dan fandom budaya Korea. "Jadi perusahaan-perusahaan ini ingin memperluas pasar di Indonesia. Selain itu, kami cinta Indonesia,” ujarnya menjawab Merahputih.com.

Buat kamu penyuka produk atau kebudayaan Korea, silakan datang ke Korea Content Show ini. Jenama seperti Choyunju Hanbok, Vegan Veganing, Haemalgeum, Korean Traditional Snack, serta satu layanan product placement asal Taiwan, Keymore. "Jadi acara ini bukan hanya untuk memperkenalkan. Di masa depan, kami berharap ada acara serupa. Kami tidak ingin hanya produk, kami ingin ada konten dan lainnya,” tutup Song.(dwi)
BACA JUGA:
Recharge Destinasi Wisata Korea Selatan untuk Libur Akhir Tahun