Kolaborasi untuk Menghadapi Tantangan Energi
Indonesia memiliki sejumlah tantangan untuk mewujudkan ketahanan energi. (Foto: Unsplash/Karsten Wurth)
LAPORAN teranyar International Renewable Energy (2023) menyebut penerapan Nationally Determined Contributions (NDCs), strategi jangka panjang rendah emisi dan net zero emission, berpotensi menurunkan emisi hingga 56 persen pada 2050. Jika seluruh inisiatif tersebut dilaksanakan, maka emisi karbon dunia bisa dipangkas sebesar 0.2 GtCO2 per tahun di 2050.
Meski begitu, Indonesia dihadapkan pada tantangan besar mewujudkan ketahanan energi, sekaligus transisi energi yang berkelanjutan. “Kita menghadapi tiga tantangan besar untuk meraih kemandirian energi yang berkelanjutan, yaitu pengembangan teknologi, kecukupan pendanaan, dan kesiapan SDM," ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam siaran pers yang diterima merahputih.com.
Baca Juga:
Pertamina Foundation Raih Penghargaan Environment Initiative of the Year
Untuk menghadapi tantangan ini, Nicke dan pihaknya sudah menjalinkan kerja sama dengan beberapa mitra. Terdapat 24 kerja sama Pertamina Foundation dan Universitas Pertamina dengan 18 mitra di lingkungan Pertamina dan eksternal. Kerja sama tersebut diharapkan jadi langkah awal menjawab tantangan energi bangsa.
Selain itu, untuk mendukung dekarbonisasi, jalinan kerja sama diteken dengan PT Pertamina International Shipping (PIS), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), PT Pertamina Power Indonesia (PPI), Commercial and Trading Subholding (CNT) PT Pertamina (Persero), dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S. Asngari, menyebut serangkaian inisiatif menuju dekarbonisasi dan NZE. Ia mengatakan salah satu langkah yang akan dilakukan ialah menyerap emisi karbon melalui penanaman 1,4 juta pohon dan membangun konservasi fauna endemik seperti Bekantan, Rusa Timor, Hiu Paus dan Paus Biru.
"Diiringi juga dengan program pemberdayaan masyarakat yang memberi manfaat bagi 500 rumah tangga lokal,” jelas Agus.
Baca Juga:
Nicke menyebutkan bahwa isu keberlanjutan merupakan perhatian penting bukan hanya bagi Pertamina, namun juga bagi bangsa Indonesia dan dunia. Maka dari itu, ia berharap setiap lapisan masyarakat dapat ikut berperan untuk menghadapi masalah ini. "Melalui kolaborasi sebagai bangsa Indonesia, kita akan bisa meraih kedaulatan energi," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Pertamina Prof. Dr. Wawan Gunawan A.Kadir, M.S., menggarisbawahi penyiapan SDM berkualitas dalam menjawab tantangan energi. Universitas Pertamina, lanjut Wawan, mendukung pembangunan SDM dalam aspek keberlanjutan melalui Sustainability Center.
"Dengan pembelajaran dan pelatihan aplikatif, diharapkan seluruh pekerja Pertamina memiliki mindset keberlanjutan dalam setiap aktivitasnya, guna menunjang visi sustainability Pertamina,” pungkas Wawan. (ikh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Ingin Kembangkan Sanitasi Ramah Lingkungan
2 Pemuda Lumajang Berhasil Olah Limbah MBG Jadi Produk Ramah Lingkungan, Buka Lapangan Kerja Baru
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Pemerintah Anugerahkan Kalpataru Lestari untuk Pejuang Hijau
Belajar dari Kearifan Lokal, Merawat Bumi Lewat Cara yang Sudah Lama Kita Punya
Jerry Hermawan Lo Kunjungi Pembangkit Listrik Energi Hijau Pertama di Karimun
Benoa Bali Kantongi Predikat Pelabuhan Hijau
Tim D'BASE dari BINUS ASO Siap Bertanding di Shell Eco-marathon Asia-Pacific and the Middle East 2025
10,3 Juta Penumpang Manfaatkan Face Recognition, KAI Kurangi Limbah Kertas
Buka Cabang di BSD, %Arabica Usung Konsep Ramah Lingkungan
Casio Luncurkan G-SHOCK GMAP2100ST, Jam Tangan yang Ramah Lingkungan