ADA yang menghadiahkan keju hingga abu jenazah untuk musisi favorit mereka. Makin ke sini, para penggemar melakukan tindakan ekstrem untuk menciptakan momen ajaib mereka sendiri di konser.
Pink mendapatkan kedua benda yang disebutkan di atas ketika berada di atas panggung konsernya. Bayangkan betapa niatnya jika seorang penggemar membawa keju bulat sebesar roda, yang tidak muat dimasukkan ke tas biasa, ke arena konser.
Membawa keju berat itu, berdesak-desakan, mendekat ke arah panggung, lalu menunggu lagu yang tepat untuk menyerahkannya ke Pink. Tentunya ketika lagu slow berkumandang, bukan ketika penyanyi itu jumpalitan bak pesenam handal.
Bagaimana seseorang sampai pada pemikiran untuk menentukan: ya, saya akan melakukannya saat konser Pink, saya sudah membeli tiket berbulan-bulan yang lalu, dan semakin bersemangat sejak merencanakan akan membawa keju sebesar roda untuk dilemparkan ke atas panggung. Itu bukan keputusan yang normal.
Tahun 2023 ada banyak bintang pop yang dilempari beragam benda aneh ke atas panggung. Ketika tampil di acara BST Hyde Park di London, Inggris, Pink menerima keju seukuran roda dan sekantong kecil abu jenazah mendiang ibu seorang penonton. "Ini ibumu? Aku tidak tahu bagaimana perasaanku tentang ini," ujar Pink saat menerimanya.
Lil Nas X menghentikan pertunjukan di Stockholm setelah seorang penggemar melempar sex toys ketika konser berlangsung. "Siapa yang melemparkan vagina mereka ke atas panggung? Kenapa sih kalian semua ini," ujarnya.
Jika tiga hal itu masih dapat membuat kita tertawa, yang dialami Bebe Rexha membuatnya harus dibawa ke rumah sakit. Dia menerima jahitan setelah ponsel dilemparkan ke arahnya di atas panggung di New York, AS bulan lalu.
Ada pula penyanyi country Kelsea Ballerini yang harus menghentikan pertunjukan di Idaho, AS pekan lalu setelah wajahnya terhantam gelang yang dilempar dari penonton.
Mengesampingkan masalah keamanan artis yang seharusnya dapat mencegah kejadian itu, ada pula harus ditanyakan: mengapa, pada tahun 2023, ada tren seperti itu di konser?
Baca juga:
Tidak Bercanda, Ini Usaha Coldplay Ciptakan Konser Ramah Lingkungan

Tiga penyebab pelemparan
Penyebab makin maraknya penggemar yang melempari musisi di atas panggung konser merupakan kombinasi dari tiga tren yang tengah berlangsung, demikian dikatakan Joel Golby penulis untuk Guardian dan Vice.
Pertama, hubungan yang tarik-menarik antara penggemar dan artis yang meledak selama puncak media sosial dan menyebabkan energi ganas budaya fans base saat ini. Ketika mulai berjarak dan terkendali, penggemar berjuang untuk mendekat kembali.
Kamu mengira jika pergi ke tanggal 25 dari pertunjukan 70 kota dan berpikir akan mendapatkan pengalaman unik, padahal si musisi mengirimkan tweet dengan format standar beberapa jam setelah encore.
Namun, dengan video TikTok dari setiap sudut arena yang menyiarkan langsung bahkan sebelum pertunjukan berakhir, kamu benar-benar tahu apa yang akan didapatkan sebelum datang menonton konser.
Satu-satunya cara untuk menjamin kamu memiliki pertunjukan yang berbeda dari setengah juta penonton lain pada bulan ini adalah dengan melemparkan sex toy ke panggung penyanyi Old Town Road.
Baca juga:

Kedua, ini memang terasa seperti ujung akhir dalam perjalanan alami budaya penggemar yang rakus, karena menjadi penggemar super yang berteriak serak di stadion membuat kamu merasa seperti memahami artis secara unik, dan tahu segalanya tentang mereka.
Tren ini ada hubungannya dengan mengetahui segalanya itu. Pink mengangkat sekantong abu jenazah dan berkata, "Saya tidak tahu bagaimana perasaan saya tentang ini," akan langsung masuk ke buku pengetahuan Pink, misalnya.
Menjadi penggemar Pink sekarang melibatkan mengetahui bahwa itu terjadi. Menjadi orang yang menyerahkan sekantong abu jenazah kepada Pink? Tidak ada yang akan menyerahkan abu kremasi seperti yang kamu lakukan. Kamu dan dia terikat dalam hal ini, untuk selama-lamanya.
Katiga, tentu saja, ada fakta bahwa semuanya sekarang menjadi meme. Kita tahu Pink mendapat kejutan keju dan abu karena memiliki rekaman kejadiannya; kita tahu Lil Nas X menghentikan sebuah lagu karena ada rekamannya.
Beberapa artis telah berhasil menggunakan peristiwa ini dengan rapi ke dalam nama mereka, Charli XCX menandatangani popper dan douche selama berbagai acara temu sapa 2019, Phoebe Bridgers diberi pedang, yang kemudian dia ingat dalam bentuk tato.
Pekan ini Adele bercanda dalam show-nya di Vegas, "Kalau berani kamu melemparkan sesuatu ke arah saya, saya akan bunuh," ujarnya setelah sebelumnya menembakkan pelontar T-shirt ke arah penonton.
Kebiasaan melempari musisi di konser tidak mungkin ini berakhir dengan baik, seperti yang dialami Bebe Rexha. Perlu ditingkatkan lagi untuk menghentikan orang-orang semacam itu, tapi peristiwa-peristiwa tersebut terasa seperti momen yang sangat modern dalam fandom. Jadi, nikmati sebelum tidak dapat dilakukan lagi. (aru)
Baca juga: