BATIK adalah satu dari sekian warisan tak benda yang tidak ternilai harganya. Sebagai bagian dari industri tekstil, kontribusi batik bagi perekonomian nasional cukup besar bahkan di masa pandemi. Menurut catatan Kementerian Perindustrian, kontribusi sektor batik terhadap devisa melalui capaian ekspor batik pada tahun 2020 mencapai 532,7 juta Dolar AS.
Selain itu, dilansir dari Antara, selama periode triwulan I tahun 2021 mampu menembus 157,8 juta Dolar AS.Guna mengapresiasi nilai seni dalam batik, Kaukus Perempuan Parlemen Indonesia (KPP-RI) menggelar pameran batik bertajuk Rupa Karya (Ruang Pameran Karya Anak Bangsa) mulai dari Senin (14/2) hingga Jumat (18/2).
Baca juga:
Pameran yang diselenggarakan di Selasar Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta tersebut akan memamerkan 20 karya terpilih dalam Lomba Desain Batik Nasional pada November 2021 lalu. Tema yang diusung pada Lomba Desain Batik Nasional akhir tahun lalu tersebut adalah Perempuan dan Rempah Indonesia.

"Penyelenggaraan kegiatan ini merupakan salah satu wujud komitmen KPP-RI dalam mendukung upaya pelestarian budaya nusantara melalui batik. kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai upaya melestarikan rempah khas Indonesia yang diwujudkan melalui kreativitas dalam motif batik Indonesia," ujar Presidium KPP-RI, Dewi Asmara, S.H., M.H.
Dalam sambutan tertulisnya itu, Dewi mengatakan selain memiliki kekayaan aneka rempah, Indonesia juga berlimpah dengan berbagai tanaman yang dapat dijadikan pewarna alami batik. Misalnya saga, kunyit, kayu nangka, dan manggis. "Dengan demikian, selain berkontribusi terhadap perekonomian, produksi batik juga berkontribusi terhadap upaya merawat dan melestarikan alam," ucapnya.
Baca juga:
“Industri batik merupakan salah satu sektor yang selama ini memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional, didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) dan termasuk sektor yang banyak membuka lapangan kerja, khususnya kaum perempuan. Lewat batik, UMKM bisa menjadi penyumbang devisa yang mendorong pemulihan ekonomi dan meningkatkan partisipasi masyarakat, terutama perempuan di dalam ekonomi,” tutur Ketua Panitia Pameran RUPA KARYA KPP-RI Casytha A. Kathmandu, S.E. Di akhir hari pameran yakni Jumat (18/2), akan diumumkan pemenang dari 20 karya yang dipamerkan.

Pameran ini didukung penuh oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI yang selama ini selalu memiliki program untuk memberdayakan UMKM termasuk sektor batik. Dalam pameran ini, tampil pula sejumlah komunitas perajin batik dan desainer yang memamerkan sejumlah koleksinya.
Sebagian besar komunitas perajin batik dan desainer yang berpartisipasi dalam pameran RUPA KARYA dikoordinasikan oleh Dekranasda (Jakpreneur) DKI Jakarta yakni KOMBAT (Komunitas Batik Tangerang), Batik Wolter, Afif Syakur (Pengurus Harian Yayasan Batik Indonesia), Batik Marunda, Batik Gobang, Elemwe, Rumah Batik Wijaya, Firdaus Batik, Batik Suqi, Zarming Batik, House of Hanum, Batik Ismoyo, Nany Batik, Batik Ghaweyan Dewe dan Oscar Lawalata. Pameran terbuka untuk umum, namun untuk menyaksikan pameran ini, seluruh pengunjung wajib mematuhi aturan protokol kesehatan dan membawa surat swab terbaru.
“Inti kegiatan ini adalah membangun sinergi dari hulu ke hilir untuk industri batik Nusantara. Semoga acara ini bisa menghidupkan terus semangat menjaga aset budaya dan identitas kita, sekaligus memperbaiki taraf hidup masyarakat, termasuk kaum perempuan melalui batik,” tutup Casytha A. Kathmandu. (Avia)
Baca juga: