Kisah Hidup Tan Joe Hok Legenda Bulu Tangkis Indonesia

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Senin, 27 Agustus 2018
Kisah Hidup Tan Joe Hok Legenda Bulu Tangkis Indonesia
Tan Joe Hok, legenda hidup bulu tangkis Indonesia. (Foto/Istimewa)

MENTARI mulai menyinsing di Ibu Kota Jakarta. Seorang bocah kampung tampak sedang tergesa-gesa. Dengan menumpangi becak, ia melaju menuju bandara Kemayoran, Jakarta Pusat.

Meski tanpa dampingan seorang pun, ia tetap teguh bertolak ke Singapura. Tujuannya satu. Berjuang mengolah shuttlecock untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia di pentas dunia.

Bocah itu benama Tan Joe Hok alias Hendra Kartanegara.

Tan Joe Hok, legenda hidup bulu tangkis Indonesia di kediamannya, Jumat (22/1). (MerahPutih/Rizky Fitrianto)
Tan Joe Hok, legenda hidup bulu tangkis Indonesia di kediamannya, Jumat (22/1). (MerahPutih/Rizky Fitrianto)

"Saya berangkat sendiri dengan naik becak ke bandara Kemayoran," kenang Tan memulai pembicaraannya kepada merahputih.com di kediamannya.

Niat besar Tan berbuah lebat. Ia bersama tim Thomas Indonesia, yakni Ferry Sonneville, Tan King Gwan, Njoo Kim Bie, Lie Poo Djian, Olich Solichin, dan Eddy Yusuf berhasil mempermalukan Malaysia dengan skor 6-3.

Dengan kepala tegap Tan pulang ke Indonesia. Sesampainnya, Tan beserta kolegannya disambut meriah dan di arak keliling kota oleh masyarakat Indonesia. "Seluruh Jakarta berwarna kuning," ucapnya sambil membalik-balik pikiran ke masa lalu.

Pujian yang berlimpah tak membuat Tan cepat puas. Ia terus mengasah kemampuannya dan merebut banyak gelar untuk Indonesia di bidang olahraga bulu tangkis. Hingga suatu saat ia mendapatkan gelar "The Giant Killer" (Pembunuh Raksasa).

"Saya mendapatkan julukan tersebut karena berhasil mengalahkan semua pemain terbaik sehingga Indonesia berhasil memboyong Piala Thomas untuk pertama kalinya," jelas Tan.

Nama Tan semakin meroket diiring prestasi-prestasi internasional yang ia raih. Hampir semua kejuaraan nasional maupun internasional ia kumpulkan. Mulai dari, Juara Piala Thomas 1958, 1961, 1964 bersama Tim Thomas Indonesia, Juara Kejuaraan Nasional 1956 di Surabaya, Juara All England 1959, Juara AS Terbuka 1959 dan 1960, Juara Kanada Terbuka 1959 dan 1960, hingga Juara Asian Games 1962.

Kekaguman Sukarno

Sukarno. (Foto/baltyra.com)
Sukarno. (Foto/baltyra.com)

Dengan segudang prestasi yang ia miliki, diam-diam Presiden Sukarno mengamatinnya. Sang Proklamator tersebut mengaku bangga dengan torehan prestasi yang diukir Tan Joe Hok.

"Banyak insinyur, banyak dokter tetapi manusia seperti kamu yang mewakili bangsa dan negara bisa dihitung dengan jari," ucap Tan mengingat pesan Sukarno kepadanya.

Kekaguman Bung Karno tak sampai di situ. Merujuk pada prestasi Tan untuk Indonesia Presiden Pertama Indonesia tersebut memberikan beasiswa kepada Tan.

Kembalikan Uang Pemberian Indonesia

Tan Joe Hok, legenda hidup bulu tangkis Indonesia di kediamannya, Jumat (22/1). (MerahPutih/Rizky Fitrianto)
Tan Joe Hok, legenda hidup bulu tangkis Indonesia di kediamannya, Jumat (22/1). (MerahPutih/Rizky Fitrianto)

Pemerintah yang bangga atas prestasi Tan memberikan hadiah berupa uang ribuan dollar, tapi pemberian itu ditolaknya.

Seusai menjuarai All England, Tan mengambil kuliah di jurusan Premedical Major in Chemistry and Biology, Baylor University, Texas, Amerika Serikat. Ia sadar hidup sebagai atlet bulu tangkis tak bisa menjamin masa depan.

Meski begitu, ia kembali ke Indonesia untuk mempertahankan Piala Thomas pada 1961 karena didorong rasa nasionalisme. Sukses mempertahankan Piala Thomas, Tan disambut Presiden Sukarno dan mendapat tanda jasa Satya Lencana Kebudayaan.

Sambil menunjuk-nunjuk, Sukarno berkata kepada Tan. ”I will give you a scholarship”," kata Tan menirukan Sukarno.

Dan, benar saja ketika kembali ke Texas, Tan mendapat kejutan di kotak suratnya.

"Suatu hari setelah kembali ke Texas, saya membuka kotak surat mendapati sebuah surat berisi cek senilai US$1.000 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jumlah itu cukup besar di masa itu. Anda bisa bayangin. Harga mobil Impala keluaran baru saja harganya US$2.000. (Uang) Itu untuk setiap bulan. Hitung saja kalau saya tinggal beberapa tahun di sana," ujar Tan.

Namun, Tan merasa tidak berhak atas pemberian uang tersebut. Ia merasa sudah cukup dengan beasiswa yang diterimanya.

"Zaman dahulu orang itu militan bukan mata duitan," tukasnya. (*)

Baca Juga: Cerita Para Peraih Medali Emas Asian Games 1962

#Asian Games 2018 #Asian Games 1962 #Tan Joe Hok #Atlet Bulu Tangkis #Bulu Tangkis Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile
Bagikan