Korban Meninggal Dunia Tragedi Kanjuruhan Bertambah jadi 133 Orang

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 18 Oktober 2022
Korban Meninggal Dunia Tragedi Kanjuruhan Bertambah jadi 133 Orang
Sebuah ambulans disiapkan untuk membawa jenazah korban meninggal dunia akibat tragedi Kanjuruhan di RSUD Saiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (18/10). ANTARA/Vicki Febrianto

MerahPutih.com - Satu lagi korban Tragedi Kanjuruhan dinyatakan meninggal dunia. Korban bernama Andi Setiawan (33 tahun). Sehingga secara keseluruhan menjadi 133 orang.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar, dr Kohar Hari Santoso menyampaikan, Andi sudah dirawat sejak 2 Oktober 2022 kurang lebih pada pukul 03.00 WIB dengan kondisi kritis. Namun, hari ini Andi mengalami penurunan kesadaran dan kondisi sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Baca Juga

8 Korban Tragedi Kanjuruhan Masih Dirawat di RS

"Ada satu lagi korban dari tragedi Kanjuruhan yang sudah kami rawat sejak hari kejadian. Tadi ada penurunan kesadaran dan kondisi. Kami sudah coba perbaiki, tapi terakhir pukul 13.20 WIB kami nyatakan sudah meninggal," ucap dr Kohar Hari Santoso di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (18/10).

Dalam kesempatan itu, salah satu tim dokter anestesi dan ICU RSUD Saiful Anwar Malang dr Eko Nofiyanto menyampaikan, sejumlah trauma yang dialami korban adalah memar di paru-paru, patah tulang iga dan tulang paha sebelah kanan. Dengan kondisi tersebut, korban dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU).

Menurutnya, pengawasan secara penuh dilakukan kepada pasien sejak hari pertama masuk perawatan di rumah sakit. Namun, kondisi korban selama 16 hari menjalani perawatan di ICU tidak stabil dan kritis.

"Sejak datang hingga terakhir, pasien dirawat di ICU. Penyebab kematian ada multi-trauma yang dialami," ucap Eko dikutip Antara

Baca Juga

Komnas HAM Panggil PSTI, Dalami Penanganan Suporter di Tragedi Kanjuruhan

Ia menambahkan sejumlah langkah perawatan yang dilakukan pada saat pasien berada di ICU adalah membantu pernafasan pasien menggunakan alat bantu untuk menjamin ketersediaan oksigen kepada pasien.

Tetapi, kondisi pasien yang masih belum stabil tersebut, menyebabkan tim dokter tidak bisa melakukan tindakan operasi. Sehingga, penanganan selama 16 hari tersebut fokus pada trauma yang dialami korban.

"Saat pasien kita rawat, kondisinya tidak stabil. Jadi, masih belum memungkinkan untuk tindakan operasi," katanya.

Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata. (*)

Baca Juga

Pemerintah Bantah Ada Penghentian Biaya Korban Tragedi Kanjuruhan

#Kota Malang #Malang #Breaking
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan