MerahPutih.com - Seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2021 bagi guru honorer di seluruh Indonesia membawa kesedihan mendalam bagi peserta yang sudah lanjut usia. Mereka harus menghadapi kecanggihan teknologi yang bertolak belakang dengan kemampuan fisik.
Salah satu peserta seleksi PPPK @inessuchiha mengaku, teriris hatinya melihat sejumlah orang yang sudah rentan harus mengikuti tes PPPK. Ketika seleksi, mereka harus perlahan-perlahan meraba huruf atau angka keyboard komputer.
Baca Juga
154 Pelamar CPNS Solo Tidak Hadir Saat SKD, Panitia Langsung Coret
Yang membuat dirinya merasa sedih ketika mereka harus mengerjakan soal essay yang tak sedikit. Para peserta lansia harus meraba-raba satu demi satu huruf yang akan mereka ketik.
Lihat realita seperti itu, dirinya pun menyayangkan keputusan pemerintah yang menurutnya kejam lantaran membuat tes seleksi menyulitkan guru honorer sudah tua, yang gaptek teknologi terlebih fisik lansia tidak seenergik.
"Liat realita kaya gitu, jadi ngerasa pemerintah kejem asli sama guru. Kurang apa lagi coba ngabdinya," tulis akun Twiter @inessuchiha.
Asli kasian banget tadi peserta PPPK, udah cukup tua. Sama komputer aja nunak nunuk. Masih gak PG pula, dan banyak bgt yang ga PG. Liat realita kaya gitu, jadi ngerasa pemerintah kejem asli sama guru. Kurang apa lagi coba ngabdinya..
— ticket to the moon ???? (@inessuchiha) September 13, 2021
Ia juga bilang, sebelum tes dirinya memberi dukungan kepada mereka yang sudah tua yang satu ruangan agar dapat bersemangat dan lancar dalam tes seleksi PPPK 2021.
Meski sudah menyalurkan dukungan, tapi mereka para orang tua yang selesai seleksi, terpancar dari raut wajahnya sedikit tidak berenergi dan sedikit melas. Mungkin mumet atau sedih melihat soal-soal tes seleksi PPPK 2021.
"Pas keluar pada sedih, pada murung. Ya ampun," lanjutnya.
Ia pun menyarankan kepada pemerintah untuk tidak membuat tes seleksi PPPK menggunakan komputes dan soal yang berjubel untuk guru honorer sudah lanjut usia. Mending mereka dikasih diklat atau pelatihan yang sesuai meteri-materi pembelajaran di sekolah.
Ia pula memohon Badan Kepegawaian Negara (BKN) daj Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mekendikbud) untuk mengevaluasi tes seleksi PPPK tahun ini. Sehingga tahun berikutnya tidak lagi mengisahkan kesedihan bagi peserta PPPK guru honorer.
"Ya bayangin aja, udah jauh semangat dan karena punya harapan untuk dapat penghargaan lebih baik. Eh gak lolos PG, meskipun udah ditambah skor umur 35+. Pasti kecewa banget, apalagi PGnya tinggi. Ada tes tahap 2, yo mau ngapain," ucapnya. (Asp)
Baca Juga
2.567 Orang CPNS Kabupaten Sukabumi Tes SKD di Universitas Telkom