Kondisi Udara Riau Mulai Membaik

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Rabu, 31 Agustus 2016
Kondisi Udara Riau Mulai Membaik
Sebaran asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Riau. (Foto: Twitte/Sutopo_BNPB)

MerahPutih Nasional - Saat ini kualitas udara di Riau mulai membaik. Hal tersebut lantaran intensitas hujan yang terus menerus ditambah upaya pemadaman. Berdasarkan rilis yang didapat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Selasa (30/8) pukul 09.00 WIB, indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Sumatera menunjukkan tidak ada kualitas udara yang tidak sehat.

"Di Pekanbaru, Kampar, Pelawalan, Siak, Dumai, Kepri, Aceh, Jambi dan Sumatera Utara ISPU dalam kondisi baik. Semua pengukuran di bawah 50 psi. Sedangkan di Rokan Hilir, Bengkalis dan Palembang pada level baik hingga sedang," tulis Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.

Namun, satelit MODIS dari NASA tidak mendeteksi hot spot kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau karena tidak melintasi wilayah Riau atau blank area. Berdasarkan pantauan udara dengan pesawat, terlihat karhutla masih cukup banyak terjadi. Kebakaran hujan di Kecamatan Sujud, Kabupaten Rokan Hilir masih berlangsung.

"Asap tebal masih terpantau menyebar ke bagian utara. Di Sujud ini adalah kebakaran yang paling luas di Riau. Diperkirakan lebih dari 50 hektare lahan terbakar. Begitu juga di Kecamatan Rantau Bais, Kabupaten Rokan Hilir, lahan seluas 40 hektare terbakar," lanjutnya.

Di daerah lain, berdasarkan pantauan satelit MODIS pada Selasa (30/8), terdapat 165 hot spot atau titip api, di mana 124 hot spot dengan tingkat kepercayaan Sedang (30-70 persen), dan 41 hot spot dengan tingkat kepercayaan Tinggi (lebih dari 70 persen). Hot spot mulai meningkat kembali di Kalimantan Barat yaitu terdapat 43 titik dan Kalimantan Tengah ada 12 titik.

"Untuk mengatasi karhutla di Kalimantan Barat maka BNPB dan BPPT mengoperasikan hujan buatan terhitung pada hari ini (30/8). Selain itu, BNPB telah menempatkan dua helikopter water bombing di Kalimantan Barat dan dua helikopter water bombing di Kalimantan Tengah," ujar Sutopo.

BNPB dan BPPT telah mengoperasikan hujan buatan di Sumatera Selatan dan Riau. Di Sumatera Selatan, hujan buatan telah menaburkan garam ke dalam awan-awan potensial sebanyak 69,9 ton sejak 13 Juni 2016 hingga sekarang. Sedangkan di Riau menaburkan 40 ton garam sejak 15 Juli 2016 hingga sekarang.

"Tersedianya awan-awan potensial di atmosfer menyebabkan hujan buatan efektif menjatuhkan hujan sehingga memadamkan api dan membasahi permukaan yang menyebabkan hutan dan lahan sulit terbakar," pungkasnya. (Yni)

BACA JUGA:

  1. 2400 Hektar Hutan Terbakar di Samosir
  2. Helikopter dan Pesawat Water Bomb Siaga Kebakaran Hutan di Riau
  3. Pembakaran Hutan Untuk Kepentingan Konglomerat dan Bisnis
  4. Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Meningkat
  5. BNPB: Satelit Deteksi 482 Hotspot Kebakaran Hutan di Wilayah Indonesia
#Riau #Kebakaran Hutan Dan Lahan (Karhutla) #Sutopo Purwo Nugroho
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan