TARIAN daerah Dendang Digideng asal Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi pembuka Jakarta Fashion Week (JFW 2023) pada Jumat, (28/10). Arkian sejumlah model muncul di titian peraga, membawakan busana NTT yang terbuat dari kain tenun dengan motif indah nan beragam.
Busana NTT ini tampil berkat kolaborasi Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT, tiga desainer nasional (Defrico Audy, Maya Ratih, dan Temma Prasetio), dan pelajar NTT. Ini dilakukan untuk lebih memperkenalkan khazanah motif tenun NTT kepada masyarakat luas.
“Sebelum saya menjabat itu, saya tahu persis kalau tenun NTT itu sangat-sangat kaya karena kami dari 22 kabupaten kota. Kami mempunyai 737 motif, yang mana dari semua motif tersebut mempunyai filosofi dan cerita sendiri-sendiri,” ungkap Julie Sutrisno, Ketua Dekranasda NTT, Jumat (28/10).
Motif tenun NTT terjaga berkat pewarisan dari satu generasi ke generasi. Generasi tua dan generasi muda sama-sama berperan penting dalam melestarikan dan mengembangkan motif tenun NTT.
Baca juga:
Tampil Mewah dan Elegan, Dewi Fashion Knights Hadirkan Koleksi Luxe Ready To Wear

Karena itulah Dekrasnada melibatkan sejumlah siswa dan siswi SMK dari jurusan fesyen untuk memperkenalkan karya desain buatannya yang dapat ditampilkan dalam JFW 2023.
“Saya kumpulkan anak-anak SMA, yang fesyen maupun tekstil, untuk bisa belajar. Dari cara ukur sampai dengan jahit. Sampai dengan standarnya itu layak di panggung nasional dan internasional tersebut,” tambah Julie.
Juli berharap pelibatan ini mampu menarik anak muda NTT yang tertarik untuk terus berkarya dan memperkenalkan ragam motif tenun NTT di ajang nasional dan internasional.
Para pelajar memperoleh pelatihan dari Temma Prasetio, Maya Ratih, dan Defrico Audy sejak 2019. Tiga desainer nasional tersebut berlakon sebagai mentor. Mereka dipilih melalui proses kurasi.
Baca juga:
Hadirkan Tampilan Manis, Wardah Gandeng 7 Desainer Lokal di JFW 2023

Temma Prasetio mengatakan penampilan busana NTT di JFW 2023 bukanlah show-nya para desainer. “Intinya bukan kita (para desainer-Red.) yang show. Tetapi bagaimana kita membawa mereka, memberikan optimisme dan pandangan tentang dunia fesyen Ibu Kota,” ungkap Temma, salah satu desainer yang menjadi mentor para siswa.
Maya Ratih menuturkan hal serupa. Dia merasa hanya memperkenalkan dunia desain secara luas, tren fesyen, jenis-jenis warna, bahan, dan motif kepada para pelajar dan desainer lokal. “Jadi, tugas kami ini untuk membimbing para desainer lokal maupun siswi-siswi SMA bagian tata busana,” kata Maya.
Selebihnya, panggung JFW hari itu adalah milik para pelajar dan desainer lokal NTT. Murid-murid Temma memunculkan pakaian bergaya tuksedo dengan bahan dan motif tenun. Sementara nurid-murid Maya dan Defrico membawakan 18 koleksi busana formal yang modern dan indah. Seluruh koleksinya terangkai dalam tema “Harmony of Nusa”. (nbl)
Baca juga:
3Mongkis x Melissa Hadirkan Busana Youthful dan Sustainable di JFW 2023