MerahPutih.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menutup delapan sekolah dan mengalihkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Kedelapan sekolah tersebut adalah SDN 16 Solo, SDN Sayangan, SD Pangudiluhur St Valentinus, SMPN 4 Solo, SMAN 1 Solo, SMAN 5 Solo, SMK Mikael, dan SMA Warga Solo. Penutupan sekolah dilakukan karena ditemukan kasus siswa dan guru terpapar COVID-19.
Baca Juga
Gubernur DIY Evaluasi PTM 100 Persen Buntut Meningkatnya Kasus COVID-19
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka tak menampik bertambahnya klaster sekolah di Solo yang terjadi beberapa hari terakhir. Ia mengatakan sesuai Surat Edaran (SE) Wali Kota Solo jika ada sekolah ditemukan kasus COVID-19, sekolah bersangkutan ditutup sementara.
"Ya ada terus temuan klaster sekolah. Kalau ditemukan kasus positif ditutup kalau aman diteruskan, wis gitu wae," ujar Gibran, Selasa (1/2).
Disinggung terkait nasib PTM seluruh sekolah tingkat Kota Solo menyusul ditemukannya kasus klaster di sejumlah sekolah, Gibran menegaskan PTM tingkat Kota jalan terus.
"PTM tingkat kota tetap lanjut wae. Pendidikan nomor satu. Biar belajar hidup berdampingan dengan COVID-19," ucap dia.
Baca Juga
Kasus COVID-19 Meningkat, Pemkab Sleman akan 'Modifikasi' PTM 100 Persen
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan data terbaru sudah ada delapan sekolah di temukan kasus COVID-19. Kasus pertama ditemukan di SMA warga dengan total 25 orang siswa dan guru positif corona.
"Untuk tujuh sekolah lainnya data awal masing-masing sekolah ditemukan satu orang positif," kata Ning.
Ia mengatakan menindaklanjuti temuan itu semua orang yang pernah kontak erat dengan yang positif sudah dilakukan trancing dan tes PCR. Untuk hasil sejauh ini belum keluar.
"Surveilans di sejumlah SD, SMP dan SMA juga masih kita lakukan. Trancing masing-masing sekolah berbeda-beda, ada yang hanya 40 orang hingga 100 orang," tukas dia. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga
Angka Kasus Harian COVID-19 Mulai Meningkat, Gibran Bersikukuh PTM Jalan Terus