Pemulihan Ekonomi

Konsumsi Masih Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Triwulan Pertama Minus 1 Persen

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Senin, 08 Februari 2021
Konsumsi Masih Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Triwulan Pertama Minus 1 Persen
Perkantoran Jakarta. (Foto: Antara).

MerahPutih.com - Ekonomi diproyeksi masih minus pada triwulan pertama 2021, dengan diperkirakan pertumbuhan minus 1 persen. Namun demikian perekonomian Indonesia mulai membaik.

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menegaskan, salah satu faktor yang menjadi penahanan pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi rumah tangga yang masih rendah.

"Harus ada terobosan lain untuk mendorong konsumsi rumah tangga agar pemulihan ekonomi nasional dapat lebih terasa," ujarnya di Jakarta, Minggu (8/2).

Baca Juga:

Gapeka 2021, KAI Daop 8 Ringkas Waktu Rute Malang - Bandung hingga 150 Menit

Di samping itu, program PEN untuk UMKM dan korporasi juga harus dikaji kembali agar lebih tepat sasaran sehingga dapat mempercepat pertumbuhan perekonomian nasional, mengingat program PEN pada 2020 untuk sektor itu cenderung lebih banyak digunakan untuk menutup kerugian yang diderita pelaku usaha.

Tercatat, program PEN untuk UMKM sebesar Rp112,44 triliun dan korporasi sebesar Rp60,73 triliun pada 2020 selama tahun 2020.

"Untuk tahun 2021 juga memiliki prinsip yang sama dalam penggunaan program PEN. Kondisi itu akan membuat sulit untuk dijadikan penggerak pemulihaan ekonomi. Ke depan harus ada terobosan lain untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional," katanya.

Ekomom Indef M Rizal Taufikurrahman mengatakan, sinergitas dan harmonisasi antara kebijakan fiskal dan moneter serta bauran kebijakan (mix policy) perlu ditingkatkan.

"Monitoring pengelolaan kebijakan yang lebih terukur akan berdampak terhadap perbaikan pertumbuhan ekonomi nasional 2021," katanya.

Pasar. (Foto: Antara)
Pasar. (Foto: Antara)

Sebelumnya, BPS mencatat konomi Indonesia tahun 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen (ctc) dibandingkan tahun 2019.

Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 15,04 persen.

Sementara itu, dari sisi pengeluaran hampir semua komponen terkontraksi, Komponen Ekspor Barang dan Jasa menjadi komponen dengan kontraksi terdalam sebesar 7,70 persen.

Sementara, Impor Barang dan Jasa yang merupakan faktor pengurang terkontraksi sebesar 14,71 persen. (Asp)

#Pemulihan Ekonomi #Pertumbuhan Ekonomi Indonesia #Ekonomi Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Bagikan