Lapsus Jejak Seni Bela Diri Tionghoa

Kisah Encek Bacih dan Empat Pendekar Pendiri PGB Bangau Putih

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Minggu, 18 Februari 2018
Kisah Encek Bacih dan Empat Pendekar Pendiri PGB Bangau Putih
Encek Bacih saat mengajar anaknya yang bernama Gunawan Rahardja. (Repro Merahputih.com/buku Melacak Jejak Kungfu Tradisional di Indonesia)

NAMA Lim Sin Tjoei atau Encek Bacih, mungkin tak bisa dipisahkan dari arus histori pendiri Persatuan Gerak Badan (PGB) Bangau Putih, Bogor. PGB Bangau Putih sendiri merupakan sebuah perguruan silat yang dilatarbelakangi dari pelbagai macam disiplin bela diri.

BACA JUGA: Lebih Mengenal Seni Bela Diri Tionghoa

Menurut Alex Cheung, Charly Huang, dan Erwin Tan dalam buku Melacak Jejak Kungfu Tradisional di Indonesia menjelaskan, sebelum mendirikan PGB Bangau Putih, sejak tahun 1946 sampai 1952 Encek Bacih kerap berlatih dan bertukar ilmu dengan para sahabat dan keluarganya. Beberapa sahabat yang tercatat di antaranya adalah Tjie Kwat Tjeng, Oey Teng Tjong, Gouw San Tong, dan Tjoa Khek Kiong.

Selain itu, dalam latihan tersebut Lim Sin Tjoei juga ditemani empat pendekar silat yang terkenal di kalangan masyarakat Bogor. Mereka itu ialah Tjio Wie Kwat, Lim Sin Tjoan, Kwee Hian Tjie, dan Lim Kie Gwan (Lim Kui Guan), yang dikenal dengan sebutan Lima Pendekar Macan Pulo, termasuk Lim Sin Tjoei.

"Dari latihan bersama yang dilakukan secara terbatas di Gang Angbun itu bisa dibilang merupakan cikal bakal PGB Bangau Putih yang ada saat ini," tulis Alex Cheung dkk dalam buku tersebut.

Lima Macan Pulo Geulis Mendirikan Perguruan Silat

Meski pada awalnya melakukan latihan secara terbatas, tetapi lambat waktu masyarakat mengetahui akan kelebihan bela diri Lim Sin Tjoei, Tjio Wie Kwat, Lim Sin Tjoan, Kwee Hian Tjie, dan Lim Kui Guan. Masyarakat Bogor pun menjuluki mereka dengan sebutan Lima Pendekar Macan Pulo Geulis.

"Walaupun mereka tak pernah berniat menjuluki diri mereka dengan nama panggilan tersebut, namun julukan ini menyebar di kalangan masyarakat," kata Alex Chung dkk.

Pada tahun 1952, kehebatan Pendekar Macan Pulo Geulis membuat masyarakat terpukau. Akibatnya banyak dari masyarakat yang berminat mendalami ilmu bela diri kepada para pendekar tersebut. Arkian, Lim Sin Tjoei bersama empat pendekar sepakat mendirikan sebuah perguruan silat.

Namun, sebelum mewujudkan impiannya itu, Lim Sin Tjoei terlebih dulu meminta saran ayah angkatnya, Lim Kim Bouw. Tak dinyana, gayung pun bersambut. Pada tanggal 25 Desember 1952, Lim Sin Tjoei bersama empat pendekar Macan Pulo Geulis berkumpul di Gang Angbun, Lebak Pasar, Bogor.

BACA JUGA: Kisah Ilmu Tebasan Golok Kwan Kong Wong A Thay

Mereka secara resmi mendirikan Persatuan Gerak Badan (PGB), di mana bangau putih menjadi simbolnya. Pada saat itu, PGB masih dikenal dengan nama Shaolin Pek Ho Pay.

Adapun bangau putih diambil sebagai lambang karena warna putih yang mencerminkan kesucian. Sedangkan gerakan bangau dinilai sangat tenang dan luwes, tetapi keras.

Menurut mereka, bangau kerap berkumpul dalam kelompok, tidak suka mencari musuh, dan mampu hidup di darat, air, dan udara. Saat itu, Lim Sin Tjoei ditunjuk menjadi pelatih utama. Sedangkan keempat Macan Pulo Geulis lainnya bertindak sebagai pengawas.

Selain itu, dalam perkembangannya dibentuk juga Blok 18 atau Sin Pay Touw Tee yang bertugas menjadi asisten pelatih. Beberapa nama yang termasuk dalam Blok 18 ini antara lain Karta Lugina, Hardja Lugina, Jo Tjin Kie, Tan Kong Hwa, Tan Sing Kun, Oey Kiat Hoey, Jhon Atmadja, dan Ouw Tjun Liong.

BACA JUGA: Jago Kuntao Lo Ban Teng, Si Malaikat Berwajah Putih

Sejak PGB didirikan, Lim Sin Tjoei kemudian dipanggil murid-muridnya dengan sebutan Babah Tjoei atau Encek (paman) Bacih. Ia juga berjanji untuk mendidikasikan hidup dan waktunya untuk kemajuan perguruan silat. Karena itu pula, Encek Bancih pun kemudian menyandang gelar Suhu (guru).

"Perguruan Silat Bangau Putih bukan semata tradisi turun-temurun yang akan punah pada satu generasi, tetapi menjadikan suatu budaya yang lestari," kata Lim Sin Tjoei, seperti dikutip dalam buku Melacak Jejak Kungfu Tradisional di Indonesia. (*)

#Lapsus Bela Diri Tionghoa #PGB Bangau Putih #Encek Bacih #Lim Sin Tjoei
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan