Kisah Pekerja yang 'Dituduh' Positif COVID-19 di Tengah Maraknya Isu PHK

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Rabu, 07 Oktober 2020
Kisah Pekerja yang 'Dituduh' Positif COVID-19 di Tengah Maraknya Isu PHK
Kisah seorang pekerja yang sempat dituduh covid di tengah insecure PHK saat pandemi (Foto: pixabay/fotorech)

AKIBAT pandemi Virus Corona yang 'menghantam' Indonesia, sejumlah perusahaan banyak yang terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada karyawannya, bahkan hingga harus gulung tikar alias bangkrut.

Hal itu lantaran banyaknya perusahaan yang kehilangan pendapatan dan berhentinya perputaran uang akibat adanya PSBB, serta kekhawatiran orang-orang untuk keluar rumah karena ketakutan akan terpapar COVID-19.

Baca Juga:

Enggak Perlu Insecure Lihat Dagangan Orang Lain Lebih Laku

Coba kamu bayangkan, di masa sulit pandemi Virus Corona ini, banyak orang-orang yang di PHK, sementara mencari pekerjaan bisa dikatakan sangat sulit di masa pandemi ini. Alhasil banyak yang memutar otak dengan cara berjualan atau mengerjakan apapun demi menyambung hidup.

Rasa Insecure akan di PHK saat pandemi virus Corona tentunya dirasakan oleh banyak orang, salah satunya ialah Jovi (bukan nama asli), salah satu pegawai yang bekerja di sebuah perusahaan swasta besar di Jakarta.

Jovi mengawali masa pandemi Virus Corona di Rumah Sakit (Foto: pixabay/artisticoperations)

Disaat bulan-bulan pertama pandemi COVID-19 melanda Indonesia sekitar Maret 2020, Jovi terkena cobaan dengan kondisi kesehatan yang kurang baik.

"Dari awal pandemi bulan maret, saya mengawali pandemi ini dengan sakit, saya terpaksa harus dirawat di rumah sakit," ujar Jovi.

Setelah menjalani perawatan dan pemeriksaaan, Dokter mendiagnosa Jovi terkena Typhus. Namun beberapa hari kemudian, mulai muncul berita sejumlah orang di Indonesia tepapar Virus COVID-19.

Lantas saja pihak kantor Jovi yang tahu bahwa Jovi dirawat langsung menyarankan untuk tes COVID-19. Pada waktu itu untuk melakukan test dibutuhkan prosedur cukup banyak, karena masih di awal-awal mula pandemi masuk ke Indonesia. Tak seperti kondisi sekarang rapid test dan swab test mudah dilakukan di banyak Rumah Sakit.

Baca Juga:

Antiboros, Jurus Waras Finansial Pandemi

Beban pikiran Jovi lantas bertambah lantaran khawatir apakah dirinya terpapar COVID-19 atau tidak. Namun pihak Dokter mengatakan tidak ada indikasi ke COVID-19, hingga dokter menyarankan tak usah untuk test saat itu. Mirisnya, pihak kantor tetap kekeh agar Jovi melakukan test COVID-19.

"Disitu saya drop banget, saat kondisi saya lagi sakit, terus kantor malah kaya gitu, kayak yang gimana yah," jelasnya.

Jovi dirawat sekitar 15 hari di Rumah sakit, dan 15 hari lagi masa penyembuhan harus rutin checkup ke rumah sakit. Saat itu Jovi belum bisa kerja sama sekali. Di minggu keempat dia mencoba kerja namun fisiknya belum kuat.

Tak masuk bekerja hampir sebulan dan mendengar cerita teman yang banyak jadi korban PHK membuat Jovi menjadi insecure kehilangan pekerjaan (Foto: pixabay/geralt)

Disaat bersamaan dengan kondisi tubuh yang kurang sehat dan tak bisa mengerjakan pekerjaan hampir sebulan. Jovi tak menampik jika dirinya merasa sangat insecure, terlebih banyak rekan-rekan disekitar lingkungannya yang jadi korban PHK.

"Lebih pasrah sih, jadi yang ketakutannya ini sampe kapan, apakah memang akan ada phk-phkan kaya perusahaan lain?, soalnya diawal banyak banget kantor-kantor yang mulai tutup, terus saya juga dapet curhatan dari teman dia udah di phk dari kantornya," kata Jovi.

"Terus saya kaya yang 'Wow' seberdampak gitu pandeminya, terus saya mikir kalo perusahaan tempat saya kerja bangkrut itu gimana yah," lanjut Jovi.

Insecure Jovi akan di PHK bertambah kuat kala Tunjangan Hari Raya tak diberikan full, atau hanya setengah, dan setengahnya lagi dijanjikan perusahaan akan diberikan pada bulan-bulan berikutnya. Jovi merasa sangat khawatir karena hal itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Namun saat itu Jovi hanya bisa berpikir positif, karena perusahaan tempat bekerjanya cukup besar, dia menganggap perusahaannya tak akan 'bangkrut'.

Tapi, berdasarkan pengakuan Jovi, meski dirinya hampir satu bulan terbaring sakit dan tak melakukan pekerjaan sama sekali, pihak kantor tak memberikannya Surat Peringatan atau SP.

"Saya juga pernah bilang ke atasan, 'mas aku udah enggak kerja lama banget yah' sempet perasaan enggak enak ke kantor, lama banget istirahat, tapi di satu sisi saya harus prioritasin tubuh saya sembuh dulu. untungnya kantor memahaminya," kata Jovi.

Ketika waktu gajian bulanan akan tiba setelah Jovi mulai memasuki tahap pemulihan, Jovi merasa pasrah dan sudah menyiapkan mental bila upahnya tak dibayarkan full.

Karena Jovi mengaku satu bulan tak bekerja maksimal, contohnya dari target 360 pekerjaan, dia hanya mengerjakan 15 pekerjaan saja.

Beruntung pihak kantor Jovi tetap membayarkan gajinya full dan mengerti kondisi Jovi yang masih sering drop usai sakit typhus.

Jovi berusaha mengatasi insecure dengan mencari penghasilan tambahan (Foto: pixabay/paulbr75)

Meski Jovi berpikir perusahaan mengerti keadaan kesehatannya yang kurang baik, dia tetap berusaha mengatasi insecure di PHK dari kantornya.

"Waktu itu sempet jualan buah, ikutan jualan buah bareng kakak dan juga jualan parfum dari dropshiper gitu, untuk penghasilan tambahan. karena pikiran gaji saya takutnya enggak dapet full, kaya punya uang jajan tambahan gitu deh," jelas Jovi.

Untuk mengatasi insecure, selain mencari penghasilan tambahan, Jovi menjelaskan yang terpenting ialah menyiapkan mental. Menurutnya insecure itu harus dilawan dengan kenyataan.

"Ketika kamu insecure di PHK jangan dipikirin banget, tapi lebih ke yang di situasi ketidak pastian sekarang, kamu tetap melakukan pekerjaan dengan baik, agar kalaupun kamu di phk itu secara terhormat, meninggalkan kantor dengan perasaan bangga. Sebisa mungkin tetap bekerja secara profesional," kata Jovi.

Bekerjalah secara maskimal agar perusahaan tetap percaya dengan kinerjamu (Foto: pixabay/pexels)

Jovi menjelaskan, bila kamu tetap bekerja secara profesional, kantor akan berpikir bila kamu punya potensi dan bisa dipercaya. Intinya, bekerjalah secara maksimal sesuai dengan kemampuanmu

Selain mencari penghasilan tambahan dan menyiapkan mental, salah satu yang bisa mengatasi insecure di PHK bagi Jovi ialah menyiapkan tabungan. Karena kamu akan merasa 'aman' meski sementara, ketika kamu di PHK.

"Saya menyiapkan tabungan, 70% dari gaji saya tabungin, harus komitmen itu, daripada uang kebuang entah kemana, mending buat tabungan yang bisa diambil pas lagi butuh, misal buat persiapan ongkos cari pekerjaan baru kalau kena PHK gitu," tutup Jovi.

Jovi menjelaskan aturlah keuangan dengan skala prioritas, terlebih di jaman sulit pandemi ini. Karena, ketika mental, tabungan dan beberapa hal sudah siap, kamu tak akan merasa 'sakit' bila terkena PHK di saat pandemi. (Ryn)

Baca Juga:

Langsung Insecure Waktu Lihat Teman Lebih Produktif?

#Oktober Satgas Waras #COVID-19 #Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan