Hari Kereta Api Indonesia

Kondisi Sepur Klutuk Jaladara, Ikon Pariwisata Kota Surakarta

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Jumat, 28 September 2018
Kondisi Sepur Klutuk Jaladara, Ikon Pariwisata Kota Surakarta
Kereta Uap atau Sepur Klutuk Jaladara. (MP/Win)

UMURNYA sudah tak muda lagi. Suaranya juga terdengar sayup. Namun, keberadaannya menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Solo. Mereka sering memanggilnya dengan nama Kluthuk. Ia merupakan Kereta Uap atau Sepur Klutuk Jaladara yang memiliki dua gerbong terbuat dari kayu jati.

Sejak sembilan tahun terakhir kereta lokomotif uap bernomor C 1218 ini rutin mengangkut wisatawan pada akhir pekan dan libur Nasional. Biasanya, pada hari Sabtu Kluthuk bergerak sore hari sekitar pukul 16.30 WIB dan Minggu pukul 9.30.

Kereta Uap atau Sepur Klutuk Jaladara. (MP/Win)
Kereta Uap atau Sepur Klutuk Jaladara. (MP/Win)

"Karena umurnya yang tak muda makanya diputuskan untuk pembatas perjalanan. Hal ini guna menjaga keberadaan sepur Klutuk Jaladara sebagai icon wisatawan kota Bengawan," ungkap Staff Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo Sandi Mulyanto.

Sekali perjalanannya, kereta tua ini hanya sanggup mengangkut sekitar 70-an penumpang dengan jarak tempuh sekitar 5 kilometer. Kluthuk memulai perjalanannya dari Stasiun Purwosari dan berhenti di Stasiun Solo Kota. Jalur kereta ini sejalur dengan Jalan Slamet Riyadi yang merupakan jalan protokol di Kota Solo.

Selain sensai klasik yang disajikan kereta ini, kita juga dihibur dengan pemandangan indah suasana Kota Solo. Kenapa tidak. Baru saja berjalan beberapa meter kita langsung disuguhkan dengan suasana ramai Kota Solo.

Menelusur sedikit maju, pemandangan Museum Radya Pustaka Solo yang merupakan salah satu museum tertua di Indonesia juga bisa dinikmati.

Jika berminat menikmati sepur Klutuk anda harus melakukan carter. Untuk satu kali carter Kluthuk anda harus mengeluarkan gocek sekitar Rp 3,5 juta untuk sekali jalan.

Tentang Sepur Klutuk Jaladara

Penamaan kereta tua ini juga terholong unik. Kata Sepur, diambil dari Bahasa Belanda spoor, sedangkan Kluthuk menyebut kereta uap dari istilah Bahasa Jawa. Sedangkat kata Jaladara berasal dari cerita Baratayuda yang merupakan kereta hadiah para dewa untuk Prabu Kresna.

Kehadiran Kluthuk di Solo adalah hasil kerja sama Kementrian Perhubungan, Pemerintah Daerah Jawa Tengah, dan Kota Solo.

Yang uniknya, operasi peresmian kereta wisata ini dulunya diresmikan oleh Wali Kota Solo kala itu, Joko Widodo yang saat ini menjadi Presiden RI.

Kondisi Kluthuk

Tahun 2017 lalu, Sepur Kluthuk sering rusak. Hingga suatu waktu ia pernah tak beroperasi beberapa bulan. Dan target yang sudah ditetapkan pemerintah tak tercapai.

”Dalam waktu satu tahun di targetkan mampu beroperasi sebanyak 80 perjalanan, namun saat itu hanya 48 saja, hal ini tak lepas dari seringnya sepur Klutuk mengalami perbaikan," katanya. (Win)

Baca Juga: Sepur Kluthuk Jaladara, Kereta Uap Susuri kota Solo

#Solo #Kereta Api #Kereta Kuno
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile
Bagikan