Korban dan Kerusakan Akibat Siklon Seroja di Sabu Raijua Belum Terdata
MerahPutih.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara, masih mendata dampak kerusakan akibat bencana badai siklon tropis Seroja yang melanda wilayah itu.
Kepala Pelaksana BPBD Sabu Raijua Javid Ndu Ufi mengatakan, dari pantauan langsung dampak badai Seroja memang mengakibatkan banyak kerusakan seperti atap rumah warga yang rusak diterjang angin, bakhan ada pula rumah yang roboh.
Baca Juga:
3 Kabupaten Terkena Dampak Paling Parah Siklon Seroja
Di sisi lain banyak pohon-pohon besar yang tumbang dan menimpa baik rumah warga maupun fasilitas umum serta infrastruktur penting lain. Dampak kerusakan ini terjadi secara merata semua wilayah yaitu lima kecamatan di Pulau Sabu dan satu kecamatan di Pulau Raijua.
"Semua ini masih kami data melalui koordinasi berjenjang di kecamatan hingga desa/kelurahan. Kami sudah kirim format data ke grup desa tangguh dan masing-masing sementara mendata sehingga nanti dikirim untuk direkap di kecamatan dan dilanjutkan ke posko bencana BPBD," katanya.
Proses pendataan, dibantu petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang sudah tiba di Sabu Raijua menggunakan helikopter. Sementara untuk jumlah korban meninggal dari laporan sementara sebanyak dua orang akibat terseret arus kali maupun tenggelam di laut. Namun belum ada laporan korban meninggal khusus akibat badai siklon tropis Seroja.
Javid menambahkan, kendala di lapangan yang dihadapi yakni kondisi listrik yang belum beroperasi hingga saat ini sejak padam total pada 4 April sehingga jaringan telekomunikasi pun masih sulit diakses.
"Karena itu memang butuh waktu untuk kita data secara lengkap, sambil kita juga melakukan penanganan di lapangan seperti pembersihan pohon-pohon yang tumbang maupun puing-puing bangunan," katanya dikutip Antara.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kerahkan enam helikopter guna penanganan darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda 12 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Adapun enam helikopter tersebut meliputi Heli MI-8 dengan daya angkut delapan ton yang direposisi dari Kalimantan Barat dan Heli Kamov 32 A dengan daya angkut lima ton yang direposisi dari Riau.
Kemudian Heli EC-115 berkapasitas 12 tempat duduk, Heli AW 199 berkapasitas 7 tempat duduk, Heli jenis Bell 412EP dengan kapasitas 12 tempat duduk dan Heli AS-365 kapasitas 11 tempat duduk. hHelikopter tersebut akan difungsikan untuk mendistribusikan logistik dan peralatan di lokasi yang terisolir pasca terputusnya akses akibat longsor maupun akses penyeberangan laut yang tidak memungkinkan akibat gelombang tinggi.
Selain itu, helikopter tersebut juga difungsikan guna mengakomodir para warga yang membutuhkan pertolongan darurat terutama kelompok rentan, sekaligus untuk mengangkut tim medis yang ditugaskan di posko penanganan darurat. (*)
Baca Juga:
Kapolri Kirim Makanan, Vitamin Hingga Ratusan Personil Tangani Dampak Siklon Seroja