Pesona Indonesia

Kontradiksi Pariwisata Pulau Sumba, Menarik Di Tengah Keterbatasan Infrastruktur

Eddy FloEddy Flo - Rabu, 22 Agustus 2018
Kontradiksi Pariwisata Pulau Sumba, Menarik Di Tengah Keterbatasan Infrastruktur
Presiden Jokowi di Lapangan Galatama, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) (Biro Pers Setpres)

MerahPutih.Com - Pulau Sumba dinobatkan sebagai salah satu pulau terindah di dunia versi majalah Focus, Jerman.

Majalah internasional dengan oplah penjualan mencapai lima juta eksemplar yang disebarkan ke berbagai negara di dunia itu, memilih Pulau Sumba karena kekayaan alam dan budayanya yang melimpah dan memiliki daya pikat istimewa.

Apalagi beberapa waktu lalu legenda sepak bola David Beckham memboyong keluarganya berlibur seminggu penuh di Sumba.

Di tengah pesonanya, Pulau Sumba justru minim infrastruktur. Akses ke sejumlah lokasi wisata boleh dibilang terbatas dan masih banyak perlu pembenahan lebih lanjut.

Hotel Nihiwatu Sumba
Rumah Pohon jadi salah satu daya tarik Nihiwatu Resort (Foto: nihiwatu.com)

Pulau Sumba yang selalu dijuluki negeri "Sandelwood" itu memiliki keindahan padang sabana yang nan luas, jarang ditemukan di belahan dunia manapun.

Pulau ini terkenal dengan alam laut dan pantai yang sangat eksotis, ada danau Weekuri, kekayaan wisata megalitik yang unik di dunia, serta berbagai produk budaya, seperti tenun ikat, rumah adat, serta budaya berkuda Pasola.

Terpilihnya Pulau Sumba sebagai salah satu pulau terindah di dunia, tentu akan menjadi daya dorong tersendiri bagi wisatawan untuk mengunjungi daerah itu. Wisatawan mancanegara dan domestik yang semula hanya melirik Pulau Flores, karena ada destinasi wisata unggulan Pulau Komodo di Manggarai Barat dan Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, sedikit demi sedikit mulai bergeser ke Pulau Sumba.

Badan Pusat Statistik NTT mencatat jumlah wisatawan yang masuk Pulau Sumba melalui Bandara Tambola, Sumba Barat Daya dan Umbu Mehang Kunda di Sumba Timur pada April 2018 mencapai 16.661 orang.

Air Terjun Lapogu Sumba Barat
Lokasi wisata Air Terjun Lapopu Sumba Barat (Foto: tourism.nttprov.go.id)

Jumlah kunjungan ini mulai meningkat menjadi 16.971 orang pada Mei 2018 dan menjadi 18.838 orang pada Juni 2018.

Di pulau ini pula cukup tersedia fasilitas hotel, bahkan ada hotel berkelas dunia, yakni Hotel Nihiwatu.

Namun, khusus untuk Hotel Nihiwatu, para wisatawan harus merogoh kocek yang dalam, karena harganya yang sangat mahal hingga mencapai ratusan juta rupiah untuk menginap semalam.

Hanya saja, infrastruktur pendukung seperti akses jalan, penerangan, air bersih, serta telekomunukasi dan internet belum sepenuhnya mendukung sehingga wisatawan merasa kurang nyaman.Se

Sebagaimana dilansir Antara, para wisatawan tidak bisa melakukan komunikasi dengan dunia luar, saat berada di lokasi-lokasi wisata maupun hotel-hotel tertentu di wilayah itu.

Di Hotel Mario misalnya. Di hotel yang terletak di bibir Pantai Kita Manangga Aba, Desa Ramadana, Kecamatan Loura, sekitar 10 kilometer dari pusat ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya, tidak ada jaringan telepon maupun internet.Akses jalan pun berlubang-lubang dan berdebu, sedangkan pada malam hari gelap gulita karena tidak ada penerangan.

Laguna Waikuri
Lokasi wisata Air Terjun Lapopu Sumba Barat (Foto: tourism.nttprov.go.id)

Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi NTT Abed Frans mengatakan pemerintah perlu membangun fasilitas, terutama akses jalan menuju lokasi-lokasi wisata.

"Utama adalah akses jalan untuk memudahkan transportasi bagi wisatawan yang akan berkunjung ke objek-objek wisata, selain air bersih dan penerangan," katanya.

Menurut dia, tidak semua wisatawan membutuhkan akses komunikasi karena tidak ingin diganggu saat liburan.

Akan tetapi, semua sarana dan prasana pendukung pariwisata, seperti jalan, air bersih, komunikasi, dan penerangan adalah hal penting yang harus disiapkan pemerintah untuk mendukung kemajuan pariwisata di suatu wilayah.

Para pengusaha yang ingin melakukan investasi dengan membangun hotel maupun restoran yang baik di suatu daerah tidak boleh dibebani dengan hal-hal yang memang menjadi kewajiban pemerintah.

"Semua harus bersinergi, jika kita ingin pariwisata di NTT ini bisa berkembang ke arah yang lebih baik," katanya menjelaskan.

Pengusaha pariwisata yang juga pemilik Hotel Mario Sumba Barat Daya Aloysius Purwa mengatakan tanpa internet yang kuat, mustahil daerah mampu menggerakkan sektor pariwisata sebagai lokomotif ekonomi suatu daerah.

Pantai Nihiwatu
Lokasi wisata Air Terjun Lapopu Sumba Barat (Foto: tourism.nttprov.go.id)

"Akses internet sekarang lebih penting dari pada makan dan minum. Jadi kalau tidak ada internet maka mustahil sebuah daerah mampu menggerakan sektor pariwisata, yang mampu menciptakan berbagai lapangan kerja," katanya.

Kendala yang dihadapi pihaknya dan pengunjung hotel, yakni ketiadaan jaringan telekomunikasi seluler sehingga pengunjung pun kesulitan mengakses internet dan menelepon.

"Saya ke Pulau Sumba untuk membantu saudara-saudara di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam memajukan sektor pariwisata di provinsi berbasis kepulauan itu. Kalau hanya sekadar mencari uang maka, maka tempatnya bukan di NTT, tetapi di Bali," katanya.

Hotelnya sudah mulai beroperasi sejak 2015, akan tetapi sampai saat ini belum dibangun fasilitas komunikasi di kawasan wisata itu.

"Berapa tahun lalu kami membangun menara sendiri untuk bisa mengakses jaringan seluler, tetapi tidak bisa," katanya.

Oleh karena itu, Aloysius berharap, pihak terkait bisa segera membenahinya dengan memasang menara dan perangkat Base Transceiver Station (BTS) untuk jaringan telekomunikasi seluler.

Selain tidak ada akses jaringan komunikasi, infrastrukur jalan ke pantai itu pun berlubang-lubang. Saat malam dengan gelap gulita yang menyergap karena ketidaan lampu penerangan jalan, membuat suasana menakutkan bagi mereka yang ingin ke hotel itu untuk menginap.

Akibatnya, waktu tempuh ke hotel yang hanya berjarak sekitar 10 kilometer dari kota itu pun lebih lama sekitar 25-30 menit karena kondisi jalan yang berlubang-lubang.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Tak Elok Tuding Pemerintah Lebih Sibuk Urus Asian Games Ketimbang Gempa Lombok

#Pulau Sumba #Pesona Indonesia #Tenun Ikat Sumba
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian
Bagikan